Jambi Terancam El Nino, Begini Dampak Buruknya Bagi Masyarakat

El Niño adalah  fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang dapat mempengaruhi aktivitas siklon tropis, pertanian, ekosistem laut.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
ANTARA FOTO/IGGOY EL FITRA
28102015_el nino 

TRIBUNJAMBI.COM - El Niño adalah  fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah

Perubahan suhu ini mempengaruhi pola cuaca di seluruh dunia. Dampak utama El Niño termasuk peningkatan curah hujan di Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Dampak lainnya adalah kekeringan di wilayah Pasifik Barat, dan gangguan terhadap musim monsun di Asia Tenggara.

El Niño juga dapat mempengaruhi aktivitas siklon tropis, pertanian, ekosistem laut, dan banyak aspek lainnya yang terkait dengan iklim.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia terkena musim kemarau atau kemarau panjang mulai Maret 2023.

Siklus El Nino 2023 sendiri mulai di Mei dan diprediksi akan mampir ke Indonesia Agustus 2023.

“Kita minta ini dipikirkan dari sekarang, sehingga antisipasi yang dilakukan ini bisa berjalan dengan efektif,”tegas Edi Purwanto, Ketua DPRD Provinsi Jambi.

Edi Purwanto juga mengingatkan kepada seluruh kepala daerah di Provinsi Jambi untuk mengantisipasi kondisi perubahan cuaca.

Diprediksi pada Juni ini mulai memasuki musim panas. Sejumlah kemungkinan harus diperhatikan dan dipersiapkan sehingga dampak cuaca panas ini tidak terlalu berdampak pada masyarakat.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut cara mengantisipasi dampak El Nino.

1. Kekeringan adalah salah satu dampak utama El Nino. Penting untuk menghemat penggunaan air dengan baik.

Pengelolaan air yang efektif juga meliputi praktik penghematan air akan membantu mengatasi dampak El Nino.

2. Petani dapat mengurangi risiko kegagalan panen akibat El Nino dengan melakukan diversifikasi pertanian.

Di antaranya dengan menanam berbagai jenis tanaman yang tahan kekeringan atau memiliki waktu tanam yang berbeda.

Petani dapat mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman dan memperoleh sumber penghasilan yang lebih stabil.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved