Bisnis

Mobil Listrik Bisa Lebih Murah, IBC Sebut Proyek Pembuatan Baterai Segera Rampung

kebanyakan industri otomotif Indonesia yang memproduksi kendaraan listrik masih mengandalkan baterai buatan luar, sehingga berdampak pada harga tinggi

Editor: Hendri Dunan
ist
PT PLN (Persero) terus melakukan percepatan pengembangan ekosistem electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Baterai merupakan komponen kunci untuk kendaraan listrik.

Menurut Kementerian Perindustrian, komponen ini memiliki kontribusi sebesar 25-40 persen dari harga kendaraan listrik.

Saat ini, kebanyakan industri otomotif Indonesia yang memproduksi kendaraan listrik masih mengandalkan baterai buatan luar, sehingga berdampak pada harga yang tinggi.

Menyoal masalah baterai ini, Indonesia Battery Corporation, perusahaan BUMN yang ditunjuk untuk menangani ekosistem Battery Electric Vehicle (BEV) dan Electric Vehicle (EV), menyampaikan proyek soal baterai akan selesai pada 2026.

"Proyek baterai berbasis nikel ini akan selesai pada 2026. Walau ada produksi dari Hyundai dan LG yang akan diluncurkan pertengahan tahun depan," tutur CEO Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho, dalam acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023, Kamis (7/9).

Sebagai informasi, peran IBC dalam ekosistem baterai EV dimulai dari proses pertambangan, pengolahan di smelter, produksi sel baterai, hingga proses daur ulang baterai.

Toto menambahkan, dengan sumber daya nikel yang berlimpah, Indonesia bisa memenuhi kebutuhan komponen baterai dari kendaraan listrik.

"Pada saat ini posisi kami adalah akan mengkonversi nikel untuk dijadikan bahan-bahan untuk baterai yang akan digunakan dalam kendaraan listrik," jelasnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved