Misteri Kematian Bripka Arfan Saragih

Update Misteri Kematian Bripka Arfan Saragih, Kapolda: Bunuh Diri Sudah Direncanakan Sejak Desember

Anggota Polres Samosir, Polda Sumatera Utara, Bripka Arfan Saragih (AS) diduga sudah merencanakan bunuh diri sejak Desember 2022 lalu.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
Anggota Polres Samosir, Polda Sumatera Utara, Bripka Arfan Saragih (AS) diduga sudah merencanakan bunuh diri sejak Desember 2022 lalu. 

Uang dikembalikan Panca mengatakan, sebelum tewas, Bripka AS sempat mengembalikan sebagian uang yang dia gelapkan.

Setelah itu, Bripka AS dipindahkan ke bagian Dalmas Polres Samosir.

Diberitakan sebelumnya, Bripka Arfan Saragih (AS) ditemukan tewas di tebing curam di Dusun Simullop, Desa Siogung-ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Senin (6/2/2023).

AS diduga bunuh diri dengan cara meminum sianida setelah ketahuan terlibat dalam penggelapan pajak senilai Rp 2,5 miliar.

Baca juga: Bripka Arfan Saragih Tewas Misterius, Ini Permintaan Hotman Paris Pada Kapolri

Kematian Bripka AS dinilai janggal oleh pihak keluarga. Mereka kemudian melapor ke Polda Sumut dan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan 274 orang terkait kematian AS dan penggelapan pajak.

Belakangan, Polda Sumatera Utara menyimpulkan bahwa Bripka AS tewas karena bunuh diri, bukan dibunuh.

Sementara, dalam penggelapan pajak, selain Bripka AS, ada empat pegawai honorer di UPT Samsat Pangururan yang diduga terlibat.

Racun Sianida Dipesan Setelah HP Bripka Arfan Saragih Disita Kapolres Samosir

Kasus kematian Bripa Arfan Saragih, semakin terungkap kejanggalan dalam peristiwa ini, terutama soal pemesanan racun sianida secara online.

Saat konfrensi pers bulan lalu, tepatnya pada 20 Maret 2023, Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP Natar Sibarani mengatakan sianida itu dipesan pada 23 Januari 2023 dengan metode pembayaran COD.

Sementara dari prarekonstruksi yang dilakukan oleh Polda Sumut, pada 23 Januari itu telah dilakukan penyitaan HP Arfan Saragih oleh Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman.

Setelah melakukan penyitaan, HP Arfan Saragih kemudian diberikan Kapolres ke Kasi Propam Polres Samosir, AKP Tito.

Kronologi ini memperkuat dugaan keluarga Arfan Saragih, bahwa racun sianida itu dipesan oleh pihak lain.

Kurir yang membawa racun sianida itu kini telah diperiksa penyidik dari Polda Sumut.

Keterangan kurir ini jadi sangat penting, karena model transaksinya pakai sistem cash on delivery, atau barang dibayar setelah diterima pembelinya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved