Berita Jambi

Warga Masih Enggan Mengungsi, Pemprov Jambi Gelar Rakor Penanganan Banjir 2024

Masyarakat yang terdampak banjir di Provinsi Jambi, enggan atau tidak mau mengungsi.

Penulis: A Musawira | Editor: Deni Satria Budi
Tribunjambi/Musawira
Pemprov Jambi mengadakan Rapat Koordinasi penanganan darurat bencana banjir dan longsor di Provinsi Jambi tahun 2024. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Masyarakat yang terdampak banjir di Provinsi Jambi, enggan atau tidak mau mengungsi.

Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi (Rakor) penanganan darurat bencana banjir dan longsor di Provinsi Jambi 2024, yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi.

Rapat tersebut dipimpin Sekda Provinsi Jambi, Sudirman, Kamis (25/1) di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi.

Dalam kesempatan ini Sudirman membeberkan bahwa di Provinsi Jambi setidaknya ada 576 desa/kelurahan dalam 87 kecamatan yang terdampak bencana banjir di Provinsi Jambi.

Ketika bencana banjir, Sudirman bilang dirinya banyak menemukan masyarakat enggan untuk mengungsi karena masalah keamanan dan juga terkait harta benda.

Terkait itu, Pemprov Jambi ada beberapa upaya yang dilakukan dalam menghadapi bencana banjir.

Pertama, terus memantau kondisi cuaca yang informasinya selalu diupdate dari BMKG Jambi.

Kedua, melakukan koordinasi dengan stekholder terkait dari semua daerah untuk menyediakan peralatan, melakukan penanganan darurat, evakuasi korban terdampak, mendirikan tempat pengungsian, dapur umum dan pos pelayanan kesehatan.

Sekda mengakui ketersediaan bantuan logistik saat ini sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdampak.

"Bantuan logistik banjir yang didistribusikan oleh BPBD ke Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, Kota Jambi, Merangin, Sarolangun, Bungo, Tebo, Batanghari dan Tanjab Timur serta Muaro Jambi," sebut Sudirman, dalam rakor yang dihadiri Deputi BNPB RI, Kapolda Jambi, Danrem 042/Gapu, para kepala daerah, BMKG Jambi serta undangan lainnya.

Untuk bantuan warga yang terdampak banjir kata Sudirman, sudah terdistribusi ke 10 kabupaten/kota yang meliputi bantuan paket kebersihan keluarga, perlengkapan makan, lauk pauk dan lainnya.

Dan dari Dinas Sosial yang bersumber dari APBN ada makanan siap saji, beras dan sebagainya. Adapun dari APBD bantuan paket sembako sebanyak 887 yang terdistribusikan ke warga yang terdampak banjir.

"Kendala penyaluran ini ada masalah akses misalnya jembatan yang rusak menghambat penyaluran bantuan," jelasnya.

Longsor di Jangkat

Selain banjir, bencana longsor masih mengintai sejumlah tempat di Provinsi Jambi. Terutama daerah dataran tinggi di Kabupaten Merangin, Kecamatan Jangkat. Hal ini disampaikan Pj Bupati Merangin, Mukti Said, Kamis (25/1/2024).

Menurut Mukti, akibat curah hujan tinggi di wilayahnya terjadi bencana longsor.

"Di daerah Jangkat itu sampai hari ini masih ada akses jalan yang belum bisa dilewati oleh roda empat. Sekarang kita lagi bekerja, Allhamdullilah, tidak ada masalah," kata Pj Bupati Merangin, saat menghadiri Rapat Koordinasi penanganan darurat bencana banjir dan longsor di Provinsi Jambi tahun 2024.

Selain bencana longsor yang dihadapi masyarakat bencana banjir pun juga menjadi perhatian Pemkab Merangin.

Kata Mukti, posko bencana banjir untuk menyalurkan bantuan sudah didirikan.

"Saya perintahkan kepada semua untuk mendirikan posko bantuan. Waktu itu saya buka di Rumah Dinas Bupati," ujarnya.

Mukti mengatakan, masyarakat di Merangin banyak menerima bantuan baik sembako dan pakaian layak pakai.

"Saya pastikan semua warga yang terdampak banjir sudah disalurkan bantuan sosial yang diberikan oleh forkopimda, semunya bergerak," sebutnya.

Apresiasi

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Fajar Setyawan, mengapresiasi pemerintah daerah dan stekholder terkait yang sudah berjibaku mengatasi bencana hidrometeorologi di Provinsi Jambi.

Dikatakan Fajar, pemerintah kabupaten dan kota di Provinsi Jambi sudah melakukan upaya penanganan banjir dengan baik.

"Bencana hidrometeorologi basah di periode 2024 kalau saya perhatikan seluruh persentase dari rakor ini, intinya penanganan banjir sudah kondusif,"

"Banjir sudah tidak menjadi tantangan atau pun ancaman yang membahayakan. Seluruh pengungsi sudah tertangani sebagian besar sudah kembali dan tidak ada kelaparan," kata Mayjen TNI Fajar Setyawan saat Rapat Koordinasi penanganan darurat bencana banjir dan longsor di Provinsi Jambi tahun 2024 di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi.

Ia menyampaikan berdasarkan data yang diimpun di Pusdalops BNPB bahwa bencana banjir di Jambi telah menerjang 575 desa/kelurahan di 87 kecamatan.

Dari jumlah itu setidaknya sebanyak 226.033 korban terdampak dan sudah ada dua korban jiwa dari Kabupaten Kerinci.

Adapun rumah yang mengalami kerusakan sebanyak 22.971 unit rumah akibat banjir.

Selain itu, ada 342 fasilitas pendidikan, 65 fasilitas kesehatan, 59 rumah ibadah dan 2.859 hektare lahan pertanian yang terendam banjir.

"Penyebab banjir dikarenakan meluapnya air sungai dan tingginya instanstas hujan," katanya.

Sampai Januari ini sudah ada enam kabupaten dan kota telah menetapkan status tanggap darurat.

Diantaranya Kerinci, Sungai Penuh, Tebo, Merangin, Batanghari, Bungo dan Batanghari.

“Evakuasi warga terdampak untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman atau lebih tinggi. Koordinasi terpadu untuk pemenuhan logistik penanganan banjir sudah dilakukan,” pungkasnya.

Baca juga: Membaca Banjir Besar Siklus 20 Tahunan di Kota Jambi, Bincang Kadis Damkartan Mustari

Baca juga: BNPB Apresiasi Penanganan Banjir di Provinsi Jambi

 

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved