Pemilu 2024
Pegiat Antikorupsi Soroti Temuan PPATK Soal Transaksi Triliunan di Rekening Parpol
Jelang Pemilu, ada partai politik yang transaksi keuangannya mencapai triliunan rupiah. Meski begitu, PPAT tidak membeberkan partai politik
PPATK menemukan adanya transaksi trliunan di rekening partai politik baru
TRIBUNJAMBI.COM - Jelang Pemilu, ada partai politik yang transaksi keuangannya mencapai triliunan rupiah.
Temuan ini dibeberkan Pusat pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Meski begitu, PPAT tidak membeberkan partai politik mana yang dimaksudnya.
"Tadi juga disinggung mengenai partai-partai yang baru dan sebagainya faktanya juga transaksinya luar biasa besar dan kita bicara trilunan dan ratusan miliar," ujar Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, Rabu (10/1/2024).
Namun, Ivan memastikan PPATK akan menganalisis sumber pendanaan hingga penggunaannya oleh partai politik terkait.
"Itulah kemudian PPATK perlu memahami sumber dana dari mana, kemudian dipakai buat apa dan segala macam," katanya.
Selain transaksi triliunan pada partai baru, PPATK juga menemukan adanya aktivitas mencurigakan pada rekening khusus dana kampanye (RKDK) berbagai parpol peserta Pemilu
Baca juga: Pengendalian Inflasi dan Stabilkan Harga, Pemkab Sarolangun Kembali Gelar Gerakan Pangan Murah
Baca juga: Pisah Sambut Kapolres Sarolangun, PJ Bupati Bilang Sedih Tandanya Banyak yang Merindukan
Aktivitas mencurigakan itu berupa pergerakan transaksi yang cenderung flat pada RKDK.
Pembiayaan kegiatan Pemilu, khususnya untuk kampanye justru terlihat aktif di rekening-rekening lain.
"Memang jika dilihat dari transaksinya RKDK tidak mencerminkan aktivitas kampanye. Kita lihat, lalu aktivitas di mana? Makanya terbukti kok ada kenaikan di anggota parpol sekian persen, di bendahara sekian ratus persen, kenaikan di DCT sekian persen transaksinya," ujar Ivan.
Temuan terkait RKDK itu sudah diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPU).
Kemudian terkait aktivitas di luar RKDK yang diduga terkait kampanye, sudah disampaikan kepad Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Bahwa tanggung jawab KPU hanya terbatas pada RKDK, sehingga kami apabila melihat aktivitas transaksi-transaksi di luar RKDK dan kami duga ada aktivitas utk kampanye, ini kami sampaikan ke Bawaslu," kata Plt Deputi Bidang Analisis dan Pemeriksaan PPATK, Danang Tri Hartono.
Pengamat Politik Sebut Rusaknya Proses Elektoral Indonesia
Terkait temuan PPATK itu, pegiat antikorupsi Herdiansyah Hamzah menilai sudah rusaknya proses elektoral Indonesia.
"Demokrasi disandera oleh para cukong yang mengendalikan lalu lintas pendanaan partai politik," ujarnya dikutip Kontan, Rabu (10/1/2024).
Yang membuat dia prihatin, berbagai temuan PPATK tersebut kerap tidak dianggap serius oleh pemangku kepentingan yakni aparat penegak hukum (APH).
"APH cenderung diam dan permisif terhadap laporan PPATK ini," ungkap Peneliti Pusat Studi Anti Korupsi (SAKSI) Fakultas Hukum Universitas Mulawarman (Unmul) itu.
Baca juga: Viral Petugas Lapas Jambi Ditangkap Bawa 52 Sabu, Rekan Kerja Sebut Ditangkap di Luar Jam Dinas
Baca juga: Pemeriksaan Istithaah Jadi Syarat Pelunasan Bipih Haji 2024, Kemenag Jambi Akui Semua dalam Proses
Yang terjadi, justru ada semacam upaya untuk mengendapkan laporan PPATK itu. Sehingga pada akhirnya menguap dan hilang.
"Kalau kita baca aktornya, kemungkinan semua partai politik terlibat pendanaan yg diduga dari hasil kejahatan ini," ujar dia.
Castro menyebutkan, jumlah kontestan pemilu kali ini terdapat 24 partai politik, dimana hanya 6 diantaranya adalah partai lokal. Castro menyimpulkan bahwa ada semacam persekongkolan kejahatan.
"Kalau satu terbongkar, bisa jadi semua kena. Apalagi rekening khusus dana kampanye (RKDK) itu seolah cuma pajangan," kata dia.
Castro menyebutkan, jumlah kontestan pemilu kali ini terdapat 24 partai politik, dimana hanya 6 diantaranya adalah partai lokal. Castro menyimpulkan bahwa ada semacam persekongkolan kejahatan.
"Kalau satu terbongkar, bisa jadi semua kena. Apalagi rekening khusus dana kampanye (RKDK) itu seolah cuma pajangan," kata dia.
Sebab aktivitas pendanaan justru masif di rekening lain. Kata dia, keadaan saat ini seperti membohongi dan mengkhianati rakyat dengan kebohongan yang sistematis dan terencana.
"Demokrasi kita busuk karena ulah para elit politik ini. Makin busuk lagi karena APH seolah diam membisa melihat kejahatan yg terjadi justru di depan mata kepalanya sendiri," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PPATK Temukan Pendanaan Politik untuk Pemilu, Pegiat Antikorupsi: Demokrasi Disandera Para Cukong,
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Pengendalian Inflasi dan Stabilkan Harga, Pemkab Sarolangun Kembali Gelar Gerakan Pangan Murah
Baca juga: Pisah Sambut Kapolres Sarolangun, PJ Bupati Bilang Sedih Tandanya Banyak yang Merindukan
Baca juga: Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Air Terjun di Jambi, Di Tebo, Bungo hingga Kerinci
Pengadaan di Dinas Kesehatan Tanjabbar Mencapai Rp1,2 Miliar |
![]() |
---|
Sebanyak 401 Napi Lapas Narkotika Muara Sabak akan Gunakan Hak Pilih pada Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Bantuan untuk Nelayan di Tanjabbar Banyak Tak Berfungsi dan Salah Sasaran |
![]() |
---|
Pisah Sambut Kapolres Sarolangun, PJ Bupati Bilang Sedih Tandanya Banyak yang Merindukan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.