LIPUTAN KHUSUS

Berharap Temuan Baru Saat Pemugaran Candi Koto Mahligai dan Parit Duku, Borju Ingatkan Pengawasan

"Saat pemugaran itu tentu ada temuan-temuan baru yang bermanfaat untuk pengetahuan, semisal temuan relief di batu, koin, tulisan mantra, keramik dan

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI/MUSAWIRA
Pohon duku yang besar tumbuk di atas menapo di kompleks Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarojambi, Kabupaten Muarojambi, Selasa (26/12). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V berencana merehabilitasi dengan pemugaran di kompleks Percandian Muara Jambi, Kabupaten Muarojambi, pada 2024.

Pemugaran akan dilakukan di Candi Koto Mahligai dan Candi Parit Duku.

Rencana pemugaran itu mendapat tanggapan dari pegiat di Perkumpulan Rumah Menapo, Mukhtar Hadi.

Dia menyambut baik rencana tersebut, namun ada beberapa hal kritis yang perlu diperhatikan.

"Itu rencananya baik, karena saat ini literatur (tentang Candi Muara Jambi) kan sedikit. Jadi untuk penggalian sejarah itu penting. Tapi ada hal-hal penting yang harus diperhatikan," tuturnya.

Lelaki yang akrab dengan sapaan Borju itu menuturkan literatur yang ada terkait Candi Muara Jambi memang terbatas.

Semisal dari catatan I-Tsing, biksu dari Tiongkok yang mengunjungi Sumatra pada tahun 671 Masehi, dan tulisan Atisha, guru Buddha dari India yang belajar agama di Sriwijaya selama belasan tahun pada 1011-1012 Masehi.

Borju berharap pemugaran yang akan dilakukan pada tahun depan menghasilkan temuan-temuan baru yang berguna bagi pengetahuan.

"Saat pemugaran itu tentu ada temuan-temuan baru yang bermanfaat untuk pengetahuan, semisal temuan relief di batu, koin, tulisan mantra, keramik dan lain-lain, nanti itu dipelajari," ujarnya.

Apabila temuan-temuan itu disatukan dan dirajut, akan menambah pengetahuan yang lebih lengkap tentang sejarah Candi Muara Jambi.

Pengawasan dan Tenaga Lokal

Di sisi lain, Borju mengungkapkan poin yang perlu diperhatikan saat pemugaran adalah pengawasan.

Temuan baru itu harus dalam pengawasan secara ketat, jangan sampai hilang ataupun rusak.

Selama ini, para anggota Perkumpulan Rumah Menapo, tempatnya bergiat, juga melakukan upaya penyelamatan benda-benda arkeologis yang kerap ditemukan dari para penambang pasir di Sungai Batanghari.
Pihaknya memiliki tempat untuk mengumpulkan itu untuk keperluan pengetahuan.

"Ada tempat kami kumpulkan itu, mas, untuk kemudian jadi sumber pengetahuan. Seperti kemarin ada timah berbahasa Sanskrit (Sanskerta)," lanjutnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved