Berita Unik

Suku Korowai Suku yang Tinggal di Pedalaman Papua, Gunakan Bahasa Isyarat Ini saat Bertemu

Baru-baru ini, seorang vlogger bernama Joe Hattab mencoba mengenal lebih dekat dengan suku Korowai melalui sebuah tayangan di Facebook.

Penulis: Muuhammad Ferry Fadly | Editor: Muuhammad Ferry Fadly
Facebook Joe Hattab
Suku Korowai 

TRIBUNJAMBI.COM - Suku Korowai atau Koroway adalah suku yang baru-baru ini berinteraksi dengan dunia luar sekitar 30 tahun yang lalu di pedalaman Papua Pegunungan dan Papua Selatan, Indonesia.

Populasi suku ini diperkirakan sekitar 3000 orang.

Mereka hidup di rumah-rumah yang dibangun di atas pohon yang disebut Rumah Tinggi.

Suku Korowai merupakan suku primitif di Papua yang hidup secara nomaden dan mengikuti adat Anim-Ha.

Mereka memiliki kehidupan yang unik, tetap menyatu dengan alam di sekitar mereka.

Baru-baru ini, seorang vlogger bernama Joe Hattab mencoba mengenal lebih dekat dengan suku Korowai melalui sebuah tayangan di Facebook.

Untuk mencapai tempat tinggal suku Korowai, Joe Hattab harus melakukan perjalanan panjang dan memasuki hutan yang sangat luas.

Mereka memasuki hutan dengan mencari jejak kaki kepala suku Korowai.

Saat mereka tiba, suku Korowai menyambut tamu dengan menggunakan seruling.

"Mereka menyambut kita dengan siulan dari seruling." ucapnya.

Baca juga: Perubahan Bentuk Tubuh Nathalie Holscher Jadi Sorotan, Warganet: Kok Makin Bagus

Baca juga: Hasil Survei Denny JA: Prabowo Unggul di Jabar dan Sumut, Ganjar Menang di Jateng hingga Jatim

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Jambi Harap Aturan Operasional Batubara Tidak Ganggu Aktivitas Masyarakat

Selama berinteraksi dengan suku Korowai, mereka menggunakan bahasa isyarat yang tepat agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Mereka harus menyebut "Kontri" agar dapat berkomunikasi dengan suku Korowai.

Dalam tayangan tersebut, Joe Hattab juga menceritakan bahwa suku Korowai dulunya merupakan suku yang praktik kanibalisme.

Mereka diketahui memakan tubuh manusia, terutama dalam kasus perselisihan antar-klan yang terjadi akibat pencurian babi atau masalah wanita.

Namun, sekarang, setelah agama masuk ke Papua, suku Korowai hidup dengan damai dan tidak lagi terlibat dalam praktik kanibalisme.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved