Pilpres 2024

Cak Imin Singgung Proyek Food Estate Saat Kampanye di Sragen: Mengulang Orde Baru

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin kembali menyinggung soal proyek pemerintah yakni lumbung pangan atau food estate.

|
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/Kolase Tribun Jambi
Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin kembali menyinggung soal proyek pemerintah yakni lumbung pangan atau food estate. 

Cak Imin mengatakan bahwa proyek food estate seperti mengulang apa yang dilakukan pada masa era orde baru.

TRIBUNJAMBI.COM - Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin kembali menyinggung soal proyek pemerintah yakni lumbung pangan atau food estate.

Dia menilai bahwa program tersebut layaknya sebuah strategi era orde baru.

Awalnya dia bicara bagaimana kebutuhan pangan nasional yang besar, tetapi pemerintah saat ini justru menangani masalah itu dengan impor.

Hal itu disampaikannya saat berkampanye di Sragen, Jawa Tengah, Senin (5/2/2024).

"Si paling untung dari impor adalah pengusaha importir, petani ngablu. Solusinya, mestinya petani dikasi pupuk," kata Cak Imin.

Cak Imin kemudian mengatakan bahwa proyek food estate seperti mengulang apa yang dilakukan pada masa era orde baru.

"Dulu orde baru ada yang namanya satu juta lahan gambut. Eh sekarang diganti food estate, ratusan haktare, menggunakan uang negara puluhan triliun,bahkan kalau ditotal bisa ratusan triliun," kata dia.

Baca juga: Debat Cawapres 2024, Gibran Bela Program Food Estate Prabowo: Jangka Panjang, Petani Pasti Paham

Baca juga: Respon Ganjar Dengar Ketua KPU Hasyim Asyari Langgar Kode Etik dan Dapat Sanksi Peringatan Keras

Baca juga: Masih Ada Kesempatan Mau Pindah Memilih, Fachrul Rozi: Batas Waktu Hingga 7 Februari

Muhaimin Iskandar menilai, yang terlibat dalam proyek food estate tersebut hanya segelintir perusahaan.

"Tidak melibatkan petani, bahkan bertabrakan dengan masyarakat adat, bahkan hutannya digunduli, sehingga merusak ekosistem, sama merusak yang namanya keragaman hayati," kata Cak Imin.

Muhaimin mengaku tak masalah jika memang proyek tersebut sukses.

Namun, menurutnya proyek sudah gagal total.

"Bahkan, yang yang ditanam singkong yang tumbuh jagung, panennya di tempat lain. Layak masuk rekor muri itu," katanya

"Nah, (jika) AMIN menang, puluhan triliun itu kita setop, kita gunakan untuk membeli pupuk dan menyiapkan pupuk untuk rakyat. Itu sudah jelas perkara gampang, gampang banget," pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membantah proyek Food Estate mengalami kegagalan.

Dia menyebut pertanian bukan hal instan, yang butuh waktu untuk berproses.

"Pertanian bukan seperti mie instan, mau makan hari ini masak hari ini langsung jadim," katanya saat diwawancarai usai pembinaan petani dan penyuluh pertanian di Lapangan Benteng Medan, Senin (5/2/2024), dikutip dari Tribun Medan.

Dia mengatakan, pertanian butuh proses.

"Produksi pertama, lima tahun nanti naik delapan ton, sembilan ton, harus ada adaptasi. Iklimnya, kontur tanahnya, teksturnya dan sebagainya, ada water manajemennya kita perbaiki," ujar Andi Amran.

Dikatakan Amran, pihak yang menyebut Food Estate gagal adalah orang yang gagal hidup.

"Seperti orang baru lahir, lahir tidak langsung lari. Jadi kalau ada orang katakan (food estate) gagal itu orang gagal hidup. Coba perhatikan yang selalu mengatakan gagal, petarung, pendekar, pemimpin negeri ini tidak boleh mengatakan gagal," katanya.

Menurut Amran, Food Estate hanya butuh penyempurnaan di beberapa sisi dalam pelaksanaannya.

"Itu bukan gagal tapi tertunda, lalu kita coba dan coba lagi. Tidak ada kata salah, ada yang perlu disempurnakan," ucapnya.

Dia menyebut pertanian bukan hal yang harus diperdebatkan tapi dikerjakan.

Menteri menilai food estate solusi ketahanan pangan di masa kendatang.

"Ini adalah masa depan bangsa, food estate masa depan bangsa kalau nanti penduduk kita meledak sampai 500 juta, sampai 1 miliar pangannya gimana? Kalau kita stop eskpor impor apa yang terjadi? Kelaparan massal, jadi jangan dipolitisasi masalah pangan, ini krusial, ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara," pungkasnya.

Proyek food estate ini sejak awal digulirkan sudah menuai protes.

Proyek ini dinilai bukan menciptakan ketahanan pangan, justru menghancurkan lingkungan, yang akhirnya membuat alam tak lagi jadi ruang pertanian yang layak.

Sejumlah lembaga yang concern pada lingkungan menolak program yang digulirkan pada era Presiden Jokowi ini.

Proyek Food Estate juga ramai diperbincangkan khususnya pada debat cawapres keempat pada Minggu 21 Januari 2024 lalu.

Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 02 Mahfud MD kompak menyebut proyek food estate gagal dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

Muhaimin menilai upaya pengadaan pangan melalui proyek Food Estate selama 10 tahun terakhir telah mengabaikan petani, meninggalkan masyarakat adat serta menghasilkan konflik agraria.

Senada, cawapres nomor urut 03 Mahfud MD juga menyoroti program Food Estate yang dianggap gagal mewujudkan kedaulatan pangan dan justru merusak lingkungan.

"Jangan seperti Food Estate yang gagal yang merusak lingkungan. Rugi dong kita," ucap Mahfud dalam debat cawapres, Minggu (21/1/2024).

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Warga Padati Parit 1 Kuala Tungkal Tanjabbar Jambi, Cari Inspirasi di Warung Kopi

Baca juga: Banjir Diamond dan Skin, Kode Redeem Mobile Legends ML Hari Ini Senin 5 februari 2024

Baca juga: Cristiano Ronaldo Ulang Tahun ke-39 Hari Ini, Berikut Fakta Menarik tentang Bomber Al Nassr

Baca juga: Internet Hilang saat Listrik Padam, Warga Batang Asai Sarolangun Jambi Rela Naik Bukit Cari Sinyal

Artikel ini diolah dari Tribunnews.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved