Ekonomi

Prediksi Uang Beredar Minimal Rp 100 Triliun di Pemilu 2024

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, sesuai pola musiman, biasanya uang beredar akan meningkat empat bulan menjelang pemilu.

Editor: Hendri Dunan
Kompas.com/ Totok Wijayanto
Ilustrasi. Mata uang rupiah. 


TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Jumlah uang beredar berpotensi meningkat saat proses tahapan pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, sesuai pola musiman, biasanya uang beredar akan meningkat empat bulan menjelang pemilu dan pemilihan presiden.

Dengan kata lain, dalam periode pesta rakyat tahun depan, peningkatan uang beredar akan terlihat mulai kuartal IV-2023.

Dari pola pemilihan umum dalam dua tahun belakangan, biasanya uang beredar akan naik sekitar Rp 100 triliun.

Nah, mengingat pemilu pada tahun depan akan dilaksanakan secara serentak dari pemilihan kepala daerah maupun kepala negara, maka jumlah uang beredar bisa naik lebih dari itu.

"M2 (uang beredar) naik minimal Rp 100 triliun dalam dua pemilu terakhir. Nah Pemilu tahun besar berpotensi lebih besar karena dilakukan bersamaan," terang Andry, Selasa (24/10).

Tentu, ini menjadi implikasi yang baik bagi ekonomi.

Andry juga menambahkan data yang ia kutip dari Bloomberg mengenai jumlah M2 dan uang beredar dalam arti sempit (M1) pada periode Pemilu dalam dua dekade terakhir.

Pada tahun 2004, M2 tercatat sebesar Rp 14,8 triliun dengan M1 bergerak di Rp 8,5 triliun. Sedangkan pada Pemilu 2009, M2 tercatat Rp 82,7 triliun dan M1 Rp 37,2 triliun.

Pada Pemilu 2014, M2 bergerak di kisaran Rp 165,5 triliun dan M1 sebesar Rp 38,1 triliun. Kemudian untuk Pemilu 2019, M2 di kisaran Rp 101,7 triliun dan M1 Rp 78,1 triliun.

 

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved