Renungan Katolik
Renungan Paskah 2023, Uskup Agung Palembang: Bangkit dan Bersyukur karena Allah Selalu Bersama Kita
Uskup Agung Palembang, Mgr Yohanes Harun Yuwono menyebutkan bahwa Paskah 2023 untuk bangkit dan bersyukur karena Allah selalu bersama kita
TRIBUNJAMBI.COM - Uskup Agung Palembang, Mgr Yohanes Harun Yuwono menyebutkan bahwa Paskah 2023 untuk bangkit dan bersyukur karena Allah selalu bersama kita.
Saudara-saudari, imam, diakon, suster, frater, bruder, dan umat Allah sekalian yang terkasih dan terberkati. Selamat Paskah!
Paskah adalah kebangkitan Kristus. Paskah adalah kehidupan baru yang penuh kemuliaan. Kehidupan baru itu terjadi setelah Kristus mengalami penderitaan dan kematian yang sangat tragis. Penderitaan dan kematian-Nya tragis karena sesungguhnya Dia tidak bersalah, namun dijadikan sebagai yang bersalah. Namun dalam tragedi kematian-Nya Dia telah menjadi silih bagi keberdosaankita(1 Pet 2: 24-25). Kehidupan-Nya yang baru setelah kebangkitan tidak dapat dikalahkan lagi baik oleh penderitaan maupun bahkan oleh kematian (Rom 6: 9). Kebangkitan Kristus sesungguhnya adalah pemakluman kepada kita bahwa kehidupan kita kelak akan menyerupai kehidupan-Nya, kehidupan yang penuh kemuliaan. Dia telah menebus hidup kita. Kita seharusnya menangggapi penebusan melalui pengorbanan diri-Nya itu dengan rasa penuh syukur.
Paskah: Tanda Allah Maharahim
Kebangkitan Kristus mewahyukan kerahiman Allah. Allah yang mahabaik, yang kita rasakan seakan-akan membiarkan Kristus menderita demikian hebat, tidak menghendaki Kristus kalah dan tinggal selamanya di dalam kubur. Kristus sendiri sejak awal telah berkenan di hati Bapa (Mat 3:17). Kesabaran dalam menanggung penderitaan sampai kepada kematian-Nya pun berkenan di hati Bapa. Keteladanan Kristus itu sangat penting kita sadari. Entah seperti apa situasi kehidupan kita sekarang ini, kita dapat menemukan sisi kebaikan Allah di dalamnya. Kita pantas menghidupi sisi kebaikan itu dengan penuh semangat, tanpa goyah, untuk dapat berkenan kepada Allah seperti Kristus(bdk. Flp 2: 5 – 10). Allah yang mahabaik dan maharahim itu pasti juga tidak menghendaki penderitaan dalam diri kita. Dia adalah Bapa kita, maka Dia akan selalu memperhatikan dan menolong kita. Dia mahakuasa, maka juga tidak akan kehilangan cara untuk membantu kita. Maka kehidupan ini, yang merupakan anugerah-Nya tidak boleh dijalani dengan rasa putus asa melainkan dengan rasa syukur.
Baca juga: Amankan Rangkaian Jumat Agung Hingga Perayaan Paskah, Polda Jambi Kerahkan 3 Ribu Lebih Personel
Paskah di Tahun Syukur: Undangan Hidup Penuh Tanggung Jawab
Mari kita sejenak merenungkan peristiwa kecil yang terjadi di atas kayu salib. Sebelum mengembuskan napas-Nya yang terakhir Yesus berkata, “Sudah selesai” (Yoh 19: 30). Kita bisa menyimpulkan bahwa Kristus telah menyelesaikan tugas perutusan yang diberikan Bapa sampai tuntas. Tugas dan tanggung jawab menebus manusia, kendatipun sangat berat, telah dijalankan oleh Kristus sampai selesai. Sesuai dengan peran kita masing-masing, kita dipanggil untuk hidup dan bekerja seperti Kristus, yakni penuh tanggung jawab. Kita tidak boleh mewariskan beban tanggung jawab yang “mangkrak” kepada generasi sesudah kita. Semoga pada akhirnya kita akan bisa berkata seperti Kristus,“sudah selesai”. Kita akan lega, orang lain juga akan bahagia.
Namun setelah kematian itu, agaknya Allah masih meminta Yesus untuk tetap terus bekerja. Bapa sendiri telah menyelesaikan karya penciptaan dalam 6 hari yang semuanya “baik adanya”(lih. Kej 1: 1-31). Namun setelah beristirahat ternyata Allah tidak lalu menganggur. Kristus sendiri pernah mengatakan, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh 5: 17). Ini berarti pemenuhan tanggung jawab sampai tuntas, tidak berarti setelahnya kita boleh menganggur dan lepas tanggung jawab, lalu menjadi penonton. Seperti Kristus, kendatipun telah mengatakan “sudah selesai” dan kemudian beristirahat dalam kubur, Allah membangunkan-Nya. Seperti Bapa, Yesus masih harus bekerja lagi dan bekerja sampai sekarang. Setelah bangkit, Kristus masih harus menyemangati para murid-Nya yang tetap belum mengerti,yang masih bingung, dan bahkan masih ada yang tidak percaya dan ketakutan (Yoh 19: 9; 20: 19,25). Masih ada “finishing touch” yang harus dilakukan oleh Yesus. Penampakan beberapa kali pada para murid setelah kebangkitan-Nya adalah finishing touch-Nya akan semua yang diajarkan oleh Yesus kepada para murid-Nya.
Paskah: Kristus Tetap Bersama Kita
Sebelum diangkat ke surga Yesus memberikan perintah kepada para murid-Nya untuk melanjutkan pewartaan itu ke seluruh dunia. Bahkan dalam perutusan itu Yesus mengatakan “Aku akan menyertai kamu sampai akhir zaman” (Mat 28: 16 – 20). Kristus telah selesai dalam peran-Nya sebagai manusia yang sama seperti kita. Namun Dia akan tetap bersama dengan kita, membantu kita, menyemangati kita, melindungi dan menjaga kita, bukan sebagai manusia yang terkurung dalam keterbatasan fisik dan budaya, melainkan sebagai Putera Allah yang seperti Bapa penuh keagungan dan kemuliaan (bdk. Kol 1: 19; 2: 9). Penyertaan Kristus dalam pengertian ini jauh lebih berdaya dan penuh kuasa. Sebab dalam menyertai para murid-Nya (dan dalam menyertai kita), Kristus mengutus Roh Kudus, Roh yang keluar dari Bapa dan Putera, untuk menjadi kekuatan kita. Roh Kudus itu akan selamanya bersama kita dan membimbing kita kepada kebenaran (bdk. Yoh 14: 26). Dengan demikian ternyata Allah sebagai Allah tidak pernah mengenal kata libur dalam mencintai dan menyelamatkan manusia.
Paskah Setelah Pandemi Covid-19
Selama 3 tahun kehidupan normal kita terganggu oleh pandemi covid-19. Namun, kendatipun kita telah tertatih-tatih karena gangguan wabah tersebut, banyak kreativitas dan terobosan baru telah kita lakukan untuk dapat membuat kehidupan kita terus berjalan dengan baik. Kini kita sadar untuk hidup lebih sehat, untuk solider dengan mereka yang menderita, dan untuk lebih mencintai alam lingkungan kita. Kita dianugerahi akal untuk mengatasi keterbatasan kita. Sebagai orang beriman kita bersyukur bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita. Dia tidak pernah kekurangan cara untuk menolong kita. Dia tetap menyertai kita dan menolong kita dengan berbagai cara yang bahkan tidak kita bayangkan dapat kita lakukan sebelumnya. Pandemi itu kini sudah hampir hilang. Kehidupan kita berangsur-angsur pulih dan menjadi baru. Situasi ini mari kita hayati juga sebagai Paskah. Kita boleh memulai hidup baru dengan optimisme untuk menempuh jalan-jalan baru hasil kreativitas akal sehat kita. Semoga hidup kita semakin bermartabat, semakin menjadi saudara dan saudari bagi orang lain, dan semakin mencintai alam lingkungan kita.
Paskah di Tengah Sinode Universal
Paskah tahun ini kita masih berada pada masa Sinode Universal. Di mana-mana ada antusiasme tinggi dalam hidup menggereja dan bermasyarakat berkat ajakan Paus agar kita “berjalan bersama”. Ada banyak jenis orang yang sedang berjalan bersama kita. Ada yang tua ada yang muda,ada yang sehat ada yang sakit, ada yang berbeda suku, ras, agama, bangsa dan budaya. Dalam perjalanan bersama ini, kita diharapkan saling solider, saling menghormati dan menghargai, sehati seperasaan dan senasib sepenanggunggan dengan semua orang seperjalanan kita. Kita semua adalah saudara dan saudari satu sama lain (bdk. Mat 23: 8), yang hidup di bumi yang sama yang adalah rumah kita bersama. Semoga semua orang yang bersama dengan kita tidak ada yang merasa asing atau terasingkan, baik
secara pribadi, kelompok, maupun budaya. Semoga perbedaan yang ada dapat kita rasakan sebagai rahmat Allah yang ingin mengungkapkan kekayaan kodrat-Nya yang tak terbatas kepada manusia anak-anak-Nya.
Paskah di Tahun Syukur
Dalam Arah Dasar Pastoral Keuskupan Agung Palembang tahun 2023 ini kita sebut sebagai Tahun Syukur atas Anugerah Iman. Ada banyak alasan mengapa kita memulai Ardas hasil Sinodetahun2022 dengan Tahun Syukur. Di tahun 2023 ini kita merayakan 100 tahun Prefektur Apostolik Bengkulu (sejak 27 Desember 1923). Kendatipun telah pernah menjadi Prefektur Apostolik dantidak (belum) menjadi Keuskupan, Bengkulu sekarang menjadi bagian dari Keuskupan Agung Palembang. Namanya memang Perfektur Apostolik Bengkulu walau pusatnya disebut di Tanjung Sakti. Itu karena kota Bengkulu merupakan pusat pemerintahan karisidenan. Tahun ini kita juga akan memulai merayakan 100 tahun Kongregasi SCJ berkarya di Indonesia. Kendatipun imam-imam Yesuit dan Kapusin yang mengawali pewartaan iman di Keuskupankita, harus kita sadari bahwa karena kerja keras tanpa kenal lelah para misionaris SCJ, Palembang dan Tanjungkarang akhirnya menjadi Keuskupan. Sembari bersyukur atas kehadiran dan karyabaik para Saudara kita dari Kongregasi SCJ, tentu saja kita tidak melupakan jasa para misionaris Yesuit dan Kapusin. Bersama kita sekarang ada para biarawan (BHK, FIC, MSC, OCarm., CSsR, OFMCap.) dan para biarawati (HK, FCh, FSGM, CB, SJD, FMM). Kita telah mengundang dan berharap bahwa di masa depan akan ada imam atau suster dari konggregasi lain yang berkenan berkarya di Keuskupan kita. Dan tentu tidak kita lupakan jasa para katekis serta sukarelawan awam penabur iman yang bekerja bahu-membahu, yang barangkali dari antara mereka adalah kerabat kita. Sementara Imam Diosesan KAPal sekarang hampir berjumlah 50 orang, beberapa imam diosesan dari Keuskupan lain juga ada atau pernah ada bersama kita (dari Pangkalpinang, Ruteng, Kupang,Tanjungkarang). Sudah sejak awal dahulu kita mempunyai imam diosesan misionaris (dari Batavia dan dari Pangkalpinang). Kita sendiri telah mengutus RD. Gading Sianipar untuk membantu Gereja Suriname. Ternyata di mana-mana Gereja selalu kekurangan imam. Tahun ini kita juga merayakan 20 tahun Palembang sebagai Keuskupan Agung (sejak 1 Juli 2003). Tahun ini, tanggal 25 Maret 2023, Bapa Uskup Emeritus Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ., genap 29 tahun sebagai Uskup. Bukan kebetulan bahwa tahun 2023 ini Gereja Katedral yang baru telah selesai dibangun dan akan diberkati oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia. Kita bisa memaknai sebagai penyelenggaraan Ilahi dan anugerah khusus dari Allah bahwa berbagai kegenapan tahun-tahun di atas dimahkotai dengan Pentahbisan Gereja Katedral yang baru. Sangat nyata bahwa Allah bekerja dan terus menyertai Gereja-Nya di Sumatera bagian selatan ini.Gereja Katedral kita ini akan menjadi Gereja Katedral paling indah di Regio Gerejawi Sumatera. Terima kasih berlimpah kepada Panitia Pembangunan, segenap donatur, para tukang bangunan, serta siapa saja yang telah ambil bagian dalam mewujudkan Katedral yang baru ini. Atas semua hal di atas dan atas semua dinamika keberimanan yang boleh kita alami, marilah kita bersyukur kepada Allah. Kita yakin bahwa Allah telah dan sedang terus berkarya melalui orang-orang dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah Gereja di Sumatera bagian selatan ini, khususnya di KeuskupanAgung Palembang. Dalam penyelenggaraan ilahi, ke depan pasti akan ada hal-hal baru yang akan kita alami, kita jalani dan kita hidupi bersama karena sungguh Allah tetap bekerja sampai sekarang (Yoh 5:17). Selamat Paskah 2023.
Semoga Tuhan memberkati kita semua.
Palembang, 10 Maret 2023,
Mgr Yohanes Harun Yuwono
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.