Anak dan Adik Gubernur Jambi Maju Pileg Merangin, Pengamat: Bakal Mendapat Previlage Politik

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Anak dan Adik Gubernur Jambi, Al Haris diketahui menjadi bakal calon anggota legislatif (bacaleg) untuk DPRD Kabupaten Merangin melalui Partai Amanat Nasional (PAN).

Adik Kandung Al Haris, Al Hanim Assodiki akan menjadi Bacaleg di Dapil 4 Merangin, sementara anak kandung Al Haris atas nama Muhammad Rifaldi akan menjadi Bacaleg di Dapil 2 Merangin.

Melihat Fenomena ini, pengamat Politik Universitas Jambi, Dr Dori Efendi menilai peluang keduanya cukup besar untuk mendapatkan satu jatah kursi dalam pileg.

Menurutnya efek dari seorang Gubernur itu tentu akan berdampak pada dua orang kerabat yang maju di Pileg.

Ini dapat dikatakan sebagai efek elektoral, karena seorang Gubernur pasti memiliki basis sosial dan basis politik yang sudah menjadi strong voter (pemilih kuat).

Dan keduanya pasti akan beririsan langsung, Irisan inilah yang akan menjadi basis dari pemilih kepada anak dan adik gubernur.

"Apakah itu salah?, itu tidak salah, tidak akan menjadi salah karena ini demokrasi, itu kan menentukan siapapun yang bisa ikut di dalam pemilihan," ujarnya.

Jika Masyarakat memilih anak dan adik gubernur juga tidak salah, karena menurutnya itu adalah hak bagi masyarakat untuk menentukan sikap politiknya.

Kata Dori, ini akan menjadi salah ketika Gubernur menggunakan wewenang kebijakan atau ada intervensi politik di dalamnya.

"Itu akan menjadi satu kesalahan, Apakah peluang (intervensi) itu ada?, tentu ada karena seorang Gubernur punya jabatan, punya instrumen untuk melakukan itu," jelasnya.

Anak dan Adik Gubernur yang maju di DPRD Kabupaten Merangin, tentu keduanya akan memiliki previlage tersendiri saat bertarung di Pileg ini.

Disamping Al Haris adalah Gubernur Jambi, ia juga merupakan Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPW) DPW PAN Provinsi Jambi.

Dengan jabatan tersebut pastinya Al Haris memiliki kewenangan menentukan kebijakan partai.

Dori menilai bahwa Previlage yang didapatkan anak dan adik Gubernur ini juga tidak salah.

"Kalau seandainya hari ini dia mendapat previlage sebagai seorang calon yang mendapat nomor urut pertama, itu juga tidak salah," ucapnya.

Nemun kata dua hal itu melanggar etika dalam berpolitik, karena dalam partai politik ada proses kaderisasi, ada namanya senioritas dalam partai, yang semestinya memiliki previlege adalah kader senior, tetapi harus kalah dengan previlage yang dimiliki oleh anak dan adik Gubernur.

"Jika itu diberikan previlage yang nggak salah, wajar-wajar aja, kelebihan yang dimiliki oleh anak dan adik gubernur untuk maju," ucapnya.

Karena jika belajar dari fenomena politik yang terjadi seperti pencalonan anak Presiden Jokowi menjadi seorang Walikota di Solo, dan anak menantu Jokowi yang merebut pencalonan sebagai Walikota Medan.

Maka keduanya juga mendapatkan previlege dari Jokowi, dan itu akan berdampak pada politik electoralnya, terbukti keduanya berhasil duduk.

"Pemilih akan melihat bahwasanya ini basis bapaknya, pengaruh bapaknya ya mereka ikut di dalam itu," tutupnya.

Baca juga: Joni Ismed Sebut Satu Dasawarsa Kepemimpinan Syarif Fasha Masih Ada Persoalan Belum Tuntas

Baca juga: Jadi Bacaleg PAN Dapil IV Merangin, Adik Gubernur Jambi akan Wakili Suara Anak Muda

Baca juga: Curhatan Lolly Kembali jadi Sorotan, Akui tak Mau Gunakan Uang Nikita Mirzani