Terduga Teroris Ditangkap di Bekasi

Polda Metro Jaya Sebut 3 Anggota Polisi Ditangkap Tak Tersangkut Kasus Teroris, Tapi Senpi Ilegal

Polda Metro Jaya mengklarifikasi terkait penangkapan tiga anggota polisi yang disebut terlibat dengan terorisme.

Editor: Darwin Sijabat
Ist/Kolase Tribun Jambi
Polda Metro Jaya mengklarifikasi terkait penangkapan tiga anggota polisi yang disebut terlibat dengan terorisme. 

Aktifis muda Nahdlatul Ulama asal Madura itu ikut dalam pemeriksaan tersangka DE yang dilakukan Densus 88.

Menurut Islah, setelah memiliki beberapa senjata api, Danan melakukan latihan menembak di Gunung Geulis 2 bulan sekali, setiap kali latihan menghabiskan waktu enam jam dengan menggunakan senjata jenis Baikal Makarov.

Tujuannya untuk melakukan penyerbuan ke Mako Brimob Kelapa Dua sesuai apa yang pernah ditonton di televisi tentang kerusuhan di lokasi yang sama 5 tahun lalu itu.

Pria yang juga punya nama alias Abu Nibras itu juga terinspirasi film propaganda ISIS tentang pertempuran Ghuwairan (pembebasan Napiter di Suriah).

Dia berhasrat untuk membebaskan Napiter yang ditahan di Mako Brimob dengan menggunakan senjata api laras panjang dan pendek.

Dalam rencananya, dia akan merebut senjata di gudang Brimob untuk dibagikan kepada Napiter dan berperang melawan polisi secara bersama-sama.

Sesuai pengakuannya, kata Islah, Danan mulai menekuni ajaran ideologi Wahabi-Salafi sejak menjadi siswa di SMK 7 Bale Endah, Bandung.

Dia rajin mengunjungi kajian ustadz William Maksum pada kisaran tahun 2010 di masjid Al-Hidayah, Komplek Bumi Sari Indah, Bandung.

Sejak itu dia meyakini bahwa Indonesia adalah Toghut, karena tidak menggunakan Syari'ah Islam sebagai hukum negara.

William Maksum telah ditangkap oleh Densus 88 pada tahun 2013 terkait jaringan Abu Roban (kelompok Cipacing).

Ketika itu Densus 88 melakukan penggerebekan di rumah Anda Suhanda sampai akhirnya terjadi baku tembak. Tiga teroris tewas, sementara satu orang lainnya ditangkap hidup-hidup.

William Maksum bebas tahun lalu dan telah menyatakan sumpah setia terhadap Pancasila dan NKRI.

Dari hasil interogasi yang dilakukan, Danan hingga hari ini masih meyakini ajaran agama yang telah dia dapat sejak 13 tahun lalu itu.

Menurutnya, dunia Islam hari ini sudah penuh dengan Bid'ah, sementara praktik kehidupan Islam di Indonesia sudah bercampur baur dengan kebiasaan-kebiasaan orang Kafir.

"Danan menganggap Yasinan di malam Jum'at adalah Bid'ah dan merupakan warisan kaum jahiliyah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved