Berita Jambi

Beberapa Metode dan Teknologi Penanganan Karhutla di Jambi, Momok Siklus 4 Tahunan Mampu Diredam

Memasuki Puncak Kemarau tahun 2023, Satgas Karhutla Provinsi Jambi mampu menekan luasan lahan terbakar di Siklus Empat tahunan musim kemarau. Ka.is (3

Tribunjambi.com/Rifani
Dansatgas Kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) Provinsi Jambi Brigjen TNI Supriono 

TRIBUN JAMBI.COM, JAMBI - Memasuki Puncak Kemarau tahun 2023, Satgas Karhutla Provinsi Jambi mampu menekan luasan lahan terbakar di Siklus Empat tahunan musim kemarau. Ka.is (31/8/2023)

Berkaca pada kasus karhutla pada musim kemarau tahun 2019 silam, tentu menjadi momok paling mengerikan dalam sejarah karhutla di Provinsi Jambi.

Namun pada tahun 2023 ini, upaya penanganan dan menekan angka kebakaran hutan dan lahan hingga penghujung bulan Agustus tahun 2023 terbilang berhasil.

Tercatat hingga penghujung bulan Agustus 2023 ini tercatat sudah 324.15 H lahan terbakar. Jumlah tersebut jauh menurun jika dibandingkan pada kebakaran hutan pada tahun 2019 lalu yang mencapai angka 1900 hektar lebih.

Keberhasilan tersebut juga dapat terlihat, di puncak musim kemarau saat ini kualitas dan kondisi udara di Kota Jambi masih masuk kategori baik. Tidak terlalu berdampak signifikan, meski curah hujan baru beberapa pekan terakhir terjadi.

Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Supriono menuturkan, sejak secara resmi mendapat SK sebagai Kepala Harian (PLH) satuan tugas karhutla 2023 sejak itu kami langsung melakukan langkah langkah dan memaksimalkan sumberdaya yang ada termasuk TNI, POLRI, Pemerintah Daerah, Tokoh Masyarakat, Media serta kelompok masyarakat peduli api.

Lanjutnya, menghadapi siklus Empat tahunan kemarau dan karhutla tentu menjadi persiapan tersendiri. Pihaknya melakukan beberapa persiapan dan penanganan secara matang.

"Sejauh ini mereka semua terlibat dengan baik dalam menangani karhutla," ujar Danrem.

Dalam penanganan karhutla yang masuk dalam siklus empat tahunan ini, pihaknya membentuk Tiga tim satgas yang terdiri dari satgas darat, udara dan satgas perairan yang selalu monitoring baik patroli dan juga pengecekan lokasi.

Lanjut danrem, dalam melakukan penanganan karhutla langkah awal yang dilakukan dengan cara mitigasi awal secara terintegrasi dan terpadu serta melakukan deteksi dini terkait informasi sekecil apapun terkait karhutla.

"Juga tidak terlepas dari kerjasama dengan BMKG dan batuan teknologi Sipongi yang kita miliki," tuturnya.

Teknologi yang diberi nama SIPONGI ini sangat berguna untuk mendeteksi titik titik hotspot dan panas di wilayah jambi, sehingga dapat menjadi panduan awal tim di lapangan.

Selain aplikasi kita juga menggunakan spider trek, atau pemantauan melalui udara melalui beberapa wilayah yang rawan muncul titik hotspot ataupun panas berdasarkan data di sistem sipongi tadi ataupun melalui analisis kita.

Dan terakhir metode kita menggunakan teknologi kamera cctv untuk pemantauan, ada 4 titik cctv yang tersebar di beberapa wilayah dengan radius jangkauan mencapai 60 km. Diantaranya di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Selain itu ada juga pos pos yang didirikan dan jumlahnya terus bertambah. Jika dulu hanya 8 pos saja, sekarang kita tambah menjadi 59 pos. Yang diisi dari personel gabungan tadi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved