Banjir di Jambi

Sungai Batanghari Butuh Kolam Detensi, BWSS VI Jambi Ungkap Belum Ada Bendungan Antisipasi Banjir

Alih fungsi lahan di bagian hulu aliran Sungai Batanghari menjadi satu diantara biang musibah banjir di Provinsi Jambi.

Penulis: A Musawira | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi/Musawira
Kepala BWS Sumatra VI Jambi, David Partonggo Oloan Marpaung. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Alih fungsi lahan di bagian hulu aliran Sungai Batanghari menjadi satu diantara biang musibah banjir di Provinsi Jambi.

Musibah banjir yang menyelimuti Kabupaten Sungai Penuh, Kerinci, Bungo, Tebo serta daerah lainnya di Provinsi Jambi disebabkan beberapa faktor.

Selain faktor utama cuaca ekstrem, hutan yang beralih menjadi kebun. Ada juga beberapa penambangan di hulu aliran sungai mengakibatkan sedimentasi membuat musibah banjir di wilayah hulu aliran Sungai Batanghari tak terhindarkan.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra VI Jambi, David Partonggo Oloan Marpaung sedimentasi atau pendangkalan ini tentu berpengaruh terhadap kapasitas debit air di sungai.

"Jadi kapasitas sungai yang dulunya bisa mengalirkan debit tertentu bahka tidak melimpah. Sekarang sudah melimpah karena pendangkalan sungai akibat sedimentasi," kata David, baru-baru ini.

Sementara itu, kondisi itu juga diperparah dengan adanya sampah digorong-gorong perkotaan bahkan ada beberapa lokasi lainnya dalam kondisi memprihatinkan.

BWSS VI Jambi bertugas sebagai pengelolaan sumber daya air di wilayah Sungai Batanghari. Pengelolaan sungai itu dimulai dari konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak.

“Musibah banjir itu merupakan pengendalian daya rusak air. Kita saat ini tidak juga berdiam diri terhadap cuaca ekstrem. Kami dalam penanganan pengendalian daya rusak itu ada dua kunci utama yaitu penanganan struktural dan non struktural,” ujarnya.

Penanganan struktural pihaknya memikirkan dan merencanakan sesuatu terhadap Sungai Batanghari.

"Sepanjang 700 km Sungai Batanghari yang sangat panjang sekali itu, belum dengan anak-anak sungainya. Apakah perlu di bagian hulu itu kita bikin kolam detensi atau bahkan bendungan," ungkapnya.

Karena sejauh ini belum ada tampungan-tampungan di hulu yang dibuat secara sengaja seperti bendungan.

"Tapi sekarang ada beberapa danau, itu perlu kita pikirkan. Secara struktural juga kita melakukan normalisasi sungai yang harus dikembalikan kapasitasnya sebelum ada sedimentasi tinggi mesti dilaksanakan secara periodik,” pungkasnya.

Baca juga: Musibah Banjir di Kerinci dan Sungai Penuh, Walhi Jambi Gunakan Dua Pendekatan

Baca juga: Tak Hanya Sekda Tanjab Barat, 12 Pejabat Juga Bakal Diganti Siang Ini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved