Pilpres 2024

Capres Pertama Kunjungi Banda Neira, Ganjar Pranowo Komitmen Perhatikan Pulau Terpencil

Calon presiden nomor urut 03 ini membuktikan komitmennya dalam memberi perhatian terhadap pulau-pulau kecil di Indonesia

Editor: Rahimin
istimewa
Kedatangan calon presiden Ganjar Pranowo di Banda Neira, pulau kecil di Provinsi Maluku disambut antusias warga. 

TRIBUNJAMBI.COM, BANDA NEIRA - Ganjar Pranowo melanjutkan safari politiknya di Banda Neira, pulau kecil di Provinsi Maluku yang memiliki keindahan alam sekaligus menyimpan sejarah perjuangan melawan penjajah.

Calon presiden nomor urut 03 ini membuktikan komitmennya dalam memberi perhatian terhadap pulau-pulau kecil di Indonesia.

Sebelumnya, Ganjar telah berkunjung di Pulau Nias Sumatra Utara dan Pulau Rote Nusa Tenggara Timur.

Kehadirannya selalu mendapat sambutan antusias dari warga. Begitu pula di Banda Neira, Selasa (30/1/2024) pagi.

Selain kalung bunga, Ganjar juga diberi hadiah buku “Tana Banda” berisi esai-esai tentang mitos, sejarah, sosial, budaya Pulau Banda Neira oleh tokoh masyarakat.

Pulau Banda Neira pernah menjadi pusat perdagangan pala dan fuli (bunga pala) dunia, dan satu-satunya pulau penghasil rempah yang bernilai tinggi itu hingga pertengahan abad ke-19. Itulah yang membuat bangsa Eropa kepincut untuk menguasai.

Pulau yang berpenduduk 14.000 jiwa itu juga dijadikan tempat pengasingan pejuang nasional pada masa Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Beberapa di antaranya Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Cipto Mangunkusumo.

Ganjar Pranowo di Banda Neira
Kedatangan calon presiden Ganjar Pranowo di Banda Neira, pulau kecil di Provinsi Maluku disambut antusias warga.

Dari ketiga capres, Ganjar adalah capres 2024 yang pertama kali menapakkan kaki untuk napak tilas dan bertemu dengan warga Banda Neira.

“Iya, Banda Neira ini memang menjadi tempat yang saya impikan untuk didatangi. Alhamdulillah hari ini bisa sampai di sini,” ujar Ganjar.

Menurut Ganjar, potensi yang ada di Banda Neira harus mendapat perhatian, baik alam maupun sejarah dan budaya.

“Potensi pala harus terus dikembangkan karena ini punya catatan bagus. Selain itu, tempat-tempat bersejarah perlu dirawat dan dijaga lebih-lebih bisa dijadikan wisata,” paparnya.

Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD itu banyak mendapatkan masukan saat berdialog dengan masyarakat setempat.

“Di antaranya infrastruktur akses transportasi ke Banda Neira karena harus menyeberang laut atau udara. Rasa-rasanya pemerintah harus membantu itu,” tandasnya.

Belajar dari rumah pengasingan Bung Hatta

Ganjar Belajar dari Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Neira

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved