Liga 2

Kapten PSMS Medan Dikeroyok di Markas Persiraja, Andry Mahyar: Memalukan Sepakbola Indonesia

Manajemen PSMS Medan berharap Komisi Disiplin PSSI memberi sanksi tak sebatas denda kepada Persiraja, yang telah gagal menjadi tuan rumah yang baik

Editor: Suang Sitanggang
KOLASE TRIBUNJAMBI
Pemain PSMS Medan Rachmad Hidayat saat menghadapi Persiraja, dan kondisi kepala benjol usai laga, diduga dihantam pengurus Persiraja 

TRIBUNJAMBI.COM - Kapten PSMS Medan, Rachmad Hidayat, menjadi korban pengeroyokan di dalam stadion, diduga dilakukan oknum pengurus Persiraja Banda Aceh.

Ada pukulan yang diterima Rachmad Hidayat usai laga Persiraja vs PSMS, Sabtu (18/11/2023), yang membuat keningnya bengkak.

Pertandingan ini berakhir dengan skor imbang 0-0, dan terjadi kemarahan supporter, yang disertai pelemparan ke arah pemain PSMS Medan.

Kericuhan di dalam stadion membuat pemain PSMS harus bertahan selama beberapa jam di tengah lapangan.

Persoalan ini telah dilaporkan manajemen PSMS kepada komisi disiplin (Komdis) PSSI.

Pihak Ayam Kinantan berharap ada sanksi tegas yang diberikan kepada pihak Persiraja atas insiden malam itu, yang telah mengamcam keselamatan para pemain dan official PSMS.

Terkait dugaan pengeroyokan yang dilakukan pengurus Persiraja, COO PT Kinantan Medan Indonesia, Andry Mahyar, mengecam tindakan tersebut.

Menurutnya tindakan itu sangat tidak sportif, dan jauh dari nilai-nilai yang harusnya dijunjung tinggi oleh insan olahraga.

"Ini memalukan sepakbola Indonesia. Oknum pengurus sepak bola ikut terlibat dalam pengeroyokan terhadap salah satu pemain PSMS," ungkapnya, dikutip dari Tribun Medan.

Dia meminta Komdis PSSI memberi sanksi, tidak hanya berupa denda saja.

Dia menyebut, dalam aturan kode disiplin, ada juga sanksi lebih tegas yang bisa diberikan, seperti partai usiran, tanpa penonton, bahkan diskualifikasi.

"Di Pasal 68 sampai 70 kode disiplin PSSI menjelaskan sanksi jika terjadi kerusuhan. Pengusiran dan juga menggelar pertandingan tanpa penonton. Bahkan dalam sanksi tambahan juga, ada pasal mengatur tentang diskualifikasi," terang Andry.

Berdasarkan informasi yang diperolehnya, kejadian yang sama tak hanya terjadi kali ini saja.

Peristiwa serupa, ungkapnya, juga terjadi pada saat Persiraja melawan Sada Sumut, Semen Padang FC, dan Sriwijaya FC.

"Ada kejadian yang tak jauh beda. Artinya sudah habit. Ini nggak boleh terjadi sepak bola kita," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved