Pedagang Baju Bekas di Kota Jambi Risau Soal Larangan Thrifting

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pemerintah Pusat melarang kegiatan impor barang bekas untuk melindungi industri dalam negeri. Namun, hal ini mendapat pro kontra ditengah masyarakat.

Dimana impor barang bekas, baik itu pakaian maupun sepatu dan barang lainnya identik dengan kegiatan Thrifting yang saat ini tengah digandrungi oleh para milenial.

Sementara itu, akibat kebijakan tersebut beberapa pedagang barang bekas dikawasan Arizona Kota Jambi saat ini terkesan menutup diri. Terbukti saat hendak dikonfirmasi terkait hal ini, banyak pedagang yang menolak untuk diwawancarai.

"Kami cuma karyawan, cuma yang jual saja. Kalau barang (dari mana, red) itu yang tau bos," ujar pedagang baju bekas dikawasan Arizona, yang tidak ingin disebutkan namanya. Rabu, (22/3/2023).

Ia mengatakan, pakaian yang dijualnya hanya baju bekas biasa. Dimana pembelinya hanya untuk kebutuhan sendiri dan tidak untuk dijual lagi.

"Paling yang kesini ibu-ibu untuk dipakai sendiri. Kita jual juga yang murah, dari Rp5 ribu sampai paling mahal Rp80 ribu," jelasnya.

Pedagang dikawasan Arizona juga mengeluhkan kebijakan pemerintah tersebut.

"Kami sulit lah kalau ada kebijakan seperti itu, ini kan hanya untuk makan sehari-hari. Masa barang jualan kami dibilang sampah," ujarnya.

Di Kota Jambi sendiri, pedagang pakaian bekas impor atau yang biasa di sebut dengan BJ, dapat di jumpai di beberapa lokasi. Seperti di kawasan Arizona, Pasar Angso duo, Simpang pulai hingga Pasar Aur Duri.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Pakaian Bekas Impor di Jambi Didatangkan dari Medan

Baca juga: Warga Sebut Sanksi Guide yang Dampingi WNA Mendaki Gunung Kerinci Ilegal Tak Sesuai SOP

Baca juga: Penjualan Sepatu Impor Bekas di Jambi Mulai Mengeluh Usai Dilarang Pemerintah