Diprediksi pada 2030, Istanbul Turki Akan Diguncang Gempa Besar

Sejumlah penelitian dan ahli seismolog memprediksi kawasan Istanbul, Turki akan kembali diguncang gempa bumi besar pada 2030.

Editor: Suci Rahayu PK
Photo by Adem ALTAN / AFP
Tim penyelamat di Turki dan Suriah menghadapi cuaca dingin, gempa susulan dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali korban selamat yang terkubur oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. Beberapa kehancuran terparah terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep, sebuah kota berpenduduk dua juta jiwa di mana seluruh blok sekarang menjadi reruntuhan di bawah salju yang menumpuk. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sejumlah penelitian dan ahli seismolog memprediksi kawasan Istanbul, Turki akan kembali diguncang gempa bumi besar pada 2030.

Prediksi ini diungkap, setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,8 menghantam Turki dan Suriah pada 6 Februari lalu hingga menewaskan lebih dari 45 ribu jiwa sementara jutaan orang kehilangan tempat tinggal akibat insiden tersebut.

"Gempa besar dengan perkiraan lebih dari 7.5 magnitudo diprediksi akan terjadi di Istanbul. Gempa semacam itu bisa menyebabkan kematian ratusan ribu orang dan juga total bangunan roboh dan rusak parah sekitar 50 ribu sampai 200 ribu," kata Seorang sarjana perkotaan Turki, Murat Gurney.

Melansir dari Ndtv, Istanbul sendiri merupakan wilayah yang terletak dibawah patahan utama di Turki.

Apabila sejumlah garis patahan di wilayah tersebut saling bergesekan maka hal itu berpotensi menyebabkan getaran energi besar yang dapat memicu pergerakan lempeng tanah.

Meski masih prediksi, namun bila kekhawatiran itu benar terjadi maka diperkirakan jumlah korban jiwa yang terdampak gempa Istanbul pada 2030 akan jauh lebih besar dari gempa sebelumnya.

Baca juga: Nikita Mirzani Emosi Orang Tua Brigadir Yosua Minta Dibuatkan Museum: Minta Jadi Pahlawan Sekalian!

Baca juga: Terapkan Digitalisasi, DPathi Coffee Jambi Jual Menu dan Pembayaran Online

Terlebih Istanbul sendiri merupakan kota terbesar dan rumah bagi 16 sampai 20 juta warga Turki.

Gurney menjelaskan korban jiwa dalam jumlah besar bisa terhindar bila pemerintah Turki segera mempercepat relokasi para warga yang tinggal di bangunan tak layak dan tempat kumuh. Karena penundaan relokasi penduduk bisa menyebabkan malapetaka di masa depan.

"Bangunan berisiko tinggi, yang mayoritas liar dan tidak tahan gempa, harus segera ditransformasi cara ini perlu diambil agar bangunan tersebut tidak roboh bahkan terhadap gempa kecil sekali pun," tambah Gurney.

Selain melakukan pemindahan, Gurney juga menghimbau pemerintah Turki untuk menggelontorkan dana pencegahan gempa guna membangun sejumlah bangunan tahan gempa.

Kendati ancaman gempa terus menghantui masyarakat Turki, namun Guney mengatakan masih ada peluang baik bagi Istanbul lantaran kota ini memiliki 150 ribu bangunan tahan gempa yang masih belum ditempati.

"Jumlah bangunan kosong cukup untuk mereka yang mau pindah dari bangunan risiko tinggi. Namun, keputusan tersebut hingga kini belum pernah diambil oleh pemerintah pusat," tutup Gurney.

 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Nikita Mirzani Emosi Orang Tua Brigadir Yosua Minta Dibuatkan Museum: Minta Jadi Pahlawan Sekalian!

Baca juga: Fadli Sudria Dorong Perusahaan Lakukan Program Transfer Knowledge ke Siswa

Baca juga: Viral di Tiktok, Lagu Mahalini Versi Dangdut, Download Videonya di Snaptik

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved