Kehilangan Pembeli dan Kenaikan UMK Ribuan Karyawan di PHK di Purwakarta

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Purwakarta mencatat ada 1.756 karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK)

Editor: Herupitra
ist
ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM – Ribuan buruh di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat harus kehilangan pekerjaan.

Hal itu dampak dari kenaikan upah minimum kabupaten (UMK) dan berkurangnya daya beli masyarakat saat ini.

Sepanjang tahun 2023, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Purwakarta mencatat ada 1.756 karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Dari catatan kami, ada 1.756 karyawan yang kehilangan pekerjaan terhitung Januari-November kemarin," ujar Kepala Disnakertrans Purwakarta, Didi Garnadi dilansir Tribunjabar.id, Rabu (5/12/2022).

Didi mengatakan, ada beberapa penyebab yang membuat ribuan karyawan tersebut di-PHK.

Ia menyebutkan, ada perusahaan kehilangan pembeli hingga keberatan dengan upah minimum kabupaten (UMK) Purwakarta.

"Banyak hal terjadi yang menyebabkan ribuan karyawan itu dipulangkan. Mulai dari perusahaannya yang tidak bisa bersaing pasar internasional. Ada juga perusahaan yang terdampak dari ekonomi global," ucapnya.

Baca juga: Dari PHK ke Wirausaha,Peluang Pekerjaan di Jambi

Baca juga: Banyak Buruh Perkebunan di Jambi Kena PHK, Pengamat: Hilirisasi Industri Karet Jalan Keluar

Menurutnya, perusahaan-perusahaan tidak mampu membangun kembali kejayaannya setelah diserang oleh wabah Covid-19.

Akibatnya, banyak perusahaan sektor industri yang kini terseok-seok.

Sepanjang 2023, kata Didi, ada empat perusahaan yang gulur tikar atau bangkrut.

Perusahaan tersebut adalah PT Eins Trend, PT KYC, PT Alpha Otomotif Part, dan PT Seyang Aktivewear.

"Penyebab utama tutupnya keempat pabrik ini, akibat dari persaingan pasar internasional, sehingga menyebabkan sepi pembeli."

"Keempat perusahaan ini terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya,"

Dari empat perusahaan tersebut, ia mengatakan, PT Eins Trend menjadi perusahaan yang paling banyak memulangkan karyawannya.

"PT Eins Trend ini merupakan salah satu pabrik garmen terbesar di Purwakarta."

"Pada Agustus 2023 ini, perusahaan itu sudah mem-PHK sekitar 1.015 orang."

"Perusahaan itu kini sudah tidak beroperasi per Desember 2023 ini," ucapnya.

Ia menyebutkan bahwa PT Eins Trend berhenti beroperasi karena kesulitan mendapatkan pembeli hingga tidak menyanggupi pemberian gaji karyawan yang harus mengikuti UMK Purwakarta.

"Jadi selama ini PT Eins Trend memberikan gaji sesuai dengan kesepakatan karyawan yang tidak sama dengan UMK," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, para karyawan yang terkena PHK diharapkan bisa mengikuti berbagai program yang ada di Disnakertrans Purwakarta seperti pelatihan sehingga mereka tetap bisa berpenghasilan.

"Kami menyiapkan beragam pelatihan untuk memfasilitasi warga yang belum bekerja. Terutama, warga usia produktif tapi tidak punya keterampilan atau pekerjaan," ujar Didi. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pabrik Garmen Terbesar di Purwakarta Berhenti Beroperasi, Ribuan Buruh Di-PHK, Dampak Kenaikan UMK?

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: BREAKING NEWS Satu Korban Erupsi Gunung Marapi Sumbar Berasal dari Jambi

Baca juga: Diamankan Saat Akan Tawuran, Pelajar di Subang Tewas Dianiaya Polisi Polsek

Baca juga: Ketua DPD PDI-P Jambi Buka Rakercab DPC Sarolangun: Survei Partai Kita Bagus, Optimis Enam Kursi

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved