Depo Pertamina Plumpang Kebakaran, Presiden Jokowi Tegas Minta Zona Bahaya Tak Bisa Lagi Ditinggali
Presiden Jokowi minta agar zona berbahaya agar tidak ditinggali dan segera mencari solusi pasca kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Jokowi minta agar zona berbahaya agar tidak ditinggali dan segera mencari solusi pasca kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi korban peristiwa yang terjadi pada Jumat (3/3/2023) lalu.
Presiden meminta Menteri BUMN Erick Thohir dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mencari solusi agar kejadian tersebut tidak kembali terulang.
“Saya sudah perintahkan kepada Menteri BUMN dan juga Gubernur DKI untuk segera mencari solusi dari kejadian yang terjadi di Plumpang,” kata Presiden saat meninjau pos pengungsi kebakaran pipa Depo Pertamia Plumpang, Jakarta Utara, pada Minggu, (5/3/2023).
Pasalnya kata Kepala Negara, wilayah pemukiman yang dilanda kebakaran tersebut merupakan zona berbahaya untuk ditinggali karena berdekatan dengan Depo Pertamina.
“Karena ini memang zona yang bahaya. Tidak bisa lagi ditinggali, tetapi harus ada solusinya. Bisa saja Plumpang nya digeser ke reklamasi atau penduduknya yang digeser direlokasi,” katanya.
Tidak hanya di Plumpang, zona zona berbahaya di daerah lain juga tidak boleh menjadi pemukiman penduduk.
Baca juga: Sebelum Kebakaran Hebat Depo Pertamina Plumpang, Iriana Mimpi Pacaran dengan Rhoma Irama
Oleh karenanya Presiden memerintahkan semua zona berbahaya yang berkaitan dengan objek vital negara akan diaudit.
“Saya kira nanti akan diputuskan oleh Pertamina dan Gubernur DKI. Tapi semuanya memang harus zona-zona berbahaya ini tidak hanya di sini saja, harus diaudit, harus dievaluasi semuanya karena menyangkut nyawa. Tadi saya sudah perintahkan semuanya mengenai ini,” pungkasnya.
Kisah Pilu Korban Kebakaran
Kisah pilu korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Barat harus kehilangan keluarga dan tabungan Rp 120 juta untuk berangkat haji.
Uang tersebut dikumpulkan Iriana, korban tragedi yang terjadi pada Jumat (3/3/2023) hingga Sabtu (4/3/2023) dini hari.
Susilawati, anak Iriana ((60) menceritakan bahwa ibunya telah mnegumpulkan ongkos untuk berangkat haji ke Mekkah.
Uang yang telah terkumpul tersebut sebesar Rp 120 juta.