Pilpres 2024

Erick Thohir Menguat Jadi Cawapres Pendamping Prabowo, Gerindra Sinyal Positif, Cak Imin Komentar

Dia menyebut Partai Gerindra menanggapi dengan sangat positif tawaran PAN menyoal nama Erick Thohir sebagai cawapres Prabowo.

Editor: Duanto AS
Tribunnews.com
Erick Thohir dan Prabowo Subianto 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Sempat ramai menjadi pembicaraan, nama Erick Thohir, Menteri BUMN,terus menguat pada bursa calon wakil presiden.

Erick telah diusulkan PAN untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.

Ketua Umum PSSI itu dinilai mampu menjadi jalan tengah bagi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyebut Erick menjadi figur yang mendapat sinyal positif dari partainya.

Terutama untuk dapat menjadi pendamping Prabowo pada Pilpres 2024.

Nama Erick Thohir, kata dia, pertama kali disodorkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN). Hal itu dilakukan pada saat kunjungan yang dilakukan Partai Gerindra ke Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN lalu.

“PAN ketika kami datang menawarkan Erick Thohir sebagai sebagai wakil presiden,” kata Ahmad Muzani dalam keterangan tertulis, Jumat, (16/6).

Dia menyebut Partai Gerindra menanggapi dengan sangat positif tawaran PAN menyoal nama Erick Thohir sebagai cawapres Prabowo.

Terlebih Erick merupakan figur yang memiliki banyak keunggulan.

Lebih dari itu, dia mengungkapkan perihal Erick Thohir cawapres Prabowo telah juga disampaikan secara langsung kepada Prabowo dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar secara langsung.

“Dan sudah kami sampaikan kepada PKB. Jadi kami tidak ada yang ditutup-tutupi,” kata Ahmad Muzani.

Nama Erick Thohir juga semakin melejit sebagai figur yang dinilai layak maju cawapres untuk Pilpres 2024.

Erick Thohir bahkan menjadi salah satu figur cawapres yang konsisten mendapat raihan elektabilitas teratas.

Tercatat elektabilitas Erick Thohir menjadi yang tertinggi dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia periode 26-30 Mei 2023.

Torehan elektabilitas Ketua Umum PSSI ini bahkan mencapai 15,5 persen.

Cak Imin komentar

Di sisi lain, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan sikap PAN yang menyodorkan Erick Thohir sebagai cawapres Prabowo belum dikomunikasikan dengan partainya.

"Sampai hari ini belum pernah disampaikan kepada kita, belum. Soal cawapres yang akan bergabung belum mengajukan. (Erick Thohir) belum," ujar Cak Imin di DPP PKB, Kamis (15/6).

Meski demikian, dia mengaku membuka pintu bagi PAN jika ingin bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) untuk mencalonkan Prabowo sebagai presiden.

"Oh tentu kami membuka seluas-luasnya bagi partai-partai yang akan bergabung. Sampai hari ini pertemuan demi pertemuan masih tengah berlangsung," tuturnya.

Cak Imin mengaku sudah memiliki nama-nama partai yang membuka pintu untuk bergabung dengan KKIR.

Meski demikian dia belum bisa menyebut partai apa yang akan bergabung.

Lebih lanjut, Cak Imin menegaskan capres-cawapres dari KKIR akan ditentukan oleh dia dan Prabowo.

"Soal pasangan itu tergantung saya rapat dengan Pak Prabowo dan itu (masih) dalam proses. Nanti pada akhirnya akan kami laporkan ke publik," tegas Cak Imin.

Cak Imin juga membantah adanya mahar politik yang menjadi alasan tak kunjung dideklarasikannya pasangan capres-cawapres dari KKIR.

Cak Imin mengklaim tak ada yang mau memberi mahar.

"(Soal mahar politik) Enggak ada, siapa yang mau ngasih?" ucapnya.

Sebelumnya PAN mengatakan koalisi permanen yang tengah digodok bersama Golkar, Gerindra dan PKB berpotensi mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024.

Mengenai cawapres, PAN bakal mendorong Erick Thohir untuk diusung sebagai pendamping Prabowo.

"Memang potensi besar capresnya ya Prabowo Subianto, maka cawapresnya kita dorong Erick Thohir," ucap Wakil Sekjen PAN Fikri Yasin saat dihubungi, Kamis (15/6).

Saat ini, Golkar dan PAN masih berada dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sementara Gerindra dan PKB berada di KKIR.

Fikri mengatakan KIB dan KKIR melebur. Pola kerja sama yang dibentuk pun dimulai lagi dari awal bersama Golkar, Gerindra dan PKB.

"Jadi enggak ada lagi KIB atau KKIR semua disusun dari nol. Supaya nama koalisi dibuat bersama, setara dan hasil musyawarah," kata Fikri. (tribun network/fik/frs/dod)

Baca juga: KPK Beberkan Penyebab Syahrul Yasin Limpo Batal Diperiksa Hari Ini

Baca juga: Keterpilihan Caleg Nomor Urut 1 dan 2 Tinggi, Ini Kata Pengamat Politik Jambi

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved