Khazanah Islami

Tata Cara Bayar Utang Puasa dan Fidyah, Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Berikut penjelasan tentang Tata Cara Bayar Utang Puasa dan Fidyah, lengkap Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNPONTIANAK/ENDRO
Puasa Ramadhan dan ketentuan mengerjakannya 

TRIBUNJAMBI.COM - Dalam tausiyahnya, Ustadz Abdul Somad menjabarkan bahwa, seseorang itu masih bisa membayarkan utang puasanya setelah bulan Ramadhan tahun  berakhir.

Akan tetapi, tanggungannya jadi bertambah untuk qadha yang dilakukan setelah Ramadhan berakhir.

"Kalau sampai Ramadhan (tahun ini) dia belum men-qadha juga ? maka dia dapat qadha setelah Ramadhan plus fidyah. Fidyah apa ? memberi makan fakir miskin selama satu hari," ujar UAS.

"Bukan satu kali makan, tapi satu hari makan. Paling tidak tiga kali, makan pagi, siang, makan malam," sambung UAS.

Sementara itu, Muhammad Amin Rois, Dewan Syari'ah Solo Peduli menjelaskan mengenai pengganti puasa Ramadan di tahun sebelumnya.

"Apabila ada beberapa umat Islam yang berhalangan puasa pada bulan Ramadhan di tahun sebelumnya, maka wajib untuk menggantinya atau qadha puasa," ujarnya kepada Tribunnews.com dalam acara OASE secara virtual di kanal YouTube Tribunnews.com beberapa waktu lalu.

Selain itu, Muhammad Amin Rois pun menyebutkan mengganti hutang puasa Ramadan bisa dilakukan dengan membayar fidyah.

Ada juga yang berpendapat bila membayar fidyah atau mengganti dengan memberikan makanan ke sesama yang membutuhkan.

"Pada orang dengan kondisi tertentu, ia bisa membayar fidyah untuk mengganti puasa yang ditinggalkannya.

Caranya dengan memberi makan fakir miskin sesuai jumlah puasa yang ditinggalkan," katanya.

Dewan Syari'ah Solo Peduli itu menyampaikan ketentuan bila membayar fidyah bisa berupa satu porsi makanan yang sudah siap disantap.

Mengenai bentuk makanannya itu dikembalikan kepada kondisi masing-masing.

Terpenting adalah memberikan makanan sesuai kemampuan dan yang terpenting ikhlas.

"Sebenarnya, konsepnya memberikan makanan.

Namun, sekarang juga ada yang membayar fidyah dengan nominal atau uang. Ada yang Rp 10 ribu atau Rp 15 ribu," kata Muhammad Amin Rois.

Membayar fidyah bisa dilakukan bagi ibu hamil dan ibu menyusui.

Ada pula sejumlah orang yang diperbolehkan untuk tidak menjalankan puasa Ramadan dan menggantinya di hari lainnya.

Orang-orang yang diperbolehkan itu seperti orang sakit, musafir, lansia, ibu hamil, ibu menyusui, dan lain-lain.

Wanita yang sedang hamil juga diperbolehkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan dan bisa diganti dengan membayar fidyah.

Berikut ini orang yang diberi keringanan dan orang yang boleh meninggalkan puasa, dikutip dari Buku Tuntunan Ibadah pada Bulan Ramadhan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah:

1. Orang yang diberi keringanan (dispensasi) untuk tidak berpuasa, dan wajib mengganti (mengqadla) puasanya di luar bulan Ramadhan:

a. Orang yang sakit biasa di bulan Ramadhan.

b. Orang yang sedang bepergian (musafir).

2. Orang yang boleh meninggalkan puasa dan menggantinya dengan fidyah 1 mud ( 0,6 kg) atau lebih makanan pokok, untuk setiap hari.

a. Orang yang tidak mampu berpuasa, misalnya karena tua dan sebagainya.

b. Orang yang sakit menahun.

c. Perempuan hamil.

d. Perempuan yang menyusui.

Baca juga: Jelang Ramadhan 2023, Begini Cara Bayar Fidyah atau Utang Puasa Tahun Sebelumnya

Baca juga: Amalan Sambut Ramadhan 1444 Hijriah Lengkap Dengan Doa dan Dzikir

Baca juga: Pemkab Tanjabbar imbau OPD pantau harga bahan pokok jelang ramadhan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved