LIPUTAN KHUSUS

Ternyata Banyak Permintaan Rute Trans Siginjai Jambi ke Tanjab Timur-Barat, Peluang Koridor Baru

"Banyak permintaan untuk tambah koridor baru. Tapi dengan melihat kondisi bus, tidak dimungkinkan, apalagi koridor itu sudah termasuk AKDP..."

Penulis: tyo IT | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM
Bus Trans Siginjai sedang melintas di jalanan kota Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Permintaan untuk penambahan rute Bus Rapid Transit (BRT) Trans Siginjai antar kota-kabupaten telah banyak.

Namun karena melihat kondisi armada, pembukaan koridor baru belum dimungkinkan.

Kepala UPTD Sarana dan Prasarana (Sarpras) Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Husni, mengatakan permintaan penambahan koridor, itu di antara rute Jambi-Tanjabtim dan Jambi-Tanjab Barat.

"Banyak permintaan untuk tambah koridor baru. Tapi dengan melihat kondisi bus, tidak dimungkinkan, apalagi koridor itu sudah termasuk AKDP (antar kota dalam provinsi). Kita ada 10 unit bus Trans Siginjai dengan masing-masing koridor," ujarnya, Selasa (24/10).

Dia mengungkapkan koridor Trans Siginjai yang ada saat ini sudah melalui kajian.

Trans Siginjai tidak melayani dalam kota, karena sudah ada angkutan umum yang diatur Pemkot Jambi.

Dishub Provinsi Jambi mengklaim operasional Trans Siginjai telah normal melayani semua koridor yang ada.

Husni mengatakan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Siginjai itu sudah disubsidi pemerintah.

"Bus Trans Siginjai sudah disubsidi. Bus ini hadir bukan di perkotaan," katanya.

Meski dalam pengoperasiannya sepi penumpang, Trans Siginjai tetap beroperasi sebagaimana semestinya.

"Kontraknya sudah seperti itu, mau ada penumpang dan tidak ada penumpang, tetap jalan.

Karena di dalam kontrak targetnya adalah per rate.

Kalau misalnya tidak capai rate, maka pencairannya tidak full ke pihak ketiga. Maka rugi pihak ketiga.

Jadi mau tidak mau bus Trans Siginjai harus tetap berjalan karena hitungan rate," ujarnya.

Meski sepi penumpang, keberadaan Trans Siginjai masih menjadi andalan warga.

Bus ini masih aktif wara-wiri di Kota Jambi, meski tidak seramai awal kemunculannya.

Asrofi (62), warga Kumpeh, Kabupaten Muarojambi, menuturkan keberadaan Trans Siginjai bermanfaat baginya.

"Meski saya tidak menggunakannya secara langsung, tapi bus Trans Siginjai ini cukup membantu memangkas biaya sehari-hari anak sekolah," ujarnya.

Dengan rute Terminal Sijenjang-Pijoan, moda transportasi ini cukup menjadi andalan, terutama bagi anak sekolah dan mahasiswa yang berkuliah di kampus Unja, UIN STS Jambi, dan lain-lain.

"Kebetulan anak saya kuliah di UIN, jika harus menggunakan kendaraan pribadi seperti motor. Selain berisiko karena anak perempuan juga cukup besar pengeluarannya. Trans Siginjai inilah yang jadi andalan," ujarnya.

"Jadi, setiap hari, anak saya selalu naik angkutan ini. Naik dari Terminal Sijenjang cukup bayar Rp5.000 sudah sampai tujuan dan aman," sambungnya.

Dia merasa sangat terbantu, meski harus mengantar jemput anak kesayangannya dari rumah atau pulang kuliah ke terminal setiap hari.

"Biaya indekos juga besar. Kalau sekira masih bisa diupayakan dari rumah, kenapa tidak," tuturnya.

Bus Trans Siginjai melayani beberapa rute, yakni Pijoan-Sijenjang, Bandara, Sengeti, Perbatasan Paal 10 dan Candi Muaro Jambi.

Pantauan Tribun, meski nyaman saat ditumpangi, pengguna moda transportasi ini tidak begitu ramai.

Peluang Rute Jambi-Sabak

Kebijakan Pemkab Tanjab Timur mewajibkan seluruh pejabat dan ASN menetap di Muarasabak saat hari kerja, sudah diberlakukan sejak beberapa tahun lalu.

Informasi yang dihimpun Tribun, hampir 60 persen ASN di Tanjab Timur berdomisili di Kota Jambi.

Dan hampir setiap pagi ada sejumlah ASN, terutama ibu-ibu, menunggu mobil travel tujuan Muara Sabak.

Kepala BKPSDMD Kabupaten Tanjab Timur, Angga Hari Sumartha, mengatakan setiap ASN supaya melaksanakan imbauan bupati. Di antaranya ASN harus tinggal di Muara Sabak saat hari kerja.

Itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, pertimbangan keselamatan karena bolak-balik dan biaya operasional.

"Intinya mereka akan lebih fokus kerja ketika kesehariannya tinggal di Sabak, daripada yang bulak balik ke Jambi," jelasnya, Selasa (24/10).

Jika nanti bus Trans Siginjai membuka koridor baru ke Tanjab Timur, itu akan mempermudah sejumlah ASN yang bolak-balik ke Jambi.

Namun Angga tetap mengimbau ASN untuk tetap mengikuti arahan bupati.

"Kalau untuk mendukung 100 persen terkait dengan adanya Trans Siginjai yang bisa mengantar tiap hari tidak jugo.

Namun, bisa dimungkinkan bagi ASN terutama ibu-ibu yang mempunyai tanggung jawab terhadap anak-anaknya di Jambi, mungkin mereka merasa terbantu," terangnya.

"Kemungkinan sepi, karena kebanyakan PNS Tanjab Timur berdomisili di Kota Jambi. Ketika ada fasilitas itu, mereka akan terpikir untuk bolak-balik setiap hari dan pastinya akan berdampak terhadap kemajuan perekonomian," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tanjab Timur, Irwanto, mengatakan sejauh ini pihkanya belum mendapatkan informasi terkait dengan Trans Siginjai yang akan membuka koridor baru Kota Jambi-Tanjab Timur.

"Untuk sekarang belum ada informasinya. Tapi kami selaku OPD terkait, selalu merencanakan untuk mengusulkan untuk adanya armada semi, mungkin dalam hal ini dari dinas perhubungan provinsi karena sabak sudah masuk jalan akses nasional, namun harus banyak yang dipertimbangkan, teruama biaya operasionalnya.

Yang jelas dalam waktu dekat ini, memang belum ada rencana untuk membuka koridor baru, tapi kami selalu memberikan masukan kepada dinas perhubungan provinsi," terangnya.

Faktor Sepi Peminat

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jambi, Madian, mengatakan ada beberapa faktor penurunan minat masyarakat menggunakan bus Trans Siginjai.

"Kendala utama kita itu saat ini sulitnya mendapatkan pasokan BBM jenis solar. Tidak jarang kita harus antre panjang, sehingga secara tidak langsung juga berpengaruh pada waktu operasional," ujarnya.

"Seharusnya kita sudah bisa jalan pukul 06.00 WIB, karena antre tadi jadi baru pukul 11.00 WIB baru bisa mulai jalan," lanjutnya.

Dia mengatakan itu menjadi persoalan utama operasional bus Trans Siginjai ini.

Kondisi itu terjadi pada 10 armada bus yang melayani beberapa rute di kawasan Kota Jambi sekitarnya.

Selain itu, dari tiga koridor rute bus, beberapa di antaranya ada yang kerap terhambat kemacetan.

"Seperti rute bandara, itu biasanya kerap terjebak macet di kawasan Aur Duri.

Dan itu tetap menjadi problem, sementara target per harinya harus empat trip perjalanan mobil," ujarnya.

Faktor lainnya, sudah banyak masyarakat memiliki kendaraan pribadi. Rute Sijenjang-Pijoan kebanyakan didominasi penumpang mahasiswa.

Ketika perkuliahan libur, tentu juga cukup berdampak pada operasional.

Ivan Berharap Tambah Lima

Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata, berharap ada penambahan lima unit bus Trans Siginjai untuk memenuhi kebutuhan penumpang.

Selain itu, dia mendukung pembukaan koridor baru Jambi- Tanjabtim dan Jambi-Tanjabbar

Permintaan penambahan itu karena banyak penumpang, khususnya pekerja honorer yang tidak terkacer Trans Siginjai saat ini.

Semisal di Muarojambi, sehingga mereka banyak yang terlambat masuk kantor.

"Harapan kita bisa di tambah lagi lah lima unit bus Trans Siginjai agar bisa memenuhi kebutuhan penumpang, karena memang pekerja honorer baik guru maupun di dinas sangat banyak di Muarojambi banyak yang telat dan mereka memang membutuhkannya," jelasnya, Selasa (24/10).

Terkait banyaknya permintaan pembukaan koridor Jambi-Tanjabtim dan Jambi-Tanjabbar, Ivan mendukungnya. "Kami dukung untuk membuka koridor di Tanjabbar dan Tanjabtim karena ini niatnya juga membantu," tuturnya.

Hingga kini, ada 10 bus yang beroperasi di beberapa koridor.

Dua bus koridor halte bandara ke halte Telanaipura.

Empat bus koridor halte Telanaipura ke kantor Muarojambi.

Empat bus koridor Unja Mendalo Pijoan ke Telanaipura.

DPRD Provinsi Jambi, kata Ivan, telah mendukung anggaran Rp1,8 miliar dari total anggaran subsidi APBD Provinsi Jambi per tahun untuk Trans Siginjai.

"Rp1,8 miliar total anggaran subsidi dari APBD Provinsi Jambi untuk 10 bus Trans Siginjai yang kita anggarkan per tahunnya," jelasnya.

"Kita memberi subsidi untuk harga dari harga Rp50 ribu menjadi Rp5 ribu," tambahnya.

Melihat banyak masyarakat yang bergantung dengan bus Trans Siginjai, khususnya pekerja, Ivan Wirata meminta dinas perhubungan yang merupakan mitra dari Komisi III benar-benar memperhatikan jumlah kendaraan yang kondisinya bagus.

"Jangan sampai tidak jalan, karena banyak yang bergantung dengan bus Trans Siginjai ini.

Perhatikan mulai dari minyaknya, jumlah sopir dan kesiapan lainnya," tuturnya. (caw/usn/cna/cde)

Baca juga: Prabowo-Gibran Daftar ke KPU Besok, Kaesang dan PSI Konser Pilpres Santuy OJO RUNGKAD

Baca juga: Lewati Seksi Tersisa Tiga Calon Rektor Unja, Sutrisno Raih Suara Terbanyak

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved