Persoalan Uang Rp 600 Ribu, Seorang Remaja Digunduli dan Disiksa hingga Tewas oleh 6 Temannya

Seorang remaja MAA (17) di Tembalang, Kota Semarang, ditemukan tewas dengan tubuh lebam saat numpang tidur di rumah temannya

Editor: Herupitra
Net
Ilustrasi Penganiayaan 

TRIBUNJAMBI.COM – Seorang remaja MAA (17) di Tembalang, Kota Semarang, ditemukan tewas dengan tubuh lebam saat numpang tidur di rumah temannya.

Terungkap korban meninggal ternyata karena disiksa oleh enam orang temannya sendiri yang menuduh korban mencuri uang salah satu pelaku.

Keenam tersangka yakni Bagus Putra Pratama (19), Agung Rahmanto (26), Mika Faqih Aryaputra (19), Plateau Malik Kusuma (21), Haidar Saputra (21), dan Muhammad Haris Widitanto (20).

Mereka memiliki peran masing-masing mulai dari memukuli korban di kepala, punggung, menyulutkan sedotan panas di tubuh korban hingga menyeret korban.

Menurut salah satu tersangka Bagus Putra (19) yang merupakan dalang dari kematian korban, kejadian berawal saat dirinya mencurigai korban telah mencuri uang.

"Uang saya Rp 600 ribu hilang dari dompet, saya curiga korban yang curi maka saya tanya ke korban uang bisa balik ngak? uang habis untuk apa? jawabannya uang habis untuk jajan habis itu jawabnya terbelit-belit," kata tersangka Bagus mengutip Tribunjateng,com, di kantor Polrestabes Semarang, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Reaksi Ayah Rozak saat Nama Ayu Ting Ting Muncul dalam Dugaan Promosi Judi Online

Baca juga: Korban Lain yang Sempat Diculik Oknum TNI Aniaya Warga Aceh Hingga Meninggal: Pernah Disiksa 6 Jam

Katanya, setelah kehilangan uang, korban sempat tidak menampakan diri selama seminggu.

Setelah mengetahui korban berada di rumahnya, Bagus lalu menjeput korban dan dibawa ke warnet tempat mereka biasa nongkrong.

Setiba di warnet, ia mengintrogasi korban dengan mencukur gundul kepalanya.

Korban selepas gundul diajak ke dalam warnet lalu diinterogasi ulang, Kamis (14/9/2023) sekira pukul 01.00. 

"Jawabannya terbelit-belit maka saya pukul di bagian kepala sebelah kiri sama tangan sebanyak delapan kali," katanya.

Hubungan antara korban dengan tersangka Bagus memang terjalin sudah sejak lama.

Korban bahkan sering tidur di rumah tersangka sehingga ketika uangnya dicuri oleh korban, ia begitu emosi.

"Korban biasa tidur di rumah. Saya sempat kabari adiknya bahwa korban dipukuli orang (bohong). Habis korban meninggal saya syok tapi abis itu jujur ke orangtua korban meninggal karena tak pukuli," ungkapnya.

Tindakan Kekerasan terhadap korban lebih kejam dilakukan oleh tersangka Muhammad Haris Widitanto (20). 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved