Wisata Jambi

3 Destinasi Wisata Religi yang Menarik Buat Ngabuburit Sambil Menunggu Berbuka Puasa

berwisata sambil menunggu waktu berbuka puasa, ini destinasi wisata religi yang ada di Kota Jambi yang kerap digunakan buat ngabuburit.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Tribunjambi.com/mg/Dilaamelia
Suasana di dalam Museum Menara Gentala Arasy Kota Jambi 

Zubir pengurus masjid Agung Al Falah bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1971 dan selesai tahun 1980.

Pasca Merdeka, tokoh adat dan masyarakat Jambi menginginkan adanya masjid besar sebagai ikon dari Provinsi Jambi. Sehingga, pada tahun 1960 mulailah direncanakan untuk membangun masjid ini.

Sampai sekarang Masjid Seribu Tiang inipun menjadi ikon dari Jambi yang menarik untuk kita kunjungi.

3. Museum Gentala Arasy

 

Jangan lupa berjunjung ke Museum Gentala Arasy, koleksinya banyak sekali.

Di sana pengunjung dapat menemukan benda-benda koleksi sejarah Islam di Jambi dan sejarah awal mula kedatangan Islam di Jambi.

Aset yang ada di sana datang dari kabupaten/kota di Jambi dan titipan dari ulama-ulama, atau koleksi pribadi masyarakat Jambi kota seberang yang dititipkan atau dihibahkan ke museum tersebut.

Koleksinya sekitar 68 benda, yang cukup banyak untuk menambah wawasan pengunjung.

Diprediksi koleksi ini akan terus bertambah seiring dengan kekayaan benda bersejarah di Jambi yang masih terus digali.

Di Museum Gentala Arasy ada  Al-Qur'an raksasa yang ditulis tangan, kitab, jubah, ikat kepala, topi, piring, keris dan lainnya.

Menariknya koleksi di Museum Gentala Arasy ada yang berasal dari abad ke 16 M.

"Koleksi yang ada disini ada yang dihibahkan masyarakat, ada hasil ganti rugi, ada titipan, kitab-kitab ini titipan dari ulama-ulama yang dari sini dan uniknya kitab ini asli tulis tangan semuanya," ujar Amin, Staff Bimbingan Publikasi/Pemandu di Museum Gentala Arasy, Rabu (16/2/2022).

Dari sekian banyak koleksi yang ada di museum yang paling menarik yakni rompi yang bertuliskan rajah dan jubah.
Menurut cerita rompi yang bertuliskan rajah tersebut dapat melindungi si pemakai atau membuat kebal tubuh yang punya.

"Kalo jubah ini dipakai oleh kiai atau ulama masjid Al Ikhsania Seberang Kota Jambi pada waktu memberi ceramah dan mengajar, jika dilihat dari bahannya diperkirakan jubah ini kemungkinan berasal dari Arab atau Persia, yang dibuat pada akhir abad 18 M," jelasnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved