Berita Jambi

Butuh 6,8 Hektare, Tanah Milik Warga di Tiga Desa Terdampak Pengembanganan Tol Bayunglencir-Tempino

Lahan terdampak Tol Bayunglencir-Tempino Seksi 3, bakal bertambah seluas 6,8 hektare, di luar dari yang telah dibebaskan tahap sebelumnya.

Penulis: A Musawira | Editor: Deni Satria Budi
tribunjambi/musawira
Pembangunan Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3, masih butuh pengembangan dan lahan yang terdampak bakal bertambah seluas 6,8 hektare. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Lahan terdampak Tol Bayunglencir-Tempino Seksi 3, bakal bertambah seluas 6,8 hektare, di luar dari yang telah dibebaskan tahap sebelumnya.

Dan, terbaru ada 72 orang warga yang tanahnya terdampak.

Rencana tambahan lahan untuk jalan tol tersebut sedang proses pembahasan melalui Konsultasi Publik yang digelar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Tol Jambi-Betung I, yang diikuti warga beberapa desa di Kecamatan Mestong dan perwakilan Pemerintah Provinsi Jambi.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Jambi, Arief Munandar mengatakan, dirinya menghadiri konsultasi publik di Kantor Camat Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.

Konsultasi publik itu kat Arief, terkait dengan tambahan pembebasan lahan seluas 6,8 hektare dari 72 orang tanah warga yang terdampak.

“Iya, ini lahan Penlok kedua. Karena pihak pekerja masih membutuhkan lahan untuk beberapa pekerjaan. Lahan itu berada di Desa Sungai Landai, Desa Pondok Meja dan Desa Muara Sebapo,” bebernya, Kamis (14/12/2023).

Arief mengatakan lahan seluas itu digunakan untuk ruang ketika ada pekerjaan timbunan di sisi kiri-kanan dari pada jalan tol tersebut.

“Terus ada juga untuk box culvert yang perlu dibebaskan dan pembebasan lahan untuk exit tol di Desa Pondok Meja. Dan, itu otomatis ada tanah warga yang terdampak,” ujarnya.

Selain membahas lahan tambahan kata Arief, Tim Percepatan Pembangunan Jalan Tol Betung-Jambi juga menerima aspirasi dari warga yang berada di lingkungan jalan tol Bayunglencir-Tempino.

“Di dalam konsultasi itu, ternyata banyak keluhan warga misalnya dampak dari pembangunan jalan tol ada kebun warga jadi terendam air ketika hujan,”.

“Kedua, ketika ada exit tol akses warga untuk masuk dan keluar rumah itu tidak bisa karena dipagar. Otomatis mereka tidak punya akses keluar masuk ke rumah mereka. Nah, ini perlunya konsultasi publik untuk mencarikan solusinya,” jelasnya.

Walau begitu, kata Arief warga di Kecamatan Mestong, sangat mendukung adanya pembangunan jalan tol di daerah tersebut.

Namun, mereka berharap pihak ketiga untuk dapat kiranya mendengar aspirasi mereka.

“Rata-rata masyarakat mendukung tapi tolong diperhatikan dampak dari pembangunan tol itu,” jelasnya.

Pertengahan 2024 Rampung

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved