Pilpres 2024
Tim 8 Koalisi Perubahan Sebut Bacapres Anies Baswedan Banyak Alami Tekanan Hingga Penjegalan Nyapres
Bacapres Anies Baswedan disebut banyak mengalami hambatan, tekanan, penjegalan, dan segala usaha untuk menghalangi maju ke Pemilihan Presiden
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Bacapres Anies Baswedan disebut banyak mengalami hambatan, tekanan, penjegalan, dan segala usaha untuk menghalangi maju ke Pemilihan Presiden di Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan Sudirman Said, anggota tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Koalisi tersebut merupakan partai yang pengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk maju sebagai Capres di Pilpres 2024 mendatang.
Belakangan ini berbagai lembaga survei merilis hasil terkait elektabilitas kandidat Bacapres.
Hasil survei tersebut mendapat tanggapan dari Sudirman Said selaku anggota tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Sudirman Said mengatakan bahwa tim 8 menganggap sejak awal kecenderungan hasil survei kandidat capres Anies Baswedan mengalami kenaikan.
“Ini patut kita syukuri karena Anies Baswedan adalah kandidat yang paling banyak mengalami hambatan, tekanan, penjegalan, dan segala usaha untuk menghalangi maju ke Pemilihan Presiden,” kata Anggota Tim 8 Sudirman Said dalam keterangannya, dikutip Jumat (26/5/2023).
Bahkan dalam kondisi yang memiliki tekanan luar biasa sekali pun, angka elektabilitas Anies masih mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.
“Bayangkan kalau lapangan bermainnya berada dalam suasana netral dan fair. Ini menunjukkan daya tahan dan daya hidup yang dimiliki Anies Baswedan dan pendukungnya luar biasa. Lalu dari mana daya hidup itu?" tanyanya.
Baca juga: Usai Anies Baswedan Sindir Jokowi Soal Pembangunan, Kini AHY Bandingkan Kesejahteraan di Era SBY
Baca juga: Ternyata Ini Cara KKB Papua Agar Tak Terdeteksi TNI-Polri, Pembebasan Pilot Susi Air Masih Lanjut
Mantan menteri ESDM ini mengatakan daya hidup tersebut datang dari suasana batin rakyat yang makin hari makin nyata menunggu datangnya perbaikan suasana bernegara.
“Suasana batin ini merupakan lahan subur bagi hadirnya agenda agenda besar untuk memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terjadi semata mata karena memang eranya pak Jokowi sudah akan selesai, baik karena tuntutan konstitusi maupun tuntutan situasi,” jelasnya.
Ketua Institut Harkat Negeri (IHN) ini menambahkan pemilu adalah momentum terbaik untuk menyediakan kebaruan, perbaikan, penyempurnaan dalam tata cara pengurusan negara.
Dikatakannya dalam suasana tersebut yang paling punya kesempatan adalah pihak yang mampu memberikan gagasan dan agenda perbaikan, bukan pihak yang memiliki semangat sekedar meneruskan.
“Tidak ada pemerintahan yang sempurna. Karena itu kami, Anies Baswedan, Koalisi Perubahan dan Persatuan, beserta seluruh relawan pendukung akan memanfaatkan momentum ini untuk meraih kemenangan. Waktunya akan tiba,” tutupnya.