Duku Kumpeh Jambi Terancam Punah, Banyak Mati Terserang Jamur Phytophthora Palmivora

Banyak pohon duku di Jambi mengalami kekeringan, layu, daun berguguran sehingga mengakibatkan kematian.

Penulis: A Musawira | Editor: Teguh Suprayitno
tribunjambi/syamsul bahri
Pemiliik kebun duku, menunjukkan pohon duku milinya yang sudah kering karena diserang hama 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Banyak pohon duku di Jambi mengalami kekeringan, layu, daun berguguran sehingga mengakibatkan kematian. Hal itu disebabkan serangan jamur phytophthora Palmivora atau kanker batang duku.

Informasi ini disampaikan Hendri Purnama, yang kala itu sebagai Peneliti Ahli Muda di Kantor Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi.

Sejak 2022, BPTP Jambi berganti menjadi Balai Standarisasi Lingkungan Pertanian Jambi sebagai Analis Prasarana dan Sarana Pertanian.

Hendri menyebut sebetulnya fenomena itu sudah terjadi sejak lama, bahkan dirinya bersama peneliti yang melibatkan multidisiplin ilmu dan pemerintah setempat melakukan observasi di Desa Terusan Kecamatan Maro Sebo Ilir Kabupaten Batanghari pada 2006-2008.

“Di Provinsi Jambi pertama kali ditemukan di Desa Terusan, Kabupaten Batanghari. Istilahnya penyakit kanker batang duku yang diserang oleh jamur. Jamur ini menyerang akar hingga ke batang duku,” katanya dikonfirmasi Tribunjambi.com pada Jumat (28/7/2023).

Waktu itu lembaga yang ditempatinya bergerak dibidang penelitian sehingga bisa mengidentifikasi penyebab kematian pohon duku.

“Karena masih sedikit yang terkena maka kita coba melakukan pencegahan. Dengan memakai campuran kimia antara kapur pertanian untuk dioleskan ke batang duku yang terkena serangan jamur itu. Dari hasil percobaan berhasil mematikan jamur yang menyerang batang duku itu, karena panas,” ujarnya.

Hanya saja ia menyebut ada kendala untuk melanjutkan pengobatan, karena keterbatasan dana.

“Kalau kita minta petani untuk mereka mengoles batang duku sepertinya susah harus beli bahan, dan harus rajin mengolesinya. Terus kita sarankan supaya ini tidak menyebar, perlu membersihkan lingkungan batang duku supaya jamur tidak berkembang,” tambahnya.

Menurutnya kembali lagi ke sifat masyarakat yang agak lalai kalau membersihkan kebun disaat panennya saja dan setelahnya pasti dibiarkan saja. Ini menyebabkan jamur itu tambah berkembang.

“Bermula di Terusan. Akhirnya setelah berkembang kesini, terjadi banjir besar 2007 itu membuat penyebaran semakin meluas karena jamur terbawa arus,” katanya.

“Penyebarannya memang pelan-pelan. Akhirnya lamban laun pada 2021 sudah sampai ke hilir ke daerah Muaro Jambi hingga ke Kumpeh. Sedangkan duku di Terusan sudah habis, mati,” ucapnya.

Batang duku yang sudah mati itu ia menyarankan untuk ditebang dan tunggulnya itu dibakar supaya jamur yang aktif tidak menyebar. Karena ini menjadi biang untuk penyebaran berikutnya.

Ia memprediksi kalau tidak dilakukan langkah pencegahan maka 10 tahun mendatang duku yang terkenal di Jambi yaitu Duku Kumpeh akan habis dan punah.

Sebab, pada 2021 lalu kondisi duku Kumpeh intensitas serangan kategori berat dengan angka 27 persen hingga 49.63 persen. Kalau ini tidak dicegah dan diobati maka pada 2031 mendatang akan habis.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved