Ibadah Haji 2023

Kisah Slamet Budiono di Makkah Tujuh Kali Jadi Petugas Haji, Kerap Temukan Jemaah Tersesat

Perwira TNI Angkatan Udara (AU) yang kerap disapa Mbah Slamet itu sudah tujuh kali menjadi petugas haji

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/RAHMAT HIDAYAT
PETUGAS HAJI - Slamet Budiono (53) alias Mbah Slamet, sudah tujuh kali menjadi petugas haji. 

TRIBUNJAMBI.COM, MAKKAH - Kumisnya tebal, namun senyumnya ramah. Di kalangan petugas haji Indonesia, sosok Slamet Budiono sudah tak asing lagi.

Perwira TNI Angkatan Udara (AU) yang kerap disapa Mbah Slamet itu sudah tujuh kali menjadi petugas haji.

Slamet Budiono pertama kali menjadi petugas haji pada 2012. Setelah itu, pada 2015 sampai sekarang, dia selalu mendapat amanat menjadi bagian dari petugas pelindung para jamaah haji Indonesia.

Mengemban amanah sebagai kepala sektor khusus (Kasektorsus) di Masjidil Haram, perwira TNI berpangkat letnan kolonel ini harus siaga 24 jam bersama 84 personel anak buahnhya.

"Tidur sekenanya. Paling lama dua jam," ujar Slamet mengawali obrolan santai saat ditemui di Kantor Daerah Kerja (Kadaker) Kota Mekkah, Kamis (8/6) malam.

Masjidil Haram yang memiliki luas kurang lebih 356.800 meter persegi ini memiliki dua pintu utama, pintu King Abdul Aziz dan pintu King Fahd.

Serta ratusan pintu yang bisa membuat jamah tersesat, termasuk jamaah asal Indonesia.

Tugas Slamet, mengamankan para jamaah haji Indonesia yang tersesat.

Apalagi, tahun ini jamaah haji lansia berjumlah ribuan.

"Hampir setiap hari, banyak jamaah haji kita yang tersesat, bahkan ada yang pingsan. Setiap kita menemukan jamaah lansia tersesat, kita gendong kita bawa sampai dipastikan pulang ke penginapannya masing masing," kata lelaki kelahiran Magetan, 8 Desember 1969 itu.

Slamet mengaku sudah tak terhitung jumlahnya menggendong jamaah haji lansia yang tersesat. "Yang kelelahan, sampai yang tak hafal arah pulang," lanjutnya.

Suaranya yang khas, serak serak basah, Slamet kemudian mengenang momen haru saat mengawal para jamaah lansia.
Salah satu jamaah lansia yang berasal dari embarkasi Kualanamu (KNO) Medan, Sumatra Utara, terpaksa digotong, karena tak tahan ingin buang air besar di area Tawaf (depan Kabah).

"Kami bawa (gendong) ke kamar mandi kemudian dimandikan kain ihramnya saya ganti kemudian dibawa pulang," cerita Slamet.

Slamet melanjutkan ceritanya lagi. Sudah tak terhitung jumlah jemaah lansia yang pingsan seusai melaksanakan ibadah umrah di area masjidil haram.

Jemaah yang pingsan, digendong ke posko untuk mendapatkan pertolongan pertama. Atau langsung dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

"(Yang pingsan) kita pinggirkan,diamankan kemudian diobati oleh teman teman dokter. Intinya, kita jangan sampai salah melayani para jamaah," ujar dia. (rahmat hidayat)

Baca juga: Curhat Pilu Baim Wong Batal Berangkat Haji, Sebut Paula Verhoeven Sakit: Sudah Naik Pesawat

Baca juga: Bergerak ke Mekkah, Calon Haji dari Provinsi Jambi Sudah Pakai Baju Ihram

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved