LIPUTAN KHUSUS

Adu Strategi Pikat Pendaftar Kampus Swasta di Jambi, Lulusan SMA Punya Pertimbangan Tertentu

Di Jambi, ada puluhan kampus swasta yang memiliki berbagai program studi. Masing-masing kampus memiliki keunggulan dan spesialisasi.

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI
Tribun Jambi Edisi 22 Februari 2024 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Berbagai kampus swasta di Provinsi Jambi bersaing mendapatkan pendaftar calon mahasiswa baru tahun ajaran 2024/2025.

Berbagai strategi menjaring minat pendaftar diterapkan, termasuk membuka pendaftaran mahasiswa baru sejak awal tahun sebelum pengumuman kelulusan sekolah menengah atas (SMA) sederajat.

Di Jambi, ada berpuluh-puluh kampus swasta yang memiliki berbagai program studi.

Masing-masing kampus memiliki keunggulan dan spesialisasi.

Gufron, Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan dan Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Batanghari (Unbari), Kota Jambi, mengatakan untuk menjaring mahasiswa baru pihaknya melakukan berbagai strategi, di antaranya membuka penerimaan lebih awal.

"Saat ini kita telah membuka penerimaan mahasiswa baru hingga Agustus nanti, " ujarnya.

Ada tiga gelombang penerimaan mahasiswa baru di kampus tersebut dengan persyaratan dan penawaran berbeda.

Gelombang pertama, mahasiswa di bebaskan uang pendaftaran. Gelombang kedua, mendapatkan diskon 50 persen. Gelombang ketiga, dikenakan biaya pendaftaran full.

Strategi itu diharapakan mampu menarik minat mahasiswa baru, bahkan di saat mereka belum melakukan ujian akhir sekolah.

"Jadi yang daftar di gelombang pertama ini hanya perlu melampirkan surat keterangan sudah di kelas 3 SMA, untuk surat kelulusan bisa menyusul kemudian," ungkapnya.

Untuk promosi pendaftaran calon mahasiswa baru, Unbari tidak hanya promosi aktif di media sosial.

Ada juga tim khusus yang turun langsung ke sekolah-sekolah untuk menjaring mahasiswa baru.

"Untuk penerimaan mahasiswa baru ini kita membentuk dua tim. Tim pertama, itu di pimpin saya yang khusus melakukan penerimaan dan tim kedua khusus menjaring mahasiswa melalui kegiatan promosi yang masif," ujar Gufron.

Unbari membatasi penerimaan mahasiswa baru. Tahun ini, kampus hanya menerima 1.200 mahasiswa baru.

"Tahun ini target kita 1.200 mahasiswa baru, sementara itu mahasiswa kita saat ini lebih dari 4.000 orang," ungkapnya.

Sampai kini, strategi Unbari ini telah mampu menjaring 80 pendaftar calon mahasiswa baru.

Hal yang sama juga dilakukan Universitas Adiwangsa Jambi (Unaja) di Kota Jambi.

Arjun, Biro Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Adiwangsa, mengatakan pihaknya juga sudah membuka penerimaan calon mahasiswa baru sejak awal Februari kemarin.

Unaja membuka pendaftaran sejak 5 Februari 2024. "Kita untuk tahap awal atau gelombang pertama sudah melakukan melakukan pembukaan sejak awal Februari kemarin hingga Mei. Untuk gelombang selanjutnya, dari Juni hingga Agustus," ujarnya.

Untuk menarik minat pendaftar, pihaknya tidak mewajibkan mahasiswa untuk membayar uang semesteran setiap semester, tapi mahasiswa boleh memilih mekanisme pembayaran.

"Kita memberikan mahasiswa kebebasan untuk mekanisme pembayaran, jadi mereka bisa memilih membayar tiap bulan, triwulan maupun semester," ujarnya.

"Yang mana pilih mereka nyaman aja," timpalnya.

Kampus swasta di Jambi ini juga tak ketinggian memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan dan menjaring calon mahasiswa baru.

Menurut Arjun, Unaja memiliki tim khusus untuk memproduksi konten di media sosial.

"Kita ada tim yang bertugas membuat konten di sosmed, kan sekarang jamannya dunia digital," ungkapnya.

Unaja, di gelombang pertama tidak membatasi jumlah kuota mahasiswa yang mendaftar.

"Di gelombang pertama kita terima semua. Nanti di gelombang kedua, baru kita buat kuota penerimaan mahasiswa. Bahkan jika di gelombang pertama ini kelasnya sudah penuh maka tidak ada gelombang kedua," ujar Arjun.

Sementara itu, Universitas Nurdin Hamzah (UNH) Jambi juga telah membuka pendaftaran mahasiswa sejak akhir tahun lalu.

Samia, Humas UNH Jambi, mengatakan program penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2024/2025 telah dibuka sejak 14 Desember 2023.

UNH Jambi memiliki empat program studi yang masih jarang ditemukan oleh kampus swasta di Provinsi Jambi. Empat prodi itu ada di dua fakultas untuk strata satu (S-1).

Fakultas ilmu komputer meliputi sistem informasi, teknik informatika, dan teknik informasi.

Sedangkan fakultas sosial dan ilmu politik meliputi ilmu pemerintahan dan ilmu komunikasi.

Samia mengatakan UNH Jambi telah membagi pendaftarannya menjadi tiga gelombang. Gelombang pertama, 14 Desember 2023 hingga 31 Mei 2024, gelombang kedua, 1 Juni hingga 31 Juli 2024, dan gelombang ketiga 1 Agustus hingga 30 November 2024.

Pendaftaran di UNH lebih lama untuk memberikan kesempatan bagi pendaftar agar melihat secara luas peluang baru pada prodi-prodi tersebut.

Dia mengatakan prodi di kampus UNH Jambi merupakan program unggulan yang banyak di minati di kota-kota besar, terutama di Pulau Jawa.

Selain itu, mahasiswa dapat berpartisipasi aktif praktik langsung oleh para praktisi berdasarkan keilmuannya masing-masing karena metode perkuliahan yang diterapkan. Apalagi di UNH Jambi memiliki kelas bagi pekerja yang memberikan kesempatan karyawan/pekerja untuk tetap dapat melanjutkan pendidikan.

Keunggulan untuk kelas karyawan, antara lain kuliah dengan metode hybrid learning, tersedia fasilitas e-Learning dan e-Library, tidak ada batasan umur mahasiswa, dan waktu kuliah yang cukup flexibel.

Pertimbangan dari pendaftar

Sementara itu, para lulusan SMA juga ingin mendapatkan kampus yang baik di Jambi. Mereka memiliki beragam alasan untuk menjatuhkan pilihan jurusan dan kampus.

"Kalau kami ingin yang soal komputer, bang, jadi rencana ke STIMIK gitu," ujar Siwan, siswa kelas 3 SMA swasta di Kota Jambi.

Dalam pandangan Siwan, ketika lulus kuliah bidang komputer, peluang kerja terbuka banyak. "Kan bisa tuh kerja jadi IT, kayaknya kami suka komputer," tuturnya.

Sejauh ini, Bagus mengatakan telah berkonsultasi dengan orangtuanya soal pilihan kuliahnya.

Senada, Sekar, siswa SMA di Kota Jambi, pun mengatakan senada. Dia telah berkonsultasi dengan orangtuanya soal pilihan kuliah.

"Coba ke Unja, akuntansi dulu. Kalau gak bisa, nanti ke swasta," ujarnya.

Namun sejauh ini, Sekar belum menentukan kampus swasta yang akan ditujunya bila di kampus negeri tak diterima.

Berbeda lagi dengan dengan beberapa siswa di SMA Negeri 1 Kota Jambi. Mereka ada yang ingin mencoba seleksi di sekolah kedinasan. Baru ketika tidak diterima, akan mencoba kampus swasta.

Pencari Beasiswa

Sarah, warga Kabupaten Batanghari, yang lompat-lompat mencari pendidikan, akhirnya mendaratkan kaki hingga sekolah menengah kejuruan SMK di Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir.

Sarah tiga bersaudara dari keluarga kurang mampu. Tetapi dia bertekad ingin mengenyam pendidikan yang layak, Senin (19/2).

Dia siswa SMK jurusan teknik komputer dan jaringan (TKJ) yang dihadapkan dengan kesulitan akan biaya kuliah. Dia ingin mengenyam bangku kuliah.

"Asalkan aku dapat kuliah, aku mau kuliah," katanya tanpa menuntut nama kampus tertentu.

Bahkan demi kelulusannya, dia rela menabung Rp2.000 untuk dapat membayar seremonial perpisahan di sekolahnya.

Nur, ibu dari Sarah, mencoba mencari cara agar dapat menguliahkan anaknya. "Kuliah kan mahal. Dak tau biso kuliah di mano, berapo harus punyo duitnyo. Maunya yo gratis, tapi susah nian rapat infonyo," kata Nur.

Nur yang mendapatkan informasi simpang siur tentang masuk ke perguruan tinggi menjadi bingung. Dalam sepengetahuannya, kuliah membutuhkan uang yang mungkin di luar nalar. Bukan hanya jutaan, namun hingga puluhan juta untuk dapat diterima di perguruan tinggi.

"Sayo rela dak punyo apo-apo, asalkan anak biso sekolah (kuliah; red)," lanjutnya.

Nur berharap perguruan tinggi atau pemerintah dapat memberikan beasiswa tidak mendapatkan terhadap anaknya. "Katonyo ado pulak biso kuliah gratis tapi harus urus surat. Itu yang kami dak paham," jelasnya.

Belum Memenuhi Kapasitas

Wenny Ira, Dosen Universitas Nurdin Hamzah Jambi, mengatakan persaingan dunia perguruan tinggi swasta di Provinsi Jambi semakin ketat. Permasalahan perkembangan kampus swasta, seiring dengan perkembangan kapasitas institusi maupun sumber daya manusia pengajar dan jajarannya.

Di industrialisasi pendidikan, dengan maraknya dibuka kampus-kampus, targetnya hanya untuk meraup sebanyak mungkin mahasiswa. Itu pun belum banyak mempertimbangkan kualitas.

Ada juga beberapa kampus swasta yang mahal, tetapi masih memiliki kapasitas dan kualitasnya. namun, itu jumlahnya tidak sebanyak kampus yang hanya ingin meraup mahasiswa sebagai konsumen sebanyak-banyaknya untuk memperoleh keuntungan. Dengan kata lain masih banyak kampus swasta yang tidak mampu mencetak sumberdaya manusia unggul.

Keadaan tersebut bisa dipicu karena kampusnya yang baru berkembang, mahasiswanya masih sedikit, sehingga harus berbenah dalam banyak hal.

Bertolak belakang dengan perkembangan kampus yang terhitung baru, perguruan tinggi swasta di Provinsi Jambi belum memiliki branding kuat untuk menarik masyarakat percaya akan kualitasnya.

Itu bukan karena masyarakatnya yang kurang informasi, tetapi kampusnya yang tidak sebegitu kuat untuk memberikan kepercayaan agar orang menginginkan kuliah di sana karena kampusnya yang dipandang keren.

Terlebih kampus swasta memiliki kompetitor luas biasa, yaitu kampus negeri dalam segi kapasitas dan kualitas institusi hingga alumninya.

Di Jambi, kapasitas dan kualitas institusi hingga alumni kampus swasta, dibandingkan negeri masih kalah bersaing.

Sementara jika di luar Jambi, orang-orang bisa memilih kampus swasta karena memiliki keunggulan tertentu. Kondisi di Jambi belum seperti itu, branding-nya pun belum terlalu. (yon/rra)

Baca juga: Analis Politik, Mengapa Hak Angket Sulit Digulirkan

Baca juga: Begitu Ditunjuk Langsung Gerak Cepat Pemetaan, Pj Bupati Muarojambi, Bachyuni Deliansyah Seri I

Baca juga: Kepala Seperti Ular Kobra, Harga Ikan Chana Puluhan Ribu hingga Jutaan Rupiah

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved