Pilpres 2024

Pengamat Sebut Duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Hanya Mimpi: Harga Diri Bisa Hancur Lebur

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menanggapi rencana duet antara Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024

Editor: Darwin Sijabat
Ist/Kolase Tribun Jambi
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menanggapi rencana duet antara Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024. 

TRIBUNJAMBI.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menanggapi rencana duet antara Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Dia menyebutkan bahwa wacana tersebut sangat kecil atau hanya sebatas mimpi.

Bahkan dia menyebutkan bahwa kemungkinan itu bisa terjadi hanya sebesar 5 persen.

Ray menilai jika keduanya diduetkan akan mendapatkan penolakan dari elit dan basis massa PDI Perjuangan.

"Saya kira kesempatan untuk hal itu tidak lebih dari 5 persen. Elit dan basis massa PDIP akan menolak. Banyak nama lain yang bisa disorongkan untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo," ucap Ray, Kamis (24/8/2023).

Menurutnya, para petinggi parpol dari kedua belah pihak tidak akan memberikan restu.

Apalagi komposisi dalam koalisi tersebut jika terbentuk, bakal sulit menentukan sosok Cawapres.

Ganjar Pranowo merupakan sosok bakal calon presiden yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Hanura sedangkan Anies didukung tiga partai yaitu Demokrat, Nasdem, dan PKS.

Baca juga: Wacana Duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Rocky Gerung: PDIP dan Nasdem Sama-sama Gelisah

Baca juga: Respon KPU RI Soal BEM UI Tantang Debat Adu Gagasan Ganjar, Prabowo dan Anies Jelang Pilpres 2024

Baca juga: Perjuang PS19 Dukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Dulu Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019

Menurutnya, wacana yang tiba-tiba itu berupaya menarik massa pendukung yang bersebrangan dalam koalisi PDIP, serta ingin mempengaruhi dukungan yang telah setia kepada Anies.

"Jadi pernyataan ini hanya sekedar: 1. Mendorong partai pendukung Anies dapat masuk ke koalisi Ganjar, misalnya di putaran kedua. 2. Menarik pemilih Anies untuk menjatuhkan pilihan ke Ganjar," ungkap dia.

Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menjelaskan bahwa di dalam dinamika politik tidak ada yang tidak mungkin.

Semua bisa terjadi, di mana tidak ada yang namanya kawan dan lawan yang abadi di politik.

"Saya di politik melihatnya semua serba zig zag ya, semua serba mungkin. Dalam politik tidak ada yang tidak mungkin, kawan dan lawan itu kan batasnya kecil," ucap Ujang.

Dia menilai, jika pun duet Ganjar-Anies terjadi belum tentu bisa menang juga. Selain itu, perlu ada kecocokan antara PDIP dan pihak Anies.

"Kalau pun jadi skemanya belum tentu menang juga, tapi kalau saya lihat duet sih cocok kalau soal bisa terjadi atau tidak kemungkinannya kecil," ungkap dia.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved