Jalan Tol Jambi Betung

Mbah Taryo Langsung Bangun Rumah Mewah dari Hasil Proyek Jalan Tol Jambi-Betung

Progress pembangunan jalan tol jambi-betung, pemerintah sudah mengucurkan ganti untung tanah yang dipakai, dan sudah mulai dibangun ruas jalan tol

Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI.COM/DEDDY RACHMAWAN
Sutaryo saat ditemui di rumah sementaranya. Dia mendapatkan uang pengganti tanahnya yang jadi bagian dari proyek jalan tol Jambi-Betung hingga Rp 19,5 miliar 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Proyek Jalan Tol Jambi-Betung kini sedang dalam tahap pengerjaan.

Masyarakat yang kehilangan aset tanah akibat pembantunan jalan tol ini telah mendapatkan ganti untung dari pemerintah.

Satu di antaranya adalah Sutaryo alias Mbah Taryo. Tanahnya yang masuk dalam proyek tol sangat luas.

Untuk menggantikan tanah itu, pemerintah memberikan imbalas Rp 19 miliar kepada Sutaryo. Uang itu sebagian digunakannya membangun rumah mewah.

Rumah dua lantai itu sedang dalam proses pembangunan. Tampilannya sangat mencolok.

Maklum saja rumah besar itu berada di dekat hamparan kebun karet, semak dan tanah bekas lapangan.

Sejumlah tukang tampak sedang mengerjakan tugasnya masing-masing untuk membangun rumah itu.

Meski masih dalam proses pengerjaan, bentuk rumah mewah milik Sutaryo (64) itu sudah terlihat.

Dia membangun rumah itu dari uang ganti untung pembangunan Jalan Tol Jambi-Betung, Sumatera Selatan.

Baca juga: Dipercepat, Juli 2024 Jalan Tol Seksi 3 Bayung Lincir-Tempino Direncanakan Bisa Difungsikan

Sutaryo adalah warga Desa Muara Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi yang tanahnya dilewati jalan tol. Jalan tol itu sendiri sejak bulan lalu sudah mulai dikerjakan.

Sembari mengisap rokoknya Sutaryo menerima Tribun Jambi di rumah sementaranya, Selasa (11/7/2023).

Rumah itu berupa rumah papan sangat sederhana, tak jauh dari rumah yang sedang ia bangun.

Adanya proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatera di Jambi membuat Sutaryo menjadi miliarder dadakan.

Tanahnya seluas 2 hektare lebih terkena proyek pembangunan jalan tol. Tanah itu memiliki dua sertifikat.

Tanahnya berada di tepi ruas jalan lintas Jambi-Palembang. Panjangnya dari tepi jalan arteri hingga ke dalam mencapai 483 meter.

Dari ratusan jiwa yang tanahnya terkena proyek jalan tol, ia menjadi orang penerima ganti rugi terbesar di Muara Sebapo.

"Kalau uang ganti ruginya itu capai Rp19,5 miliar," ujar Sutaryo.

Uang itulah yang ia gunakan untuk membangun rumah mewah barunya di atas tanah seluas dua tumbuk lebih.

Dia juga menuturkan uang ganti rugi itu ia bagi-bagikan ke tiga anaknya juga untuk membeli tanah.

Mengenai rumah besar barunya itu kakek dua cucu itu mengatakan bahwa ia ingin rumahnya dijadikan tempat berkumpul keluarga dan warga sekitar.

Hidup itu, kata dia, harus bermanfaat.

"Umur manusia cuma sebentar. Pangeran Diponegoro itu umurnya panjang karena ia bermanfaat, selalu dibicarakan," kata kakek yang mengenakan cincin batu merah delima di jari kirinya.

Sutaryo adalah pensiunan PNS di Dinas Perkebunan Kabupaten Batanghari.

Ia memiliki kebun karet. Ayahnya dulu di zaman Belanda bekerja di perkebunan karet Belanda.

Tahun 1960an, Sutaryo tinggal di Muara Sebapo.

Terkait pembangunan jalan tol, ia mengapresiasi proyek prioritas untuk menghubungkan daerah-daerah di Sumatera tersebut.

"Secara nurani ini untuk kepentingan negara, ya saya setuju saja. Apalagi saya ini pensiunan PNS, " kata Sutaryo yang kemarin ditemani anak bungsunya.

Ada kisah menarik di tanah yang kini dibangun rumah anyar Sutaryo.

Lapangan dekat rumahnya dikenal oleh warga dengan nama Lapangan JK atau Lapangan Jusuf Kalla.

Penamaan itu lantaran saat JK menjadi wakil presiden, JK pernah ke sana pada 2006.

"Ingat ga dulu ada program penanaman karet satu juta hektare. Nah dulu Pak JK nanamnya di sini, " kenangnya sembari menoleh ke belakang. Ia menunjuk caping yang tergantung.

Pengakuannya itu adalah caping yang dipakai JK saat menanam karet di sana. Masih jelas terbaca tulisan di caping itu.

Selain tertera tulisan tahun 2006 ada pula tulisan "Tahun Kebangkitan Karet Rakyat Jambi".

Lalu di mana pohon karet yang dulu ditanam Jusuf Kalla?

"Ya ditebang. Itu posisinya di rumah baru, persisnya di ruangan yang akan jadi kamar utama, " kata Sutaryo tertawa sembari menunjuk rumah mewahnya. (Tribunjambi.com/Deddy Rachmawan)

Baca juga: 11 Km Jalan Tol Jambi-Sumsel akan Lewati Desa Muaro Sebapo

Baca juga: Jalan Tol Jambi-Sumsel di Muaro Jambi Mulai Dibagun, Di Sini Lokasinya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved