BPBD Minta Bupati dan Walikota di Jambi Siapkan Langkah Hadapi Bencana Hidrometeorologi
BPBD Provinsi Jambi telah menyurati seluruh bupati dan walikota untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.
Penulis: A Musawira | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi telah menyurati seluruh bupati dan walikota untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jambi, Ismail mengatakan telah menindaklanjuti arahan dari BMKG Jambi dan Deputi Bidang Pencegahan BNPB RI untuk mengambil langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi ancaman banjir, tanah longsor pada periode Desember 2023.
“Kami Provinsi Jambi sudah menindaklanjuti arahan itu dengan menyurati bupati dan walikota se Provinsi Jambi pada 19 Desember kemarin,” katanya pada Kamis (21/12/2023).
Ismail meminta bupati dan walikota untuk menyikapi tanda-tanda alam dengan meningkatkan koordinasi, kegiatan sosialisasi tentang peringatan dini bencana banjir serta meningkatkan upaya mitigasi.
“Memastikan efektivitas peringatan dini menjadi aksi apabila terjadi bencana. Dengan apel kesiapsiagaan, ketika air Sungai Batanghari naik dibarengi dengan intensitas hujan tinggi kemudian juga banjir sudah mulai menggenang, jadi kita sudah waspada dan siaga bencana banjir,” ujarnya.
Ismail menuturkan di 11 kabupaten/kota semuanya rawan terkena bencana banjir terlebih desa yang berada di pinggiran Sungai Batanghari.
“Hampir semua kabupaten dan kota potensi terjadi banjir termasuk Kerinci, Kota Sungai Penuh, Batanghari, Bungo, Merangin, Tebo, Sarolangun, Muaro Jambi, Kota Jambi dan Tanjab Barat serta Tanjab Timur,” ucapnya.
Sejauh ini diakuinya daerah yang sudah tergenang air di wilayah Tabir Ulu, Merangin, Lubuk Kambing Tanjab Barat dan Pulau Pandan, Sarolangun.
“Sudah ada informasi banjir bahkan ada juga banjir rob,” katanya.
Untuk itu pemerintah kabupaten kota agar melakukan langkah-langkah strategis dalam mengatasi hal itu.
Selain banjir, ada bencana lain yang berpotensi terjadi seperti tanah longsor. Menurut Ismail tanah Longsor sering terjadi di Kabupaten Bungo, Kerinci, Kota Sungai Penuh, Merangin dan Kabupaten Sarolangun khususnya di Kecamatan Batangasai.
“Jadi puncak musim hujan ini menurut data BMKG terjadi pada Desember 2023 dan Januari 2024. Untuk itu kita harus waspada potensi cuaca ekstrem seperti kilat/petir dan angin kencang.”
“Kita berharap bupati dan wali kota mengimpun semua kekuatan yang ada di daerah untuk bersama menghadapi kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi ini. Jadi tidak hanya provinsi saja, saya harap kabupaten dan kota segera mengambil langkah-langkah antisipasi terhadap kejadian bencana hidrometeorologi,” pungkasnya.
Baca juga: Pemprov Jambi Tetapkan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi Hingga Akhir Desember
Baca juga: Masuk Musim Penghujan, PJ Bupati Sarolangun Minta Camat dan Kades Antisipasi Bencana Alam
Baca juga: Musim Hujan Tiba, Ini Wilayah di Jambi yang Berpotensi Terjadi Bencana
Dirut PalmCo: Kolaborasi Kunci Wujudkan Ketahanan Pangan dan Energi |
![]() |
---|
Pernyataan Sikap Organisasi Lintas Iman Provinsi Jambi: Jaga Indonesia, Jaga Jambi |
![]() |
---|
Jawaban Kapolri Listyo Didesak Mundur usai Insiden Ojol Affan: Siap Jika Diperintahkan Presiden |
![]() |
---|
Batal Kunjungan ke China, Presiden Prabowo Fokus Tangani Dinamika di Dalam Negeri |
![]() |
---|
Lokasi MTQ Provinsi Jambi Diprotes DPRD, Usman Khalik Minta Fungsikan Arena Lama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.