Tradisi Turun ke Sawah Marga Batin Pengambang Sarolangun, Memasak Lemang Sebelum Menanam Padi

TRIBUNJAMBI.COM. SAROLANGUN - Kenduri Turun ke Sawah, merupakan satu diantaranya tradisi yang dimiliki Masyarakat Marga Batin Pengambang terdiri dari tujuh desa, yaitu Desa batin Pengambang, Tambak Ratu, Muaro Air Duo, Sungai Keradak, Simpang Narso, Bukit berantai, dan Batu Empang.

Tradisi yang telah dimulai ratusan tahun silam, terus dilakukan masyarakat Marga Batin Pengambangan sebelum menanam padi.

Dimulainya Tradisi Turun ke Sawah ini, ditandai dengan seluruh masyarakat memasak lemang, yang bahan pokoknya terdiri dari ketan hasil tani.

Tokoh masyarakat Marga Batin Pengambang Siswandi mengatakan, lemang yang dimasak masyarakat itu kemudian diserahkan ke Kepala Dusun (Kadus) dan Kepala Desa (Kades), yang kemudian akan disantap bersama-sama masyarakat tujuh desa Marga Batin Pengambang.

"Ini merupakan tradisi yang telah diturunkan sejak ratusan tahun lalu oleh nenek moyang kami dan dilakukan setiap tahunnya," kata Siswandi, Selasa (18/7/2023).

"Tradisi ini juga mengatur tata krama antara petani padi dan pemilik hewan ternak, untuk menjaga kerukunan antar masyakarat," tambahnya.

Siswandi menjelaskan, tradisi ini secara umum mengatur pola pertanian, agar tidak mengalami gagal panen.

"Kenduri turun ke sawah ini mengatur tentang waktu mengatur benih, sehingga hama dipastikan berkurang akibat dilakukan serentak," jelasnya.

"Kenduri turun ke sawah ini dilakukan 15 hari atau satu bulan, sebelum masyakarat menanam padi," tambahnya.

Siswandi berharap, tradisi ini terus dijaga oleh masyarakat Marga Batin Pengambang, sehingga dapat menjadi momentum berkumpulnya masyarakat tujuh desa.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Lembah Cahaya Destinasi Wisata Kuliner di Kerinci yang Harus Dikunjungi Wisatawan

Baca juga: Prediksi Skor Valencia vs Nottingham Forest di Pertandingan Pramusim Malam Ini - 00.00 WIB

Baca juga: Cek Bantuan Sosial Juli 2023, 4 Link Bansos dari Kemensos dan Kemendikbud