Pilpres 2024

Pengamat Sebut Duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Hanya Mimpi: Harga Diri Bisa Hancur Lebur

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menanggapi rencana duet antara Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024

Editor: Darwin Sijabat
Ist/Kolase Tribun Jambi
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menanggapi rencana duet antara Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024. 

Dia menyebutkan bahwa saat ini elit politik termasuk capres diibaratkannya seperti berebut cinta Anies.

Menurutnya bahwa PDI Perjuangan saat ini belum bisa memutuskan siapa pendamping Gubernur Jawa Tengah di Pemilu 2024.

Sehingga Rocky Gerung menilai bahwa itu akan menjadi kegelisahan yang terjadi jelang Pilpres 2024.

"Jadi kegelisahan PDIP itu diperlihatkan dengan seolah-olah bisa mengundang Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden mereka,"

Tapi tentu partai-partai pendukung Anies Baswedan menurut Rocky Gerung akan menganggap boleh-boleh saja.

Namun mereka akan meminta Anies Baswedan sebagai capres dan bukan sebagai Cawapres.

"Partai pendukung Anies akan bilang boleh saja, tapi Anies Baswedan presidennya," kata Rocky Gerung.

Baca juga: Daftar Partai yang Diprediksi Lolos ke Senayan, Survei Litbang Kompas: 7 Parpol Penuhi Syarat PT

Dibalik itu, Rocky Gerung menilai bahwa Partai Nasdem juga saat ini mengalami kegelisahan.

"Sebaliknya Partai Nasdem juga mengalami kegelisahan karena Anies Baswedan tidak bisa memutuskan, karena menunggu semacam sinyal dari pak Surya Paloh," ujarnya.

Sehingga dia menyebutkan bahwa saat ini ada dua partai politik yang mengalami kegelisahan.

"Jadi ada dua partai sebetulnya yang gelisah, satu adalah PDIP yang kehilangann reputasinya karena terlalu memaksakan Ganjar Pranowo."

"Sehingga orang merasa Ya udah kalau itu hilang di putaran pertama tuh sehingga disodorkan nama Anies," ujarnya.

Rocky Gerung juga menyebutkan bahwa PDI Perjuangan juga membaca kegelisahan dari Partai Nasdem.

Sehingga kata pengamat politik itu bahwa saat ini pertaruhan ketidakjelasan yang tidak ada ujungnya.

"Ketidaktentuan itu disebabkan sekali lagi pada Presiden Jokowi," ujarnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved