LIPUTAN KHUSUS

Warga Ngaku Per KTP Dihargai Ratusan Ribu, Penelusuran Fenomena Politik Uang di Jambi

"Misalnya begini, KTP saya sepaket DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten, dikasih Rp 350, anak saya, istri saya beda lagi," sambungnya.

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
Tribunnews.com
Ilustrasi politik uang 

"Dalam bentuk duit cash ada, Rp5 juta dititipin, berkumpul H-2 atau H-3 tokoh masyarakat, berkumpul siapa yang mau dibagi, jadi tidak dibulatkan untuk satu caleg, jadi itu kami rundingan semua," ucapnya.

Berbeda lagi untuk distribusi dari calon anggota DPRD provinsi. Dia harus door to door memberikan "siraman uang".

"Door to door, langsung ngasih siraman, tidak didistribusikan untuk kepentingan warga, biasanya aku via wa, telepon, minta ke rumah atau saya ke rumah dia, di rumah itu didistribusikan meminta tolong pilih caleg ini, itu Rp100 ribu per orang," ungkapnya.

Selama membantu itu, dia mengatakan para caleg tidak pernah meminta bukti coblos dan uang langsung diberikan seluruhnya

"Kalau bukti, tidak pernah. Yang penting suara timbul, tidak pernah kirim bukti coblos, karena kalau suara timbul kan komit (komitmen)," ucapnya.

Dia bahwa politik uang itu tidak semuanya diterima warga. Karena sempat ada caleg lain yang mau masuk dan menawarkan uang Rp 100 ribu, namun ditolak.

"Tetap selektif, karena lingkungan mayoritas orang dengan intelektual tinggi," tuturnya.

Berdasarkan pengalamannya membantu para caleg, jumlah yang yang didistribusikan berbeda-beda. Untuk DPRD Provinsi Jambi kisaran Rp50 ribu-Rp100 ribu, DPRD kota kisaran Rp 100 ribu.

Untuk Beli Kopi

Sementara itu, oknum caleg DPRD kota yang namanya tak ingin disebutkan, tidak menyebut pemberian itu sebagai siraman politik uang.

"Siraman itu tidak ada dalam bahasa saya, yang ada itu operasional, untuk saksi, untuk menjaga memastikan TPS itu kondusif dan memastikan suara kita di TPS, jangan sampai ada kecurangan," jelasnya.

"Kalau kita kasih untuk beli rokok, beli kopi, wajar lah kan," tambahnya.

Dia menganggap pemberian untuk saksi luar, untuk mendapatkan suara minimal 10 suara atau 20 suara di TPS tersebut.

Tujuannya tindakan itu untuk pengamanan suara. Dia juga menegaskan tidak ada siraman, yang diberi adalah mereka yang antusias merelakan dan mengiklaskan namanya dicantumkan sebagai pendukung caleg.

"Nah, itu melalui jalur kita punya rantai komando tim sukses, tim sukses kita bekerja keras mendekati rakyat, kita tawari nama saya kemudian mereka respons, kita bagi kalender, kartu nama dan mereka kenal," jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved