WAWANCARA EKSKLUSIF
Kisah Istri Capres, Siti Atiqoh dan Jurus Jaga Kondisi Ganjar Pranowo
Dia telah mendampingi Ganjar Pranowo di sejumlah jabatan politik, mulai sebagai anggota DPR RI hingga Gubernur Jawa Tengah selama 10 tahun.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Siti Atiqoh Supriyanti mengungkapkan perasaannya, setelah sang suami, Ganjar Pranowo, diumumkan sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Umum 2024.
Siti Atiqoh menilai penunjukan suaminya sebagai capres merupakan amanah yang harus dijalankan secara baik. Apalagi, sebelumnya, Ganjar Pranowo telah menjadi Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.
"Semoga bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk bisa berjuang bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara,” ujar Atiqoh saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Kamis (23/11).
Cucu dari KH Hisyam A Karim, pendiri Pondok Pesantren PP Riyadus Sholikhin Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga, itu pun mengaku tak merasakan hal berbeda ketika Ganjar maju di Pilpres 2024.
Sebab, dia telah mendampingi Ganjar di sejumlah jabatan politik, mulai sebagai anggota DPR RI hingga Gubernur Jawa Tengah selama 10 tahun.
“Cuma mungkin kalau yang sekarang karena lebih luas dengan tanggung jawab yang lebih besar jadi dinamikanya lebih tinggi lah seperti itu,” kata Atiqoh.
Di sisi lain, istri Ganjar Pranowo itu juga menyadari kesibukan suaminya belakangan ini akan padat, karena harus berkeliling ke sejumlah daerah untuk kampanye Pilpres 2024.
Maka, dia sudah siap menjadi support system bagi sang suami. Di antaranya dengan tetap menjaga kesehatan jasmani dan mental.
Dari sisi jasmani, Atiqoh selalu mengingatkan agar Ganjar tetap makan makanan yang bernutrisi dan bergizi.
Dia menyadari di tengah kesibukan berkelilinh daerah, ada kecenderungan lupa untuk makan tepat waktu.
“Saya mengingatkan kalau pas di rumah sekaligus untuk temenin. Kalau di rumah masih gampang kemudian makanan yang kita sajikan juga makanan yang bernutrisi seimbang dan kalau kita kan juga memiliki banyak superfood kayak tempe, tahu, dan telur itu kan juga superfood protein tinggi,” ungkap Atiqoh.
“Kemudian untuk menambah kebugaran itu vitamin dari sisi sayuran dan buah-buahan itu juga penting sekali,” sambung dia.
Sementara, untuk mendukung kekuatan mental, dirinya selalu memberikan senyum penuh cinta kepada sang suami.
“Ketika pulang rumah disenyumin gitu ya hal-hal seperti itu hadi lebih banyak memberikan penguatan secara psikologis dengan menjadi harapannya sebagai seorang pendamping itu bisa memberi kesejukan,” jelas Atiqoh.
Sebagai seorang istri, Atiqoh juga tak lupa mengingatkan Ganjar untuk tetap menjalankan ibadah serta berolahraga setiap harinya.
Perempuan yang punya hoby olahraga lari ini juga menambahkan, bahwa disejumlah kegiatan dirinya siap mendampingi Ganjar berkeliling bertemu dengan masyarakat. Terutama, agenda yang berkaitan dengan UMKM, Ibu dan anak serta kesehatan.
Atiqoh juga membeberkan, bahwa dirinya bersama Ganjar serta sang putra, Alam Ganjar kerap melakukan diskusi tentang banyak hal. Terutama, isu-isu yang akan menjadi pembahan dan perhatian ke depan.
Disamping itu, dia mengaku lebih suka berkomuniksi dan bertukar pikiran sang suami melalui tatap muka langsung ketimbang melalui telpon atau pesan singkat Whatsapp. Karena, akan lebih terasa emosional bounding antar keduanya.
Berikut petikan wawancara Siti Atiqoh, istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra.
Apa yang Bu Atiqoh rasakan setelah Pak Ganjar menjadi Gubernur Jawa Tengah 10 tahun, lalu sekarang ini berjuang untuk menjadi pemimpin nasional?
Yang pertama, tentu ini adalah amanah tugas yang diberikan kepada Mas Ganjar dan semoga bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk bisa berjuang bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara.
Seberapa deg-degan, setelah Ibu tahu Pak Ganjar menjadi calon pemimpin orang nomor satu di Republik Indonesia atau biasa saja?
Mungkin biasa saja ya, karena Mas Ganjar itu kan ikut kontestasi politik itu sejak di DPR RI dua periode, kemudian gubernur juga dua periode.
Cuma mungkin, kalau yang sekarang karena lebih luas dengan tanggung jawab yang lebih besar, jadi dinamikanya lebih tinggilah seperti itu.
Kita jalani saja mengikuti aliran air, kemudian kita berusaha sebaik-baiknya dengan memberikan yang terbaik untuk masyarakat.
Ini kan running sebagai calon presiden, luar biasa energi yang dikeluarkan, keliling sana keliling situ. Apa yang ibu biasa lakukan supaya Pak Ganjar ini tetapi fit. Kalau sakit kan celaka itu?
Sebetulnya ada dua, dari sisi mental maupun dari jasmani.
Dari sisi jasmani, tentu nutrisi biasanya saya kalau biasanya orang-orang workaholic itu kan lupa makan kalau sudah aktivitas.
Ya, saya mengigatkan kalau pas di rumah sekaligus untuk temenin.
Kalau di rumah masih gampang kemudian makanan yang kita sajikan juga makanan yang bernutrisi seimbang dan kalau kita kan juga memiliki banyak superfood kayak tempe, tahu, dan telur itu kan juga superfood protein tinggi.
Kemudian untuk menambah kebugaran, itu vitamin dari sisi sayuran dan buah-buahan itu juga penting sekali.
Tapi kalau dari sisi kekuatan mental, tentu memberikan senyum dengan cinta.
Ketika pulang rumah disenyumin, gitu ya, hal-hal seperti itu tadi.
Lebih banyak memberikan penguatan secara psikologis dengan menjadi harapannya sebagai seorang pendamping itu bisa memberi kesejukan.
Ibu Atiqoh kan tidak selalu ikut ketika Pak Ganjar ke mana-mana. Lalu, apa yang biasa dilakukan setiap kali jamnya makan siang ditelepon?
Selain makan, tentu istirahat cukup, ini juga sangat sulit karena kan acaranya padat sekali dan biasanya sampai malam padahal dari pagi juga sudah ada aktivitas.
Biasanya juga itu mengingatkan untuk istirahat, untungnya Mas Ganjar di mobil dia tetap gampang tidur.
Jadi misalnya perjalanan dengan darat yang itu membutuhkan waktu 1 jam, lumayanlah bisa tidur setengah jam, seperempat jam.
Kalau deep sleep walaupun cuma sebentar itu kan bisa me-recover energi kita.
Tapi Ibu selalu mengoprak-oprak nggak kalau sudah jamnya makan, sudah siang tidur dong?
Kalau tidur, nggak, karena ada kewajiban yang harus diselesaikan. Beda sama makan.
Makan itu tidak tidak bisa diargumentasi ya, badan itu butuh nutrisi tapi kalau tidur meskipun itu penting masih ada kewajiban atau agenda yang harus diselesaikan.
Kemudian yang lainnya tentu olahraga, ya, walaupun sebentar saja, setengah jam, itu diusahakan sebisa mungkin seperti itu.
Jadi kemudian saya memang tidak selalu ikut salah satunya mengingatkan sudah salat belum, itu pertanyaan-pertanyaan standar seorang istri.
Tadi kan Ibu tidak selalu mendampingi Pak Ganjar ketika jadi gubernur maupun sekarang calon presiden. Ada ukurannya tidak kegiatan yang Ibu Atiqoh tidak perlu turun mendampingi?
Ketika posisi masih menjadi gubernur itu kan sebagai istri selain juga sebagai pengganti dan juga ada tugas-tugas fungsional.
Seperti menyosialisasikan ibu-ibu PKK, mengurusi pemberdayaan masyarakat kemudian ketua Dekranasda yang kita bisa supporting UMKM-UMKM kerajinan.
Jadi ketika ada tugas-tugas yang melekat secara fungsional hari itu, tentu saya tidak bisa mendampingi Mas Ganjar.
Tetapi ada tugas-tugas tertentu yang memang Mas Ganjar itu membutuhkan saya sebagai pendamping, misalnya ada kegiatan kenegaraan, kemudian yang berkaitan dengan upacara, kemudian peringatan-peringatan.
Kalau masa keliling-keliling, pada saat mana Ibu Atiqoh merasa perlu ikut dan pada saat mana Ibu merasa tidak perlu ikut?
Kalau yang ada penjadwalan terkait dengan saya, ya, saya ikut, jadi memang saya sudah ada yang mengatur. Dan dilihat dari urgensinya saja.
Kapan Mas Ganjar ini menyampaikan serius ingin running jadi calon presiden, misalkan 'aku kok kepingin mengabdi yang lebih tinggi’ ada tidak greneng-greneng begitu?
Ya, ketika dideklarasi tanggal 21 April 2023 itu.
Sebelum-sebelumnya nggak. Karena kalau dari sisi politik, itu istilahnya, saya menyebutnya, itu itu hak prerogatifnya Mas Ganjar.
Seperti ketika running di Jawa Tengah juga begitu, tapi setelahnya kita ngobrol.
Bu, apakah pernah itu diajak berdiskusi oleh Pak Ganjar, mengenai materi-materi yang akan disampaikan dalam kunjungan terkait dengan pilpres ini. Pernah enggak itu diajak ngobrol? Misalnya, saya mau ke sini saya mau ngomong A atau mengupas B ya kan sekarang ini banyak diundang ke forum-forum gitu. Apa ibu ikut memberikan masukan atau Pak Ganjar tanya enggak?
Biasanya masukannya pada hari itu, ya, tapi diskusi karena kita memang keluarga biasa diskusi.
Atau misalkan tanya ke Ibu setelah sampai di sebuah acara, itu penampilan saya bagus enggak?
Enggak-enggak, nggak pernah nanya seperti itu.
Tapi saya sama anak itu memang memposisikan kita kan biasa keluarganya biasa berdiskusi, jadi memberikan masukannya itu tidak cuma ketika Mas Ganjar mau turun, enggak.
Kan kita kalau posisi lagi di Jakarta, itu kan kita hampir ketemu setiap hari ya kecuali kalau di luar kota kita.
Kalau saya tipikalnya lebih suka yang face to face seperti ini. Kalau misalnya Mas Ganjar lagi di luar kota, WA atau telepon kurang, saya kurang (sreg).
Apalagi kalau hal-hal yang khusus terkait dengan urusan keluarga. Takutnya nanti juga, kalau menurut saya bahasa WA itu kadang kurang komunikatif.
Apa ibu takut disadap?
Enggak, enggak. Apa yang mau disadap, orang saya enggak ada isinya apa-apa.
Yang sadap juga bingung, saya bukan tipikal orang yang senang telepon atau WA.
Lebih suka face to face seperti ini karena kadang ada missunderstanding karena bahasa WA lebih, kalah kayak gini kita bisa lebih melihat body language orang, ini beneran atau tidak, ini tulus atau tidak. (tribun network/yuda)
Baca juga: Tsamara Amany dan Kedekatannya dengan Erick Thohir, Sudah Ikhlaskan Posisi Cawapres
Baca juga: Adu Nyawa di Aspal Kawasan Tugu Keris Kota Baru, Balap Liar Bikin Warga Kesal
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Ayah Ragil Soal 2 Polisi yang Bunuh Anaknya di Polsek Kumpeh Muaro Jambi |
![]() |
---|
Misteri Kematian Pemuda di Sel Polsek Kumpeh Ilir Jambi, Ayah Korban: Saya Masih Bertanya |
![]() |
---|
Partisun, Jangan Cuma Asal Bapak Senang, Gubernur Al Haris Kelola Potensi Alam Jambi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.