Penantian Panjang Nur Akniwati, Lolos PPPK Setelah 18 Tahun Jadi Guru Honorer

Senyum semringah terpancar dari  raut wajah ratusan tenaga honorer yang baru saja menerima SK PPPK oleh Pj Bupati Muaro Jambi, Senin (31/7) pagi.

Penulis: Muzakkir | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi.com/Muzakkir
Nur Akniwati (56) diangkat jadi PPPK setelah 18 tahun menjadi guru honorer di Muaro Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI -- Senyum semringah terpancar dari  raut wajah ratusan tenaga honorer yang baru saja menerima SK PPPK oleh Pj Bupati Muaro Jambi, Senin (31/7) pagi.

SK yang diberikan oleh Pj Bupati Muaro Jambi itu sangat dinanti-nanti oleh ratusan guru dan tenaga teknis, karena untuk mendapatkan SK itu, butuh waktu yang cukup lama. 

Dari ratusan orang itu, ada beberapa orang yang usianya tak muda lagi yaitu sudah 56 tahun. Jika masa pensiun seorang ASN 60 tahun, berarti dia hanya empat tahun mengabdi sebagai PPPK.

Dia adalah Nur Akniwati. Kepada tribunjambi.com dia menyebut jika dirinya sangat terharu sekali, karena penantian panjangnya selama ini terbayar sudah.

"Sudah 18 tahun jadi guru honorer, Alhamdulillah diangkat jugo," kata Nur Akniwati. 

Guru SD 146 Desa Parit, Kecamatan Sungai Gelam itu menuturkan jika sebelumnya dirinya sudah pasrah. Apakah bisa diangkat atau tidak, sebab diusianya yang senja tentu banyak saingan yang lebih berat. Terutama guru junior yang tentunya masih fresh.

Namun berkat kegigihannya dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya dia berhasil lolos bersama ratusan orang guru lainnya.

Sebelum diangkat menjadi PPPK, dirinya pernah mengajar di beberapa sekolah, hal itu disebabkan oleh berbagai faktor.

"Dulu ngajar di Kumpeh, waktu itu sekolah hampir tutup, oleh kepala sekolah disuruh cari sekolah lain. Akhirnya Sayo pilih di Sungai Gelam," imbuhnya.

Dia berharap kepada guru honorer lainnya bisa semangat dan tetap mengikuti prosedur yang ada, karena tak ada rezeki yang tertukar.

Wanita asal Sumatera Barat itu saat ini tinggal sebatang kara, suaminya sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. 

"Anak tidak ada. Suami sudah meninggal, jadi sekarang hidup sendirian," imbuhnya.

Selain Nur Akniwati, ada beberapa guru yang juga usianya sudah tak lagi muda. Sementara dari ratusan orang yang diberikan SK, satu orang dinyatakan guru paling muda yang lolos. Dia adalah Yuli Yani (25). 

Berbeda dengan Nur Akniwati, Yuli Yani hanya butuh waktu tiga tahun untuk mendapatkan SK yang dinantikan oleh semua tenaga honorer.

"Alhamdulillah senang. Raso dak nyangko," kata Yuli Yani.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved