Kesehatan

Keluarga Pasien Kecewa ke Pihak RSUD Daud Arif Kuala Tungkal

Keluarga pasien RSUD Daud Arif Kuala Tungkal kecewa karena hasil rontgen tidak disertakan dengan surat rujukan sehingga lambat ditangani

Penulis: Sopianto | Editor: Hendri Dunan
Tribunjambi/Sopianto
RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal. 


TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Pihak RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) diduga lalai dalam memberikan dokumen rujukan pasien untuk operasi. Atas kelalaian itu, mengakibatkan pasien terhambat dalam melaksanakan operasi di RSUD Raden Mattaher Jambi.

Seorang pasien atas nama Fajar Septiadi warga Kuala Tungkal hanya bisa terbaring di RSUD Raden Mattaher Jambi. Kini kakinya yang mengalami patah akibat kecelakaan mulai membengkak akibat tidak bisa ditangani dokter karena rekomendasi hasil rontgen yang tidak dilampirkan oleh pihak rumah sakit Kuala Tungkal.

Dokumen hasil rontgen itu harusnya dilampirkan pihak RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal saat memberikan dokumen rujukan kepada pasien bernama Fajar Septiadi.

Eko Siswono, keluarga pasien yang melakukan pengurusan terkait rekomendasi rontgen tersebut di RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal meminta Bupati Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) untuk mengevaluasi kinerja para pejabat di rumah sakit. Pasalnya ia hanya dijanjikan untuk menunggu, sejak pukul 10.30 WIB hingga 14.20 WIB tidak juga ada kejelasan, Rabu (8/11).

Bahkan menurut keterangannya, biaya administrasi sudah diselesaikan sejak pukul 11. 00 WIB sebesar Rp60 ribu di kasir RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal.

Padahal sebelumnya administrasi untuk rujukan termasuk rontgen dan biaya ambulans sudah diselesaikan sekitar Rp 2,9 juta saat akan melakukan rujukan ke Jambi. Walau sudah dibayar pihak keluarga terus disuruh menunggu hingga saat ini.

"Tadi kita menanyakan ke bagian Radiologi diminta menunggu sekitar 2 jam dari sekitar pukul 10.30 WIB sampai 12.30 WIB katanya dokter yang bisa memberikan keterangan terkait ronsen sedang melakukan USG 6 pasien," kata Eko.

Saat itu juga, keluarga pasien diminta oleh salah satu pegawai untuk meninggalkan nomor hanphone (HP) nantinya dokumen tersebut akan dikirimkan melalui Whatsaapp akan tetapi sampai pukul 14.20 WIB tidak kunjung dikirim.

"Mereka janji akan dikirim lewat wa dalam bentuk PDF, tapi sampai jam 14.20 WIB belum juga dikirim," ungkapnya.

Sekitar pukul 14.33 WIB baru dikirim setelah keluarga pasien menanyakan ke Dirut RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal, Sahala. Akan tetapi, PDF yang dikirimkan itu ternyata salah nama yang seharusnya Fajar Septiadi menjadi Fajar Saputra.

Meski demikian akhirnya waktu sudah tidak bisa lagi untuk mengajukan operasi di RSUD Raden Mattaher, Jambi akibat keterlambatan dokumen tersebut.

"Ya, akhirnya harus ditunda besok, kita ini orang awam yang faham soal dokumen rujukan pihak rumah sakit, apakah rumah sakit itu tidak memilki SOP untuk melakukan rujukan," ungkapnya.

Keluarga pasien meminta kepada Bupati Tanjab Barat Anwar Sadar untuk melakukan evaluasi atas kinerja RSUD ini. Kalau hari ini kejadian seperti ini saja dibiarkan apakah harus ada kejadian lain yang berakibat fatal.

"Ini pertanda pengawasan pelayanan di rumah sakit tidak optimal, dan tidak memilki SOP. Padahal saat rujukkan pakai ambulans RSUD dan didampingi tenaga medis, kalau masih kecolongan gini kan kacau ini. Ini terkait dengan pertolongan terhadap pasien apalagi rujukan," pungkasnya.

Sementara itu Direktur Rumah Sakit Sahala, menyampaikan belum mengetahui pasti soal itu. Dia menyebut, saat ini sedang dinas diluar kota.

"Saya kebetulan hari ini lagi dinas ke Jambi besok saya cek apa masalahnya bang," singkat Dirut saat dihubungi Tribun.

 

 

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved