Pertamina Sewa Gedung Miliaran, Saat Minyak Dunia Turun, Harga Pertalite Tak Turun, Ini Alasan Ahok

PT Pertamina sewa gedung hingga ratusan miliar di Jakarta, namun saat harga minyak dunia turun, harga Pertalite dan solar tak diturunkan.

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi SPBU 

TRIBUNJAMBI.COM - PT Pertamina sewa gedung hingga ratusan miliar di Jakarta, namun saat harga minyak dunia turun, harga Pertalite dan solar tak diturunkan.

Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkap alasan mengapa Pertamina tidak menurunkan harga BBM saat harga minyak mentah dunia juga sedang turun.

Ia menjelaskan, Pertamina menjual BBM subsidi dan BBM non subsidi.

Untuk BBM subsidi yakni Pertalite dan Solar, harganya sudah ditetapkan pemerintah sehingga Pertamina tak bisa mengubahnya.

Sedangkan harga BBM non subsidi memang mengikuti pergerakan harga minyam dunia, serta mempertimbangkan pula arus kas Pertamina.

Ahok bilang, untuk Pertalite subsidi dari pemerintah Rp1.100 per liter.

Tapi saat harga minyak dunia naik, jumlah subsidi itu tidak ditambah. Otomatis Pertamina harus "nombok" agar tetap bisa menjual Pertalite Rp10.000.

Baca juga: Sentil Anak Usaha Pertamina yang Sewa Kantor di Jakarta Rp382 M, Ahok: Pindah ke Wilayah Operasional

Baca juga: Kapolda Jambi Hadiri PKS Bersama LAM Tentang Juknis Penyelesaian Perkara Lewat Restorative Justice

"Kan kita jual minyak, orang suka salah paham. Saya koreksi soal subsidi nih, supaya masyarakat paham. Kita kan ditentukan Rp 1.100, ketika harga minyak lagi tinggi, pemerintah kan enggak naikin minyak, Pertamina tuh nombok. Itu kalau lihat arus kasnya Pertamina, merah semua," kata Ahok kepada wartawan di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Ahok menegaskan, Pertamina tidak mengambil untung besar dari penjualan BBM. Karena Pertamina juga mengemban tugas dari negara untuk menyediakan BBM dengan harga terjangkau.

"Terus kenapa minyak turun (BBM Pertamina) enggak turun (harganya)? Karena bandingin swasta, waktu naik kan kita enggak naikin, dan waktu turun, itu kita jual minyak di SPBU, ambil untung udah paling tipis karena memang tugas pemerintah," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Upaya lain yang dilakukan Pertamina untuk menyehatkan keuangan perusahaan, adalah dengan efisiensi dan optimalisasi biaya atau cost optimization.

Di antaranya dengan menerapkan digitalisasi yang terintegrasi dalam proses bisnis dari hulu hingga hilir. Ahok menyebut, Pertamina bisa hemat Rp 3,27 miliar dollar AS dalam tiga tahun atau sepanjang 2021-2022.

"Jadi Pertamina untung itu karena optimalisasi biaya sebetulnya," ujarnya.

Pengehematan lainnya yang dilakukan Pertamina adalah tidak lagi menyewa gedung untuk kantor para pegawai dan memindahkan mereka ke aset properti Pertamina.

"Kalau tidak mau bebankan minyak ke masyarakat, ya jelas lakukan penghematan. Penghematan paling nyata tuh ya pindahin kantor," ucap Ahok.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved