Pilpres 2024
6 Kandidat Cawapres Anies Baswedan Versi Survei Tak Masuk Kriteria Demokrat, Hanya AHY yang Pantas?
Enam nama Cawapres pendamping Anies Baswedan dari hasil hasil survei tidak masuk dalam kriteria atau tidak memenuhi persyaratan dari Partai Demokrat.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Enam nama Calon Wakil Presiden (Cawapres) Anies Baswedan dari hasil hasil survei tidak masuk dalam kriteria atau tidak memenuhi persyaratan dari Partai Demokrat.
Hasil itu usai Demokrat menjalin komunikasi dan menemui keenam Cawapres tersebut.
Sehingga menurut Partai Demokrat bahwa yang layak mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024 yakni sang ketua umum.
Untuk diketahui bahwa Anies Baswedan maju sebagai Calon Presiden di Pemilu 2024 diusung tiga partai dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Ketiga partai tersebut yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.
Namun hingga kini Cawapres pendamping mantan Gubernur DKI Jakarta itu masih tarik menarik.
Partai Demokrat terus berupaya agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ditunjuk menjadi Bacawapres.
Ketua Bappilu Demokrat, Andi Arief mengklaim partainya sudah menemui enam orang yang menjadi kandidat bacawapres Anies Baswedan.
Semua nama bacawapres itu masuk ke dalam radar survei.
Baca juga: Partai Demokrat Sebut Ada Ancaman Penjegalan Anies Baswedan di Pilpres 2024
Baca juga: Terungkap, Haris Azhar Pernah Minta Saham ke Luhut Binsar Panjaitan, Begini Penjelasan Lord Luhut
"Saya sebagai Kabapilu menerima aspirasi masyarakat dan memperhatikan survei telah merangking 6 figur yang potensial mendampingi Pak Anies berdasarkan persyaratan piagam koalisi dan soal-soal di luar itu. Nama-nama mereka hampir semua masuk radar survei," kata Andi Arief kepada wartawan, Jumat (9/6/2023).
Hasilnya, Andi Arief mengklaim tidak ada satupun figur yang memenuhi persyaratan menjadi bacawapres Anies.
Dia bilang, hanya AHY yang telah memenuhi persyaratan.
"Sebagian besar sudah bertemu langsung dan sudah berkomunikasi. Semua jawaban para figur di luar mas Ketum menyatakan tidak sanggup memenuhi persyaratan. Kesimpulannya Ketum AHY yang memenuhi kesanggupan dan persyaratan menjadi cawapres Anies," ungkapnya.
Lebih lanjut, Andi Arief menambahkan AHY telah menyatakan siap menerima mandat agar menjadi bacawapres Anies Baswedan.
Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu siap membawa aspirasi perubahan.
"Sekali lagi bukan karena semata AHY adalah Ketum kita dan sebagai putra pak SBY. Tapi memang figur-figur lain tak sanggup. Hanya Ketum AHY yang sanggup menerima tantangan rakyat membawa aspirasi perubahan dan perbaikan," pungkasnya.
Partai Demokrat: Ada Ancaman Penjegalan
Partai Demokrat membenarkan adanya dugaan penjegalan terhadap Anies Baswedan maju sebagai calon presiden (Capres) di Pilpres 2024.
Baca juga: Kabar Penjegalan PKS Sebagai Pendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024 Dibantah Partai Nasdem
Upaya itu menurut Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOKK) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron.
Hal itu pula menurutnya sebagai bukti bahwa dinamika politik saat ini sedang tinggi.
"Kalau dinamikanya luar biasa karena banyak sekali hal-hal yang yang mencoba untuk agar Anies Baswedan ini tidak bisa berlayar," kata Herman kepada awak media di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Bahkan kata dia bahwa upaya penjegalan tersebut tidak hanya terjadi kepada Anies Baswedan.
Tetapi penjegalan juga dilakukan terhadap partai politik pendukungnya.
Sebagaimana dikehui bahwa Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 didukung Koalisi Perubahan untuk persatuan.
Tiga partai dalam koalisi tersebut yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS.
Salah satu penjegalan partai pendukung itu kata Herman yakni dengan mengajak, partai yang ada di Koalisi Perubahan untuk keluar dari koalisi tersebut agar perolehan Presidential Threshold 20 persen tidak tercapai.
"Artinya, bisa ancaman terhadap Anies-nya, bisa terhadap partai-partai koalisi yang ditarik keluar sehingga tidak mencukupi presidential threshold," kata dia.
Bahkan, Herman tidak memungkiri kalau Partai Demokrat juga sempat ditawari untuk keluar dari Koalisi Perubahan.
Baca juga: Jubir Capres Koalisi Perubahan Anies Basewedan Sebut Penjegalan Mulai Terasa: Banyak Iming-iming
Hanya saja, Herman tidak membeberkan secara detail bentuk ajakannya itu. Dirinya hanya menyatakan kalau itu sudah bukan rahasia lagi.
"Ancaman itu ada, ajakan itu ada, tentu ini sudah menjadi rahasia publik bagaimana Demokrat juga ada komunikasi politik dengan beberapa partai yang sudah disampaikan juga ke publik bahwa ada ajakan-ajakan (keluar Koalisi Perubahan)," kata dia.
Hanya saja, setiap upaya ajakan untuk menjegal Anies Baswedan itu tidak pernah terwujud.
Sebab menurut dia, seluruh partai politik yang ada di Koalisi Perubahan memiliki etika politik yakni bekerjasama mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
"Tetapi niatan dan keinginan Partai Demokrat bersama partai koalisi untuk melakukan perubahan yang lebih baik terhadap negeri ini ada. hal hal yang sudah baik dan ini juga bisa menjadikan lompatan besar dari berbagai aspek, ekonomi, sosial, budaya, kemasyarakatan, kesejahteraan ke depan," kata dia.
Sebelumnya, isu narasi penjegalan yang menerpa Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pengusung Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan disebut mulai terasa.
Hal itu diakui Jubir Capres di Tim Delapan KPP, Sudirman Said, dalam konferensi pers, di markas Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (7/6/2023).
"Saya kira sudah terlalu banyak orang yang mengatakan bahwa ada upaya untuk membuat anies tidak bisa maju," kata Sudirman, di Jakarta, Rabu ini.
Sudirman menerangkan, hal itu diakuinya karena banyak pendapat masyarakat yang sudah melihat dinamika politik saat ini.
Terutama isu negatif terhadap upaya majunya mantan Gubernur DKI Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Ia menyebut, satu di antaranya perihal isu dugaan korupsi Formula E yang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kerap mencuat ke publik.
Meskipun, hingga saat ini belum terbukti adanya dugaan pelanggaran pidana yang dilakukan Anies Baswedan.
"Walaupun 19 kali gelar perkara itu tidak ada bukti itu dan dicari hal-hal yang mboten-mboten lainnya," kata Sudirman.
Tak hanya soal Anies, Sudirman juga mengatakan, ada beberapa cobaan yang juga menimpa partai pengusung, mulai dari Partai Demokrat yang tengah ramai dibicarakan soal upaya peninjauan kembali (PK) putusan Mahkamah Agung (MA) dari kubu Moeldoko.
Selanjutnya, kasus dugaan korupsi proyek BTS yang diusut Kejaksaan Agung (Kejagung), yang melibatkan Menkominfo sekaligus Sekjen Partai NasDem, Johnny G Plate.
Selain itu, kata Sudirman, PKS juga disebut kerap diisukan digoda sejumlah pihak untuk keluar dari KPP.
"Jadi memang Pak Anies-nya maupun Partai-partai koalisinya mengalami iming-iming tarik-tarikan, godaan, tekanan itu terasa. Dan ini bukan kata kami, tapi kata pengamat juga begitu. Jadi pihak ketiga yang di depannya itu mengatakan demikian," ungkap Sudirman.
"Jadi yang di luar saja merasakan itu. Apa lagi kami yang di dalam. Ini memang sesuatu yang nyata, dan ini sebetulnya hal yang ya memang kompetisi begitulah," ungkapnya.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Sinopsis The Hunger Games: Mockingjay Part 2, Tayang 9 Juni 2023 di Bioskop Trans TV
Baca juga: Dilaporkan Bupati Tanjabbar Terkait UU ITE, Kades Sungai Rambai Masih Berstatus Saksi
Baca juga: Perumahan di Muaro Jambi Wajib Ada Fasos dan Fasum
Baca juga: Fotografer Spesial dari Indonesia, Kekurangan Bukan Sebuah Halangan
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com
Anies Baswedan
Partai Demokrat
Andi Arief
Partai Nasdem
Koalisi Perubahan
PKS
DKI Jakarta
Tribunjambi.com
Luhut Beri Pesan ke Prabowo Subianto: Jangan Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan Anda, akan Merugikan |
![]() |
---|
Surya Paloh dan Prabowo Subianto Sepakat Kerja Sama: untuk Kepentingan Rakyat Indonesia |
![]() |
---|
Senyum Anies Baswedan Dikomentari Prabowo Subianto: Berat Sekali |
![]() |
---|
Prabowo Subianto Sambangi Kantor DPP PKB, Disambut Muhaimin Iskandar |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Gibran Rakabuming Raka yang Ditetapkan sebagai Wakil Presiden Terpilih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.