Kondisi Dokter Qory saat Datang ke P2TP2A, Jalan Kaki Cari Perlindungan Usai Alami KDRT

Bertahun-tahun jadi korban Kekerasan Dalam Rumah tangga (KDRT) suaminya, dokter Qory Ulfiyah Ramayanti (37) memutuskan pergi dari rumah, Senin (13/11

Editor: Suci Rahayu PK
Dok Polres Bogor
Dokter Qory (baju merah muda) yang viral karena dilaporkan hilang oleh suaminya empat hari lalu telah ditemukan polisi. Kini, Qory berada di Unit PPA Mapolres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/11/2023). 

TRIBUNJAMBI.COM - Bertahun-tahun jadi korban Kekerasan Dalam Rumah tangga (KDRT) suaminya, dokter Qory Ulfiyah Ramayanti (37) memutuskan pergi dari rumah, Senin (13/11/2023) dini hari.

kaburnya dokter Qory sempat menghebohkan dunia maya, karena warganet menduga dokter cantik di Bogor itu mengalami KDRT dari suaminya.

Sebelum dokter Qory kabur, dia masih mendapat kekerasan dari suaminya, Willy Sulistio.

Qory yang tengah hamil 6 bulan itu diancam dengan pisau lalu ditampar.

Dokter Qory juga dipukul dan diinjak-injak di bagian leher belakang.

Qory kemudian melarikan diri ke rumah aman di unit Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Baca juga: Kondisi Terkini Dokter Qory Pasca KDRT dari Suaminya, Dipertemukan dengan Keluarga dari Tasikmalaya

Baca juga: Remaja 16 Tahun di Kubu Raya Kalbar Dirudapaksa Ayahnya, 2 Kali Gugurkan Kandungan Dibantu Sang Ibu

Kepada petugas P2TP2A, Qory awalnya kebingungan mencari perlindungan ke mana. Qory berjalan kaki mencari tempat perlindungan.

Lalu akhirnya tiba di rumah aman pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB.

Waktu itu, dokter Qory tidak mau ke rumah kerabat dan keluarganya karena trauma usai mendapat kekerasan dari suami.

"Awalnya dia datang hari Senin sekitar jam 8 malam. Kantor saat itu sudah tutup. Nah, waktu itu (kedatangan an ditanya) dia nggak mau ke rumah kerabatnya dan langsung ke sini," kesaksian pengurus P2TP2A Kabupaten Bogor, Saryuni kepada Kompas.com, Sabtu (18/11/2023).

Saryuni mengungkapkan bahwa pada Senin malam itu dokter Qory datang seorang diri dengan berjalan kaki tanpa membawa apapun.

Saat itu, Qory yang kondisinya tengah hamil 6 bulan terlihat kelelahan murung seperti ada tekanan mental akibat penganiayaan.

"Posisi dia hamil jadi butuh banget perlindungan agar bisa stabil dan berfikir secara logis. (Dia bilangnya saat datang) dia takut. Akhirnya langsung kita lindungi dan diinapkan. Asesmen setengah jam karena dia oleng, dikasih minum, makan, biar dia tiduran," ujarnya.

Petugas kemudian memeriksa kondisi fisik dan kandungan. Hasilnya, Qory depresi akibat adanya tindakan kekerasan berulang kali.

Sementara ditemukan luka fisik di kepala dan punggung. Kepalanya masih sering pusing karena bekas diinjak di leher belakang.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved