Pilpres 2024

Capres Pertama Kunjungi Banda Neira, Ganjar Pranowo Komitmen Perhatikan Pulau Terpencil

Calon presiden nomor urut 03 ini membuktikan komitmennya dalam memberi perhatian terhadap pulau-pulau kecil di Indonesia

Editor: Rahimin
istimewa
Kedatangan calon presiden Ganjar Pranowo di Banda Neira, pulau kecil di Provinsi Maluku disambut antusias warga. 

Selama di Bandara Neira, Ganjar Pranowo mengunjungi sejumlah tempat bersejarah. Salah satunya adalah rumah pengasingan Bung Hatta, yang saat ini diabadikan menjadi museum.

Di tempat itu, calon presiden (capres) nomor urut 03 itu berkeliling ke komplek dan ruangan rumah. Termasuk ke ruang tamu dan ruang kerja, juga taman dan bangunan di bagian belakang.

Menariknya, bangunan di bagian belakang itu masih terdapat bangku-bangku kelas lengkap dengan papan tulis warga hitam. Konon, bangunan itu dijadikan sekolahan bagi warga sekitar oleh Bung Hatta.

“Ini adalah tempat bersejarah, saat itu Bung Hatta diasingkan oleh penjajah. Dan ini masih ada bangku untuk sekolah anak-anak sekitar sini,” ujar Ganjar.

Ganjar mengaku kagum dengan semangat Bung Hatta. Meski berada di pengasingan, masih memikirkan pendidikan bagi warga sekitar.

“Luar biasa semangatnya. Tentu itu harus menjadi inspirasi dan semangat orang-orang sekarang bahwa pendidikan bagi Bung Hatta sangat penting,” paparnya.

Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD itu juga punya semangat yang sama soal pendidikan.

Di dalam programnya, fokus memberikan akses pendidikan bagi warga miskin melalui program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana.

Selain itu, juga dengan program Internet Gratis dan Merata sebagai media pendukung belajar bagi pelajar.

“Saat itu Bung Hatta memberi akses bagi masyarakat, satu keluarga satu orang bisa sekolah di situ. Rasa-rasanya itu bagus untuk terus diterapkan saat ini,” tandasnya.

Diketahui, Pulau Banda Neira pernah menjadi pusat perdagangan pala dan fuli (bunga pala) dunia.

Banda Neira menjadi satu-satunya pulau penghasil rempah-rempah bernilai tinggi hingga pertengahan abad ke-19.

Itulah yang membuat bangsa Eropa kepincut untuk menguasai.

Pulau yang berpenduduk 14.000 jiwa itu juga dijadikan tempat pengasingan pejuang nasional pada masa Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Beberapa di antaranya Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Cipto Mangunkusumo. (*)

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Antusias, Warga Maluku Sambut Ganjar dengan Tari Cakalele

Baca juga: Hadiri Milad ke-28 Majelis Nurul Musthofa, Ganjar Didoakan Jadi Presiden

Baca juga: Sowan ke Ponpes An Nur Bantul, Ganjar Disambut Heboh dan Makan Bubur Lesehan Bareng Santri

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved