Pilpres 2024

Respon Anies Baswedan Soal Survei Elektabilitas di Urutan Ketiga, Dikalahkan Prabowo dan Ganjar

Bacapres Anies Baswedan menanggapi hasil survei terkait elektabilitas yang selalu di urutan ketiga, dibawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
Bacapres Anies Baswedan menanggapi hasil survei terkait elektabilitas yang selalu di urutan ketiga, dibawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. 

Sehingga, dia menambahkan, kemenangan di pilpres bisa didapat.

"Pandangan saya dua, dia bisa enggak menambah elektoral, insentif elektoralnya, tapi juga mengokohkan koalisi," ucap anggota Komisi II DPR itu.

Baca juga: Anies Baswedan Didorong Tunjuk Cawapres dari Kalangan NU, Nasib AHY?

Mardani menyinggung bahwa kerja sama Partai Nasdem, PKS, dan Demokrat dalam KPP tak dibangun secara instan.

Ia meyakini, siapapun sosok cawapres yang dipilih Anies akan diterima oleh parpol di Koalisi Perubahan.

"Tetapi apapun, pokoknya keputusan Mas Anies-lah," tandasnya

Dikaitkan dengan Donald Trump

Pengamat komunikasi politik menanggapi pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengaikan elektabilitas Anies Baswedan dengan kemenangan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Sebab saat ini kepopuleran Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu kalah dibandingkan dua capres lainnya.

Dua pesaing mantan Gubernur DKI Jakarta itu yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Meski kalah dari dua kandidat lainnya, Jusuf Kalla optimis Anies Baswedan akan menang di Pilpres 2024 mendatang.

Keyakinan itu disampaikannya berkaca dari Pilkada DKI Jakarta pada 2027 silam.

Jamiluddin Ritonga, Pengamat Komunikasi Politik menanggapi pernyataan Jusuf Kalla itu.

Baca juga: Ditolak Bareskrim, Laporan Dugaan Penghinaan Rocky Gerung ke Jokowi Diterima Polda Metro, Alasannya?

Dia mengatakan bahwa JK memiliki alasan yang kuat untuk mengaikan Anies Baswedan dan Donald Trump soal survei elektabilitas.

Alasan itu yakni bahwa survei tidak melulu harus dijadikan patokan dalam pemilihan.

"Optimisme JK beralasan karena hasil survei kerap sekali meleset. Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di banyak negara lain," kata Jamiluddin dalam keterangannya, Selasa (1/8/2023).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved