MACI Jambi, Komunitas Motor Antik yang Mengedepankan 'Jas Merah'

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Komunitas motor di jambi berkembang pesat, mulai dari motor pabrikan terkini hingga karya seni custom. Bahkan terdapat satu komunitas yang mengusung tema motor antik ala motor perang dunia Dua.

Ialah komunitas Motor Antique Club Indonesia (MACI) yang berdiri di Indonesia sejak tahun 1994 silam. Berbeda dengan komunitas motor pada umumnya yang memiliki fashion garang dan juga stylist.

Para anggota MACI Jambi memiliki perbedaan mencolok, terutama dari tunggangan yang memiliki ciri khas. Rerata motor yang digunakan komunitas ini memiliki usia yang sepuh, dan juga banyak memiliki nilai sejarah sehingga membuat MACI menjadi klub istimewa, bukan sekedar klub motor semata.

Yudira Pasada Lubis (Idoy) warga jambi yang baru pulang merantau dari surabaya, mengembangkan otomotif melalui ekonomi kreatif, dan juga Anggota MACI Jambi serta pengurus montor udhuk indonesia soerabaia (Pemudi's) kepada tribunjambi.com menuturkan, jambi menjadi satu dari kota yang cukup banyak memiliki peninggalan sejarah terutama untuk kendaraan.

"Kita jambi punya teh kayu aro, dulu dimana orang belanda memiliki pusat bisnis biasanya fasilitas pendukung selalu dilengkapi termasuk kendaraan. Sama seperti surabaya yang banyak peninggalan fasilitas kolonial belanda, " ujarnya.

Lanjutnya, di Jambi sendiri saat ini sudah ada 10 orang anggota klub motor antique dibawah bendera (MACI) Jambi. Yang tentunya motor motor tersebut juga memiliki histori yang terjadi di Jambi pada masa penjajahan dulu.

Diantaranya motor jenis BSA keluaran tahun 1943, yang hingga saat ini masih digunakan anggota saat kegiatan touring ataupun kumpul komunitas. Dan tetap mempertahankan bentuk dan keaslian motor tersebut.

Lanjutnya, selain memiliki keunikan dan nilai sejarah tinggi para anggota MACI juga memiliki keahlian tersendiri atau sehati, untuk dapat menggunakan atau mengoperasikan motor antik tersebut.

"Karena ini motor antik, cara penggunaan dan pengoperasian nya pun berbeda dengan motor pada umumnya, juga harus memiliki kemistri antara rider dan motornya, " tuturnya.

Selain itu, saat digunakan di jalan raya motor antik ini tentu tidak ada STNK dan BPKB. Namun motor antik ini dilindungi UU cagar budaya. untuk keamanan, yang tergabung di MACI memiliki kartu anggota yang didalamnya tertulis keterangan motor, tahun, merek dan nomor kerangka. Sehingga saat ada razia kartu itu bisa ditunjukan sebagai pengganti surat kendaraan.

"Karena selain antik dan istimewa, motor motor ini merupakan motor peninggalan sejarah dan hibah belanda di masa penjajahan dulu. Dan pemilik pertamanya sudah almarhum semua cukup sulit untuk mendapatkan unit dengan dokumen resmi kendaraan, " jelasnya.

"Di beberapa daerah bahkan sudah dibuat perda khusus pengguna motor antik ini, yang masuk dalam kategori cagar budaya. Sebut saja seperti di siantar, bandung dan surabaya, " sambungnya.

Selain itu, para anggota pemilik motor antik juga memiliki kesan kesan tersendiri saat menunggangi kuda besi ini di jalanan umum. Mulai dari pusat perhatian, dan mengundang nostalgia terutama bagi para lansia yang sempat mencicipi masa penjajahan termasuk para veteran.

"Bahkan dari kalangan veteran, mereka hanya dengan mendengar suara mesin dan menyentuh motor. Banyak sekali kenangan dan cerita yang dibangkitkan kembali terutama terkait sejarah perjalanan motor tersebut pada zaman nya, " jelasnya.

Melalui komunitas MACI ini pula, mengajak masyarakat untuk tidak melupakan "JAS MERAH" Jangan sesekali melupakan sejarah. Dan juga mengajak dan menyadarkan masyarakat, karena masih banyak di luaran motor motor bersejarah ini dianggap barang rongsok sehingga terabaikan atau berakhir di besi tua.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Banjir Diamond dan Skin, Kode Redeem Free Fire FF Hari Ini Sabtu 13 Mei 2023

Baca juga: Resep Nasi Kuning Rice Cooker untuk Bekal Anak Sekolah

Baca juga: Kecil-kecil Cabe Rawit, Tas Mungil Krisdayanti Ini Harganya Fantastis!