Pengakuan Nikita Mirzani Lakukan KDRT ke Antonio Dedola: Benar Saya Pukul dan Tampar Dia

TRIBUNJAMBI.COM - Nikita Mirzani dan Antonio Dedola saling serang di sosial media pasca bercerai.

Diketahui pria bule asal Jerman itu kabur dari rumah karena tak tahan dengan kelakuan Nikita.

Wanita yang biasa disapa Nyai itu ternyata telah melakukan tindakan kekerasan terhadap Antonio.

Nikita Mirzani mengakui kalau dirinya telah memukul dan menampar Antonio Dedola saat masih menjadi suaminya.

Tak hanya itu, Nyai juga mengaku kalai ia sempat melempar barang seperti gelas setrika ke Toni.

Hingga akhirnya Antonio kabur dari rumah Nikita.

Baca juga: Ria Ricis Cemburu Lihat Teuku Ryan Mesra dengan Wanita Lain di Sinetron: Pakai Hati Gak?

Baca juga: Adik Nathalie Holscher Belajar Ngaji dan Salat Usai Jadi Mualaf: Pelan-pelan Tapi Pasti

Baca juga: Profil dan Biodata Mayang, Adik Mendiang Vanessa Angel yang Kini Mau Dilamar Pria Turki

“Dia takut katanya saya akan pukul dia, memang betul saya pukul dia, saya juga ngomong sama Kak Fitri,” kata Nikita Mirzani dalam video yang beredar di sosial media.

“Memang betul saya pukul dia, saya tampar dia, saya lempar dia pakai gelas kecil yang buat bikin teh, itu pun nggak akan berasa kalau kena, itupun nggak kena,” sambungnya.

Nikita mengaku setelah melempar setrika, ia langsung meminta maaf kepada Antonio Dedola.

“Memang saya lempar pakai setrikaan saat dia mau ngambil barang-barangnya, tapi saya langsung minta maaf,” ujarnya.

Meski melakukan KDRT, Nikita membantah kalau dirinya adalah orang yang jahat.

“Gua nggak jahat, kalau gua jahat nggak mungkin gua kasih ATM gua ke dia,” kata Nikita.

Hingga kini diketahui Antonio Dedola akan melaporkan Nikita atas kasus KDRT jika mantan istrinya itu berani datang ke Jerman.

“You are welcome to come to Germany. I Will report you gede In Germany too! Domestic Violence Threat!,” tulis Antonio Dedola dalam akun Instagram storynya.

“Kamu dipersilahkan sayang me Jerman, aku akan melaporkan kamu disini, di Jerman juga! Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Ancaman),” tulis Antonio Dedola.