Tokoh Tanjab Timur Sebut Masih Banyak PR yang Harus Diselesaikan di Jambi

Jelang peringatan HUT Provinsi Jambi ke- 67, masih banyak PR yang harus diselesaikan untuk mewujudkan Jambi Emas. Khususnya di Kabupaten Tanjab Timur.

Penulis: anas al hakim | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi.com/Anas Alhakim
M Taib Halus tokoh masyarakat yang juga mantan anggota DPRD Tanjab Timur. 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Jelang peringatan HUT Provinsi Jambi ke- 67, masih banyak PR yang harus diselesaikan untuk mewujudkan Jambi Emas. Khususnya di Kabupaten Tanjab Timur.

M Taib Halus tokoh masyarakat yang juga mantan anggota DPRD Tanjab Timur menilai situasi Provinsi Jambi pada masa dulu hingga sekarang banyak mengalami perubahan, terutama dalam pembangunan Infrastruktur, seperti Jembatan Aurduri 2.

Sebelum dibangun jembatan, warga yang akan menuju ke Sabak harus berputar arah melalui Jembatan Aurduri 1 dan sebaliknya. Sehingga butuh waktu cukup lama.

"Semenjak di bawah Ke Pemimpinan Gubernur Zulkifli dirintislah jalur Zona 5 menuju ke Kota Jambi," jelas pria 73 tahun itu, Jumat (5/1/2024).

Selain itu juga, di bawah Pemerintahan Zulkifli, banyak sekali pembangunan-pembangunan. Dimasa kepemimpinannya, ia sempat berencana untuk membangun pelabuhan samudera di Tanjung Jabung Timur. Namun hingga saat ini rencana tersebut tidak terealisasikan.

"Dan Zumi Zola pun waktu itu sempat mau membangun jalan dari Sabak menuju ke Kumpeh, namun sama belum terealisasikan juga," ucapnya.

Menurut M Taib Halus, jika melihat Provinsi Jambi yang saat ini telah memasuki usia 67 tahun, menurutnya ini bukan usia muda lagi. Akan tetapi banyak permasalahan yang belum selesai, contohnya seperti mobilitas batu bara.

Dimana, angkutan batu bara ini sangat mengganggu lalu lintas. Terbukti jika masyarakat yang akan pergi ke Sarolangun pasti mereka mengeluh karena lalu lintas menjadi macet dan terganggu.

"Sudah tidak layak lagi kalau jalan darat, karena sudah betul-betul menggangu lalu lintas," singkatnya.

Dirinya berharap, ke depannya Provinsi Jambi agar lebih maju, khususnya dalam segi ekonomi. Pemerintah juga memperhatikan masyarakat di Kabupaten Tanjab Timur yang mayoritas petani dan nelayan.

"Seperti saat ini, para nelayan masih menggunakan kapal biasa, belum ada kapal khusus untuk melaut dan menggunkan jaring jaring tradisional dan hasil laut pun tidak sepenuhnya dapat terpenuhi," terangnya.

"Dan harga pinang, sampai saat ini belum juga stabil, malah di tahun politik ini harga pinang semakin terpuruk, sehingga banyak petani pinang menjerit karena kondisi ini tak kunjung usai," tutupnya.

Baca juga: Korban Asusila di Tanjabtim Trauma dan Tak Mau Sekolah, Polisi Akan Gandeng PPA Provinsi Jambi

Baca juga: Ayah di Tanjabtim Rudapaksa Pelajar Teman Anaknya saat Rumah Kosong

Baca juga: Musim Penghujan, Tauke Udang di Tanjabtim Raup Keuntungan Hingga Rp 2 Juta Per Hari

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved