Berita Tanjab Timur

Menjadi Primadona, Beras SPHP di Tanjab Timur Sempat Putus

Menjadi beras Primadona dan banyak diminati oleh Masyarakat, Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau beras SPHP di pasar kalangan sabak barat

Penulis: anas al hakim | Editor: Herupitra
Anas Al Hakim/Tribunjambi.com
Menjadi beras Primadona dan banyak diminati oleh Masyarakat, Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau beras SPHP di pasar kalangan sabak barat sempat terputus. 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Menjadi beras Primadona dan banyak diminati oleh Masyarakat, Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau beras SPHP di pasar kalangan sabak barat sempat terputus.

Hal tersebut dikarenakan stok beras dari bulog kuala tungkal sempat putus. Namun, saat ini untuk stok beras SPHP aman hingga berapa bulan kedepan.

Disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanjab Timur Fajar Alamsyah, saat di konfirmasi dirinya menyebutkan bahwa kalau untuk stok beras SPHP saat ini untuk satu bulan kedepan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri masih aman.

Memang sempat terputus di beberapa pasar kalangan yang ada di Kabupaten Tanjab Timur, dikarenakan memang ada sistim rolling, jadi semua pedagang hanya boleh mendapatkan jatah 2 ton dalam satu bulan.

"Yang jelas hasil dari peninjauan kita kemaren ke bulog kuala tungkal, untuk stok aman, jadi tinggal optimalisasi pendistribusiannya saja ke Kabupaten kita dari bulognya," jelasnya, Jumat (8/03/24).

Baca juga: Sempat Hindari Polisi, Ternyata 4 Pengunjung Kelab Malam di Kota Jambi Ini Pakai Narkoba

Baca juga: Jelang Bulan Ramadan Inflasi Jambi Tetap Terjaga

Dan memang, lanjut Fajar Alamsyah, beras SPHP ini sekarang menjadi beras Primadona kalau untuk di Tanjab Timur, sehingga penjualan pun meningkat.

Ditambah lagi, harga beras premium dan medium harganya masih tinggi yakni kisaran Rp 16 ribu perkilogram. Sehingga warga lebih memilih beras SPHP untuk dikonsumsi, selain harganya murah kualitas beras nya juga bagus.

"Beras ini sekarang sudah jadi beras Primadona, sekali datang langsung habis terjual. Padahal sudah kami batasi untuk satu KK cuman dapat 10 kilogram dan tidak boleh lebih," ucapnya.

Fajar Alamsyah menjelaskan bahwa, karena harga beras premium dan medium ini masih belum stabil, pada akhirnya banyak Masyarakat blyang beralih ke beras SPHP.

"Karena harga beras belum stabil cuman turun Rp 1000, jadi masyarakat memilih beras SPHP untuk di konsumsi sehari-hari. Jadi, kalau datang 2 ton bisa putus dalam dua hari," pungkasnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Sukses Raih Adipura 2024, Kota Jambi Targetkan Adipura Kencana di 2025

Baca juga: Truk Batubara Terguling Sebarkan Kecamatan di Tempino, Ini Kata Dirlantas

Baca juga: Batubara Dibuka, Macet Kembali Terjadi di Jalan Muara Bulian-Tempino

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved