Atur Lalu Lintas di Persimpangan Ramai Kota Jambi, Per Hari Bisa Dapat Rp300 Ribu

Seiring berkembangnya Kota Jambi berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah kendaraan di Kota Jambi. Sebab, saat ini

Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Fifi Suryani
Tribun jambi/M Yon Rinaldi
Pak Ogah sedang mengurai kemacetan di jalanan Kota Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Seiring berkembangnya Kota Jambi berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah kendaraan di Kota Jambi. Sebab, saat ini banyak terjadi titik kemacetan. Khususnya di persimpangan seperti Simpang Purnama, Simpang Naga Bakti dan beberapa berapa titik lain di Kota Jambi

Kondisi ini banyak melahirkan peluang pekerjaan bagi masyarakat Jambi, ada yang mengambil kesempatan menjadi pengatur lalu lintas atas inisiatif sendiri di beberapa ruas jalan di Kota Jambi yang familiar disebut Pak Ogah.

Dari pantauan Tribun setidaknya ada tujuh titik lokasi yang terdapat pengatur lalu lintas tidak resmi ini di Kota Jambi.

Lokasi tersebut berada di Simpang Purnama, Naga Bakti, Eka Jaya, Talang Bakung, STM Atas dan dua lokasi lagi berada di Jalan Pattimura.

Penghasilan mereka bisa dikatakan cukup menjanjikan. Mereka bisa mendapatkan uang Rp100 ribu hingga Rp300 ribu perhari. Tergantung lokasi dan situasinya.

Holland, satu diantara Pak Ogah yang biasa mengatur lalu lintas Simpang Purnama mengatakan penghasilan dia paling kecil Rp100 ribu per hari.

"Kalau penghasilan tidak menentu, kadang banyak, kadang juga sedikit," ujarnya Jumat (4/6). Lebih lanjut, Holland mengatakan dalam mengatur lalu lintas dia tidak sepanjang hari. Sekitar 2,5 jam setiap harinya.

"Saya itu mulai mengatur lalu lintas di jam padat saja, mulai dari pukul 15.30 WIB hingga 18.00 WIB," ujarnya.

"Kalau cuaca bagus alias tidak panas saya biasa mulai dari pukul 13.00 WIB," timpalnya.

Tidak hanya Holland, pengatur lalu lintas di Jalan Sumantri Brojonegoro Kota Jambi yang lebih tepatnya di depan Lorong Naga Bakti juga merasakan manisnya dengan profesi ini. Dia mengatakan penghasilannya lumayan untuk kehidupan sehari-hari.

"Dua setengah tahun jadi pak ogah penghasilannya lumayan dan bisa menghidupkan keluarga," katanya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved