Editorial

Macet Parah  Bikin Publik Resah

JALAN macet kini menjadi masalah krusial di Jambi. Hilir mudik ribuan truk batu bara sebagai pemicu utamanya.

Editor: Deddy Rachmawan
tribunjambi/musawira
Puluhan truk batubara yang beroperasional melalui jalan nasional sedang menunggu waktu operasional di Terminal Muara Bulian. 

JALAN macet kini menjadi masalah krusial di Jambi. Hilir mudik ribuan truk batu bara sebagai pemicu utamanya. Hingga hari ini urusan jalur truk batu bara tak kunjung selesai. Publik pun resah. Entah sampai kapan masyarakat Jambi bersabar terkait macet ini.

Solusi kemacetan dampak dari truk batu bara sangat diperlukan segera. Hal itu karena menyangkut kepentingan banyak orang. Keluhan demi keluhan soal kemacetan ini kita dengar hampir setiap hari.

Tidak ada hari tanpa kemacetan di Jambi.

Kemarin, misalnya, kemacetan parah terjadi di Jalan Lintas Sumatera, Kabupaten Batanghari. Kemacetan terjadi sejak Senin (27/02/2023), malam. Kendaraan umum roda empat dan truk batu bara menumpuk di jalur Tembesi-Sarolangun.

Pemandangan seperti itu terus-terusan terjadi di sejumlah jalur lintas Jambi. Masyarakat mengeluh sejak dulu, tetapi tak ada solusi konkret sampai saat ini.

Pemerintah memang harus tegas mengelola persoalan ini. Jangan sampai masalah melebar ke mana-mana, ujungnya tetap merugikan masyarakat.

Ratusan sopir truk batu bara kemarin juga unjuk rasa di kantor Gubernur Jambi. Mereka tergabung dalam Komunitas Sopir Batu Bara atau KS Bara.

Aspirasinya, meminta pemerintah berpihak kepada pemilik truk.

KS Bara merupakan masyarakat Jambi pemilik truk, sekaligus merangkap sopir truk batu bara. Sudah ada kesepakatan antara mereka dengan pemerintah.

Poin kesepakatan itu, antara lain, meminta Kementerian ESDM menerbitkan surat kepada pemegang IUP untuk menempatkan empat petugas di mulut tambang. Tugasnya mengatur dan mengawasi, memastikan jumlah kendaraan yang keluar 4.000 truk.

Baca juga: Macet Total Kembali Terjadi. Fauzi Ansori Minta Gubernur Jambi Segera Fungsikan Jalan Alternatif

Meminta Ketua KS Bara mendata kendaraan anggota yang belum terdaftar. KS Bara dipersilakan membuat PT transportir sendiri sesuai ketentuan.

Masih ada beberapa poin kesepakatan lainnya, yang intinya semuanya kepentingan sopir truk batu bara.

Pemerintah harus bertanggung jawab perihal persoalan ini. Tak sekadar menampung kepentingan sopir truk hingga pengusaha batu bara. Yang paling penting adalah sikap pemerintah yang harus berpihak kepada publik Jambi.

Persoalan kemacetan ini sangat merugikan masyarakat. Aktivitas mereka terganggu, keselamatan di jalan raya terancam. Pemerintah harus gerak cepat menyelesaikan masalah ini.

Mengacu hasil penelitian Lembaga Riset Public Trust Institute (PUTIN), masyarakat Jambi menginginkan adanya pembangunan jalur khusus batu bara. Survei tersebut digelar pada 14-18 Februari 2023.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved